• Menelisik Rayuan Setan Dalam Kisah Nabi Yusuf (5) Pertemuan Kembali Antara Yusuf A.S Dan Saudara-Saudaranya

    Kemudian datanglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara tetangga Mesir yang sudah kekurangan bahan makanan. Mereka datang mengharapkan pertolongan dari Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta bahan makanan lain yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.
    Di antara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestin, termasuk di antara merek ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, yang merupakan penyebab utama bagi penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi sebaliknya merek tidak mengenalnya lagi. Bahkan tidak terlintas dalam pikiran mereka bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak.

    Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah juru bicara rombongan tadi: "Wahai Paduka Tuan, kami adalah putera-putera Ya'qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di antara kami, kami tinggalkan di rumah untuk menjaga ayah kami yang telah lanjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga sekarang kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, untuk memohon pertolongan dan bantuan dari Tuan yang budiman, kiranya tuan akan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan untuk memenuhi keperluan kami yang sangat mendesak karena krisis bahan makanan telah menimpa daerah kami".

    Berkatalah Nabi Yusuf menjawab permohonan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami meragukan identitas kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dapat mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh kami untuk membuat kekacauan di negeri kami. Oleh karenanya kami menghendaki bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau kamu membawa saksi-saksi yang bisa membuat kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera Ya'qub.
    Paduka Tuan Yang bijaksana! (sambung juru bicara itu) "Kami adalah orang-orang musafir yang asing di negeri tuan. Tidak seorang pun di sini mengenal kami atau kami mengenal mereka. Sulit sekali bagi kami saat ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana yang Tuan inginkan. Kami hanya pasrah kepada Tuan agar memberi jalan kepada kami dengan cara yang bagaimana kami dapat memenuhi keinginan tuan itu. Baiklah! (Nabi Yusuf berkata) "Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari gudang kami secukupnya sesuai dengan kebutuhan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin dengan membawa saudara bungsumu yang kamu tinggalkan dirumah. Jika syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan melayani keperluan kamu untuk masa selanjutnya.

    Juru bicara tadi berkata: " Tuan! Kami mengira ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bungsu kami ke sini, karena ia adalah putera kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf sejak ia keluar dari rumah menghilang tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun juga demi kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sebisa mungkin untuk membujuk ayah agar mengizinkan kami membawa adik Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan datang.

    Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang datang memerlukan gandum, tidak ada niatan dalam hatinya untuk mempersulit mereka untuk balas dendam atas perbuatan yang mereka telah lakukan terhadap dirinya. Soal-jawab yang dilakukan dengan mereka hanya sekedar ingin mengetahui keadaan ayah dan adiknya, Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan itu hanyalah taktiknya untuk bertemu kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama berpisah.

    Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum dan bahan makanan yang mereka perlukan. Sedang barang-barang emas dan perak yang mereka bawa untuk membeli gandum dan bahan makanan itu, dikembalikan ke dalam karung-karung mereka secara diam-diam tanpa mereka ketahui.
    Setibanya kembali di Palestina mereka bercerita kepada ayahnya Ya'qub tentang perjalanan mereka dan bagaimana Yusuf menerima mereka, yang dipujinya sebagai penguasa yang bijak, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit pun kesukaran yang mereka alami untuk mendapatkan gandum. Disampaikan itu, mereka juga menceritakan bahwa jika mereka datang lagi ke Mesir untuk membeli gandum dan bahan makanan, agar membawa adik bungsu mereka, Benyamin atas permintaan sang Penguasa. Jika adik bungsunya tidak dibawa, mereka tidak akan dilayani dan tidak diperkenankan membeli gandum yang mereka perlukan.

    Nabi Ya'qub, serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya, berkata: "Tidak! Sesekali tidak akan aku izinkan kamu membawa Benyamin jauh dariku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan adikmu, Yusuf. Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya. Akan tetapi apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu biarkan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yang telah kualami mengenai diri Yusuf dan jangan sampai peristiwa itu terulang lagi kali ini kepada Benyamin".

    Ketika karung-karung yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya terdapat barang-barang emas dan perak yang telah mereka bayarkan untuk harga gandum yang dibeli. Maka tercengang bercampur gembira. Berlari-larilah mereka menyampaikan keheranan mereka kepada ayahnya. Mereka berkata: "Wahai ayah! Kami tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu. Penguasa Mesir memang orang yang baik hati. Lihatlah barang-barang emas dan perak yang telah kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami terima. Semuanya dikembalikan ke dalam karung-karung kami tanpa sepengetahuan kami. Jadi apa yang kami bawa ini adalah suatu pemberian (hadiah) dari penguasa Mesir yang sangat murah hati itu.

    Dengan diperolehnya gandum secara percuma (gratisan) dari putera yang tidak mereka kenali lagi itu, keluarga Ya'qub menjadi tenang dalam beberapa waktu, karena api di dapur rumah akan tetap menyala. Akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah, ketika Nabi Ya'qub melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurang, sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum tak kunjung berahir, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir untuk memperoleh gandum lagi yang kedua kalinya dari Yusuf, wakil Raja negeri itu. Dan karena putera-putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mereka kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut-sertakan putera bungsunya Benyamin dalam rombongan abang-abangnya.

    Dengan iringan doa serta nasehat dari ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yang terdiri dari sebelas orang itu. Setibanya mereka di perbatasan kota, berpisahlah mereka menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mereka demi untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mereka adalah mata-mata musuh.

    Setibanya di istana kerajaan mereka diterima oleh adik mereka sendiri, yakni Yusuf yang belum mereka kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan penghormatan serta diberinya mereka jamuan makan. Bagi mereka disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bungsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap di dalam istana.

    Sewaktu berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan air mata seraya berkata kepada abangnya yang belum dikenal kembali: "Andaikan abangku Yusuf masih hidup, niscaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain. Yusuf lalu menghibur hati adiknya dengan kata-kata: "Sukakah engkau bila aku menjadi abangmu menggantikan abangmu yang hilang itu? Benyamin menjawab: "Tentu! Namun sayang sekali, karena engkau tidak dilahirkan dari ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil.

    Mendengar kata-kata si adik yang merenyuhkan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abangnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan-penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke dalam sumur, diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahan dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan karunia Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri ceritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahasiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.

    Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abangnya yang selalu dikenang sejak ia hilang meninggalkan rumah. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat membayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sehat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal di dalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang, ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejak engkau menghilang dari rumah, sampai-sampai matanya menjadi putih karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya.
    Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan

    Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mereka untuk pulang kembali ke negerinya. Setelah berjabat tangan, meminta diri dari Yusuf, bergeraklah kafilah mereka menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mereka dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, untuk diadakan pemeriksaan terhadap barang-barang yang mereka bawa. Para pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang dari mereka ada yang mencurinya.
    Kafilah berhenti di tempat dan dengan heran berkata juru bicara mereka: "Demi Allah kami datang kemari bukan untuk mengacau dan sagat tidak mungkin salah seorang dari kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Mana mungkin kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri barang-barangnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak keberatan karung-karung dan barang-barang kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan jika ternyata ada salah seorang dari kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan barang-barangnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal.

    Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal tadi. Barang-barang dan karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah piala yang hilang itu! Para anggota rombongan terkejut sambil memandang satu dengan yang lain keheran-heranan, seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri sendiri, musibah apakah gerangan yang menimpa mereka ini? sangat berat bahkan tidak mungkin, mereka akan percaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang akan mencemarkan nama baik mereka. Namun yang mereka saksikan dengan mata kepalanya masing-masing tidak dapat dipungkiri dan ditolak kebenarannya.

    Pemimpin rombongan bertanya kepada pengawal, dari mana mereka mendapatkan piala itu? Mereka menunjukkan kepada salah satu karung, yang ternyata karungitu kepunyaan adik bungsu mereka Benyamin. Maka sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.
    Dalam keadaan seperti itu, terbayanglah dihadapan mereka wajah ayah mereka, Ya'qub yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenang dan mengingat Yusuf. Ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mereka ke Mesir karena kuatir akan terulangnya kembali tragedi Yusuf itu menimpa adik bungsunya, Benyamin. Bagaimana mereka harus menghadap ayah mereka yang telah memberikan janji teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah ayah mereka akan percaya jika diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mereka semakin parah, bahkan mungkin saja hal itu akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya?

    Di saat pertanyan-pertanyaan itu memenuhi pikiran abang-abangnya, Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepatah kata pun. Ia terdiam keheranan, bagaimana piala itu bisa berada dalam karungnya. Padahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap dirinya, namun ia merasa itu sia-sia belaka, bahkan mungkin juga hal itu akan menambah jengkel para pengawal yang telah mengeluarkan piala dari karungnya sebagai bukti yang nyata yang tidak dapat dibantah. Ia hanya berpasrah kepada Allah.

    Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang dari mereka untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Mereka berkata: "Wahai Paduka Tuan! kami sadar bahwa adik bungsu kami bersalah dan kami tidak dapat memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala ditemukan di dalam karungnya. Akan tetapi kami mohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin dibiarkan meninggalkan Mesir bersam akami dan sebagai gantinya, tuan dapat memilih salah seorang dari kami sebagai tahanan. Sebab jika rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sangat menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dapat membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehilangan putera kesayangannya Yusuf. Adik kami Benyamin inilah yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak terpaksa karena persediaan gandum di rumah hampir habis. Kami sangat mengharapkan belas kasihan Tuan demi ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya.
    Yusuf memotong permohonan abang-abangnya dan berpegang teguh pada kesepakatan yang telah disetujui bersama, bahwa barang siapa yang kedapatan piala itu di dalam karungnya, ialah yang akan ditahan. Apa lagi menurut syariat Nabi Ya'qub bahwa barang siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya.

    Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abang-abang Yusuf, gagal memperoleh persetujuannya untuk melepas Benyamin dari tahanan. Yahudza, saudara tertua di antara mereka berkata: "Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melempar Yusuf ke dalam sumur hingga ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri di sini tanpa kami ketahui nasib selanjutnya. Kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia bertanya kepada kafilah-kafilah dan orang-orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mereka sendiri di tempat kami ditahan.

    Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan abang tertuanya, Yahudza dan adik bungsunya Benyamin. Setiba mereka di rumah hanya dengan sembilan orang dan menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling dari mereka dan mengusap dada: "Oh alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang sangat aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukanku kembali dengan anak-anakku semuanya.

    Putera-puteranya berkata: "Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenang Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari pikiranmu. Menjawab teguran putera-puteranya itu, Ya'qub berkata: "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak ketahui.
    Kemudian, mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, sepeninggal abang-abangnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam karungnya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk dimasukkan ke dalam karung Benyamin itu dengan maksud menahannya agar tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.

    more
  • Kusus Buat Pengantin Baru MALAM PERTAMA
    BY: El Malawi

    Ketika malam pertama datang.
    Jantung berdetak lebih kencang.
    Hati menjadi deg-degan.
    Rasa malu menyelimuti keinginan.
    Begitu tahu minta tambahan.
    Minta satu bonus bertumpukan.
    Hingga Pujangga menggerakkan lisan
    “Wahai malam.....
    Panjangkanlah waktumu!
    Wahai kantuk.... Sirnalah dariku!
    Wahai fajar..... Berhentilah!
    Janganlah kau terburu terbit!”



    MALAM YANG PANJANG
    BY: Afy Fu’ady El Lasemy

    Malam Jum’at malam deg-degan
    Malam menjelang akad pernikahan
    Baca mantra siapkan kekuatan
    Jangan kalah di medan peperangan

    Malam Jum’at malam yang panjang
    Malam yang asyik buat dzikiran
    Dzikir bersama gadis pujaan
    Dzikir yang asyik penuh kenikmatan

    Aaayo dzikirr ... jangan kau lewatkan
    Malam pertama penuh kehangatan
    Walaupun sambil hati deg-degan
    Namun itu sangat menyenangkan

    Aaayo dzikirr ... jangan kau ragukan
    Lakukanlah dengan pelan-pelan
    Jangan sampai engkau salah jalan
    Nikmatilah dengan kekhusyu’an

    Malam Jum’at malam pertandingan
    Sepak bola tanpa ada lawan
    Tanpa penonton hanya berduaan
    Sampai subuh bangun kesiangan

    Pertandingan dzikir kenikmatan
    Dzikir malam dengan kedekatan
    Ibadah asyik penuh kenikmatan
    Syukurlah engkau pada Sang Tuhan

    more
  • Memetik Buah Pahala Di Taman Surgawi Ramadhan MEMETIK BUAH PAHALA
    DI TAMAN SURGAWI RAMADHAN
    BY : Anas Mas’udi El Malawy

    “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah agama Islam” (QS. Aly Imran:19)

    MUQADDIMAH
    Islam berdiri di atas lima pondasi pokok yang saling terkait satu dengan lainnya dan kelima pondasi tersebut merupakan paku bumi atau ckaar alamnya. Jika salah satunya ditinggalkan, maka posisi Islam orang yg melakukan hal tersebut menjadi lemah. Lima pondasi tersebut dalam pelaksanaannya dijalankan dengan berurutan dan harus dilasanakan secara keseluruhan bagi yang bisa menjalankannya.
    Pondasi-pondasi tersebut sangat sesuai dengan etika atau norma dalam berinteraksi, baik dengan sesama, lingkungan maupun dengan Sang Pencipta. Lima pondasi tersebut adalah dua kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji yang kita kenal dengan “Rukun Islam”. Rasul SAW pernah bersabda : “Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusan Allah (dua kalimat syahadat), mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Ka'bah”. ( HR.Bukhari Muslim )
    Dari lima pondasi tadi yang paling esensi dan urgen, yang paling pertama dan yang paling utama adalah Dua Kalimat syahadat. Sebab semua amal perbuatan baik apapun yang dilakukan orang yang belum bersyahadat (kafir/non muslim) tidak bisa diterima. Sedangkan orang yang lahir dalam keadaan muslim cukup baginya syahadat orang tuanya, yakni tidak harus mengucapkannya lagi kelak di waktu ia sampai pada usia akil baligh. Pondasi yang pertama ini merupakan hubungan kusus antara Sang Khaliq dengan makhluqNya.
    Shalat adalah pondasi kedua yang merupakan tiangnya Islam. Barang siapa yang meninggalakan shalat berarti ia sama halnya merobohkan agama dan barang siapa menegakkan shalat berarti ia sama halnya menegakkan agama. Oleh karenanya shalat diwajibkan bagi setiap hamba yang sudah akil baligh tanpa terkecuali di manapun ia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga tetap shalat menjadi kewajibannya.
    Dari satu sisi shalat merupakan sarana kusus bagi hamba untuk bermunajat pada Sang Penciptanya dan saat itulah saat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tuhannya. Oleh karenanya sangat dianjurkan baginya untuk memohon petunjuk dan dan pertolongan kepada Sang Penciptanya saat ia melakukan shalat atau setelahnya. Dari sisi lain shalat memberi fungsi social jika dikerjakan dengan berjamaah. Di mana hal itu dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama.
    Berikutnya adalah zakat yang merupakan penyempurna amal ibadah puasa. Adapun urutannya yang dahulu dari pada puasa dalam hadis Nabi sAW itu menunjukkan bahwa zakat sangatlah penting dalam Islam untuk menunjang kemajuan pemeluknya karena itu bisa mengurangi jumlah kemiskinan yang ada. Dari sisi lain juga bisa dipahami bahwa hal tersebut menunjukkan akan perhatian Islam yg sangat besar terhadap masalah zakat karena di sana banyak dari umat Islam yang enggan untuk mengeluarkan zakat. Di mana mereka yang enggan mengeluarkan zakat tersebut cenderung bepikir matrealistis yang menganggap harta kekayaan yang dimiliki adalah jerih payahnya sendiri dan orang lain tidak berhak untuk memilikinya. Pola pikir seperti inilah yang menyebabkan kemunduran umat Islam.
    Jika puasa dapat membersihkan jiwa seorang hamba dari berbagai kotoran dan penyakitnya, maka zakat berfungsi untuk membersihkan harta bendanya dari barang-barang syubhat (yg tidak jelas halal dan haramnya). Jixa seorang hamba telah dibersihkan jiwa dan hartanya, maka saat itulah ia berhak untuk berhari raya. Sehingga hari raya tersebut diberi nama “Iedul Fitri” yang artinya (dalam bahasa Arab) “hari raya kesucian”; yakni suatu hari di mana seorang hamba dapat kembali pada lembaran aslinya yang masih putih bersih laksana bayi yang baru lahir tanpa dosa dan noda.
    Adapun pondasi yang keempat adalah puasa yang merupakan salah satu perintah Allah sebagai upaya bagi seorang hamba untuk mengenali dirinya dan sebagai salah satu bentuk ujian bagi keimanannya. Dari satu sisi puasa dapat mengantarkan seseorang untuk menjadi seorang penderma jika ia mau berpikir tentang kelaparan yang dirasakan saat berpuasa di siang hari. Dari sisi lain puasa dapat meningkatan keimanan seorang hamba jika ia selalu ingat bahwa puasa adalah kewajiban dari Tuhannya. Pun dapat menurunkan keimanannya jika ia lalai akan datangnya kewajiban puasa tadi dari Sang Penciptanya.
    Dan pondasi yang terahir adalah haji yang merupakan salah satu sarana seorang hamba untuk interospeksi diri atas segala hal yang terlah dilakukan. Di mana saat menjalankan ibadah haji ia harus berkorban mengeluarkan banyak harta untuk bisa sampai ke tanah suci “Mekah”. Setelah sampai di sana semua symbol kemewahan harta dunia harus ia tanggalkan. Semua hamba saat itu dalam keadaan dan posisi yang sama di hadapan Ka’bah, baitullah. Hanya taqwa yang dapat membedakan perasaan haru dan senangnya saat berada di hadapan rumah suci tadi (ka’bah). Di sana ia dapat mengenang sejarah para panji-panji Islam yang dengan pengorbanannya Islam bisa jaya dan tersebar luas seantero dunia.
    Dalam waktu yang tidak lama lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh hikmah, barokah dan ampunan. Setiap amal kebaikan di dalamnya akan dimpahkan pahalanya dan setiap amal kejahatan akan dinanti taubatnya.
    Dalam konteks ini setiap pelaku amal ibadah harus mempunyai dasar yang benar atas amalan yang dikerjakan. Jika tidak ada dasarnya, maka amalnya bias jadi tidak sah dan tertolak di sisi Allah SWT. Oleh karena itu setiap amal ibadah yang dilakukan harus berdasarkan tuntunan syariat baik yang bersumber dari Al Qur’an maupun hadits Nab saw yang shahih.
    Dirwayatkan dari 'Aisyah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Barang siapa melakukan perbuatan yang bukan perintah kami, maka ia tertolak (tidak diterima)”. Dan dalam riwayat lain: “Barang siapa yang mengada-adakan dalam perintah kami ini yang bukan dari padanya, maka ia tertolak”. Sementara dalam riwayat lain lagi dikatakan: ”Barang siapa yang berbuat suatu urusan yang lain dari pada perintah kami, maka ia tertolak”. (HR.Ahmad. Bukhary dan Abu Dawud).
    Kandungan hadits shahih di atas menerangkan dengan jelas dan tegas bahwa segala perbuatan, amalan-amalan yang hubungannya dengan dien/syari'at terutama dalam masalah ‘ubudiyah wajib menurut panduan dan petunjuk yang telah digariskan oleh Rasulullah saw tidak boleh ditambah dan atau dikurangi meskipun menurut akal seolah-olah lebih baik.
    Di antara cara setan menggoda umat Islam ialah membisikkan suatu tambahan dalam urusan Dien (agama). Sayangnya, perkara ini dianggap sepele, enteng dan remeh oleh kebanyakan orang. Padahal perbuatan seperti itu merupakan suatu kerusakan yang amat fatal dan berbahaya.
    Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. berkhutbah (pidato) kepada manusia pada waktu haji Wada' (haji perpisahan). Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya setan telah berputus asa (dalam berusaha) agar ia disembah di bumimu ini. Tetapi ia ridha apabila (bisikannya) ditaati dalam hal selain itu; yakni suatu amalan yang kamu anggap remeh dari amalan-amalan kamu, berhati-hatilah kamu sekalian. Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu, yang jika kamu berpegang kepadanya niscaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya yaitu: Kitab Allah dan sunnah NabiNya”. ( HR. Al Hakim ).
    Dengan demikian dapat dipahami bagaimana Rasulullah saw. mengingatkan kita agar selalu waspada terhadap provokasi setan untuk beramal dengan menyalahi tuntunan Nabi sekalipun hal itu nampak remeh. Diriwayatkan dari Ghudwahaif bin Al-Harits ra ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw. “Setiap kaum yang mengadakan bid'ah (ibadah yang tidak pernah dilakukan Rasul atau sahabatnya di waktu beliau masih hidup), pasti saat itu diangkat (dihilangkan) sunnah semisalnya. Maka berpegang teguh kepada sunnah itu lebih baik daripada mengadakan bid'ah" ( HR. Ahmad ).
    Jadi, ketika amalan bid'ah ditimbulkan sekecil apapun bentuknya, maka pada saat yang sama sunnah Rasul telah dimusnahkan. Pada akhirnya lama kelamaan yang nampak dalam dien ini hanyalah perkara bid'ah sedangkan yang sunnah (mengikuti jejak Rasul saw) dan yang original telah tertutup. Pada saat itulah umat Islam akan menjadi lemah dan dikuasai musuh.
    Berkaitan dengan hal diatas, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menunaikan ibadah puasa ini sesempurna mungkin. Benar-benar bebas dari bid'ah sesuai dengan panduan yang telah digariskan oleh Rasulullah saw.
    Untuk keperluan itulah dalam risalah yang sederhana ini diterangkan beberapa hal yang berkaitan dengan amaliah puasa Ramadhan yang berdasarkan Nash-nash (teks-teks al Qur’an dan hadis) yang shariih (jelas). Dalil - dalil dan KESIMPULAN sengaja ditulis secar berurutan agar mudah dipahami antara hubungan amal dengan dalilnya. Oleh karena “tidak ada gading yang tak retak”, kata pepatah, sudah barang tentu risalah yang singkat ini sangat jauh dari sempurna. Walaupun demkian, semoga risalah ini diterima oleh Allah sebagai amal shalih yang bermanfaat bagi Penulis kususnya dan bagi setiap pembaca, umumnya terutama di akhirat nanti. Amien.

    Keutamaan Bulan Ramadhan Dan Beramal Di Dalamnya
    1. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda : “Ketika datang bulan Ramadhan datang kepadamu bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu sorga dibuka, pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka barang siapa terhalang dari kebaikannya (tidak beramal baik di dalamnya), sungguh ia benar-benar telah terhalang (tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini). ( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi).

    2. Diriwayatkan dari Urfujah, ia berkata : Aku berada di tempat 'Uqbah bin Furqad, maka masuklah ke tempat kami seorang dari Sahabat Nabi saw. ketika Utbah melihatnya ia merasa takut padanya, maka ia diam. Ia berkata: maka ia menerangkan tentang puasa Ramadhan ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda tentang bulan Ramadhan “Di bulan Ramadhan seluruh pintu neraka ditutup, seluruh pintu jannah (sorga) dibuka dan dalam bulan ini setan dibelenggu”. Selanjutnya ia berkata : “Dan dalam bulan ini ada malaikat yang selalu menyeru: Wahai orang yang selalu mencari/beramal kebaikan bergembiralah anda! dan wahai orang-orang yang mencari/berbuat kejelekan berhentilah (dari perbuatan jahat)! Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan Ramadhan”. (HR. Ahmad dan Nasa-i)

    3. Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : “Shalat Lima waktu, Shalat Jum'at sampai Shalat Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan sampai puasa Ramadhan berikutnya, adalah penutup dosa-dosa (kecil) yang diperbuat di antara keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi”. (H.R.Muslim)

    4. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Puasa dan al Qur'an itu memintakan syafa’at seorang hamba di hari Kiamat nanti. puasa berkata : Wahai Rabbku,aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa'at baginya. Dan berkata pula Al-Qur'an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat”. ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).

    5. Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda: “Sesungguhnya bagi jannah (sorga) itu ada sebuah pintu yang disebut " Rayyaan". Pada hari kiamat dikatakan: Di mana orang yang puasa? (untuk masuk Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir di antara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu”. (HR. Bukhary Muslim).

    6. Rasulullah saw. bersabda : “Barangsiapa puasa Ramadhan karena beriman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang” ( HR.Bukhary Muslim).

    Kesimpulan
    Kesemua Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita, tentang keutamaan bulan Ramadhan dan keutamaan beramal di dalamnya, di antaranya :
    1. Bulan Ramadhan adalah:
    • Bulan yang penuh Barakah.
    • Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
    • Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
    • Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
    • Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri. (dalil 1 & 2).

    2. Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :
    • Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
    • Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
    • Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah. ( dalil 3, 4, 5 dan 6).

    Dasar Disyariatkan Puasa
    1. "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa". ( QS Al-Baqarah : 183 ).

    2. "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil ), karena itu barang siapa diantara kamu menyaksikan (masuknya bulan ini ), maka hendaklah ia puasa... " (Al-Baqarah: 185).

    3. Telah bersabda Rasulullah saw : “Islam didirikan di atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad ituadalah utusan Allah. Mendirikan Shalat Mengeluarkan Zakat puasa di bulan Ramadhan Menunaikan haji ke Ka'bah”. ( HR.Bukhari Muslim ).

    4. Diriwayatkan dari Thalhah bin 'Ubaidillah ra. : bahwa sesungguhnya ada seorang bertanya kepada Nabi saw. : ia berkata : “Wahai Rasulullah beritakan kepadaku puasa yang diwajibkan oleh Allah atas diriku. Beliau bersabda : puasa Ramadhan. Lalu orang itu bertanya lagi: Adakah puasa lain yang diwajibkan atas diriku ? Beliau bersabda : tidak ada, kecuali bila engkau puasa Sunnah”.

    Kesimpulan : Dari ayat-ayat dan hadits-hadits diatas, kita dapat mengambil pelajaran :
    1. puasa Ramadhan hukumnya Fardu ‘Ain ( dalil 1, 2, 3 dan 4 ).
    2. puasa Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan (dalil no 1).

    Golongan Yang Wajib Berpuasa

    1. "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian untuk puasa, sebagaimana yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa”. ( Al-Baqarah : 183)

    2. Diriwayatkan dari Ali ra., ia berkata : Sesungguhnya nabi saw telah bersabda : “Telah diangkat pena (kewajiban syar'i/ taklif) dari tiga golongan; orang gila sampai dia sembuh - orang tidur sampai bangun - dari anak-anak sampai ia bermimpi / dewasa”. ( H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).

    Kesimpulan
    Keterangan di atas mengajarkan kepada kita bahwa yang diwajibkan puasa Ramadhan adalah setiap orang beriman (Muslm) baik lelaki maupun wanita yang sudah baligh/dewasa dan sehat akal /sadar.

    Golongan Yang Dilarang Berpuasa
    Diriwayatkan dari 'Aisyah ra. ia berkata : “Di saat kami haid (menstruasi) di masa Rasulullah saw, kami dilarang puasa dan diperintahkan mengqadha’nya, dan kami tidak diperintah mengqadha Shalat". ( H.R Bukhary Muslim).

    Kesimpulan
    Keterangan di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa haidhnya, lalu melanjutkan puasanya. Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa yag ditinggalkannya selama dalam haidh.

    Golongan Yang Mendapat Dispensasi Untuk Tidak Puasa
    1. “(Masa yang diwajibkan kamu puasa itu ialah) bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Al-Qur'an, menjadi pertunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan pertunjuk, dan (menjelaskan) antara yang haq dengan yang bathil. Karenanya, siapa saja dari antara kamu yang menyaksikan hilal bulan Ramadhan (atau mengetahuinya), maka hendaklah ia puasa di bulan itu; dan siapa saja yang sakit atau dalam musafir maka (bolehlah ia berbuka, kemudian wajiblah ia puasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (Dengan ketetapan yang demikian itu) Allah menghendaki kamu beroleh kemudahan, dan Ia tidak menghendaki kamu menanggung kesukaran. Dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadhan), dan supaya kamu membesarkan Allah karena mendapat pertunjukNya, dan supaya kamu bersyukur”. ( Al-Baqarah:185.)

    2. Diriwayatkan dari Mu'adz , ia berkata : “Sesungguhnya Allah swt telah mewajibkan atas nabi untuk puasa, maka DIA turunkan ayat ( dalam surat AL-Baqarah : 183-184), maka pada saat itu barang siapa mau puasa dan barang siapa mau memberi makan seorang miskin, keduanya diterima. Kemudian Allah menurunkan ayat lain ( AL-Baqarah : 185), maka ditetapkanlah kewajiban puasa bagi setiap orang yang mukim dan sehat dan diberi rukhsah ( keringanan) untuk orang yang sakit dan bermusafir dan ditetapkan cukup memberi makan orang misikin bagi orang yang sudah sangat tua dan tidak mampu puasa”.( HR. Ahmad, Abu Dawud, AL-Baihaqi dengan sanad shahih).

    3. Diriwayatkan dari Hamzah Al-Islamy : “Wahai Rasulullah, aku dapati bahwa diriku kuat untuk puasa dalam safar, berdosakah saya? Maka beliau bersabda : Hal itu adalah merupakan kemurahan dari Allah Ta'ala, maka barang siapa yang menggunakannya maka itu suatu kebaikan dan barang siapa yang lebih suka untuk terus puasa maka tidak ada dosa baginya". ( H.R.Muslim)

    4. Diriwayatkan dari Sa'id Al-Khudry ra. ia berkata : “Kami bepergian bersama Rasulullah saw. ke Makkah, sedang kami dalam keadaan puasa. Selanjutnya ia berkata: Kami berhenti di suatu tempat. Maka Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya kamu sekalian sudah berada di tempat yang dekat dengan musuh kalian dan berbuka lebih memberi kekuatan kepada kamu. Ini merupakan rukhsah, maka di antara kami ada yang masih puasa dan ada juga yang berbuka. Kemudian kami berhenti di tempat lain. Maka beliau juga bersabda: Sesungguhnya besok kamu akan bertemu musuh, berbuka lebih memberi kekuatan kepada kamu sekalian,maka berbukalah. Maka ini merupakan kepastian, kamipun semuanya berbuka. Selanjutnya bila kami bepergian beserta Rasulullah saw. kami puasa”. ( H.R Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).

    5. Diriwayatkan dari Sa'id Al-Khudry ra. ia berkata : “Pada suatu hari kami pergi berperang beserta Rasulullah saw. di bulan Ramadhan. Di antara kami ada yang puasa dan di antara kami ada yang berbuka. Yang puasa tidak mencela yang berbuka dan yang berbuka tidak mencela yang puasa. Mereka berpendapat bahwa siapa yang mendapati dirinya ada kekuatan lalu puasa, hal itu adalah baik dan barang siapa yang mendapati dirinya lemah lalu berbuka, maka hal ini juga baik". (HR. Ahmad dan Muslim)

    6. Dari Jabir bin Abdullah : “Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pergi menuju ke Makkah pada waktu fathu Makkah, beliau puasa sampai ke Kurraa’il Ghamiim dan semua manusia yang menyertai beliau juga puasa. Lalu dilaporkan kepada beliau bahwa manusia yang menyertai beliau merasa berat, tetapi mereka tetap puasa karena mereka melihat apa yang tuan amalkan (puasa). Maka beliau meminta segelas air lalu diminumnya. Sedang manusia melihat beliau, lalu sebagian berbuka dan sebagian lainnya tetap puasa. Kemudian sampai ke telinga beliau bahwa masih ada yang nekad untuk puasa. Maka beliaupun bersabda : mereka itu adalah durhaka”. (HR.Tirmidzy).

    7. Dari Ibnu Abbas. Ia berkata: “wanita yang hamil dan wanita yang menyusui apabila khawatir atas kesehatan anak-anak mereka, maka boleh tidak puasa dan cukup membayar fidyah memberi makan orang miskin". (Riwayat Abu Dawud ). Shahih

    8. Diriwayatkan dari Nafi' dari Ibnu Umar: “Bahwa sesungguhnya istrinya bertanya kepadanya ( tentang puasa Ramadhan ) sedang ia dalam keadaan hamil. Maka ia menjawab : Berbukalah dan berilah makan sehari seorang miskin dan tidak usah mengqadha puasa”. (Riwayat Baihaqi) Shahih.

    9. Diriwayatkan dari Sa'id bin Abi 'Urwah dari Ibnu Abbas beliau berkata : “Apabila seorang wanita hamil khawatir akan kesehatan dirinya dan wanita yang menyusui khawatir akan kesehatan anaknya jika puasa Ramadhan. Beliau berkata : Keduanya boleh berbuka (tidak puasa ) dan harus memberi makan sehari seorang miskin dan tidak perlu mengqadha puasa". (HR.Ath-Thabari dengan sanad shahih di atas syarat Muslim , kitab AL-irwa jilid IV hal 19).

    Kesimpulan
    Pelajaran yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah :
    1. Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah :
    1. Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
    2. Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.

    2. Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena:
    1. Umurnya sangat tua dan lemah.
    2. Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
    3. Mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
    4. Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
    5. Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan. ( dalil 2,7,8 dan 9).

    Rukun Puasa
    1. "... dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam...( AL-Baqarah :187).

    2. Adiy bin Hatim berkata: “Ketika turun ayat ; artinya (...hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam...), lalu aku mengambil seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu akau simpan di bawah bantalku. Maka pada waktu malam saya amati, tetapi tidak tampak jelas, maka saya pergi menemui Rasulullah saw. Dan saya ceritakan hal ini kepada beliau. Beliupun bersabda: Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan terangnya siang (fajar)”. ( H.R. Bukhary Muslim).

    3. Allah Ta'ala berfirman : "Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlashkan ketaatan untukNya". ( Al-Bayyinah :5)

    4. Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat, dan setiap orang mendapat balasan sesuai dengan apa yang diniatkan”. ( H.R Bukhary dan Muslim).

    5. Diriwayatkan dari Hafshah , ia berkata : “Telah bersabda Nabi saw. : Barangsiapa yang tidak beniat (puasa Ramadhan) sejak malam, maka tidak ada puasa baginya”. (HR. Abu Dawud) Hadits Shahih.
    Kesimpulan
    Keterangan ayat dan hadist di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut :
    a. Berniat sejak malam hari ( dalil 3,4 dan 5).
    b. Menahan makan, minum, Jima' (senggama) dengan isteri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari ( Maghrib), ( dalil 1 dan 2).

    Hal-hal Yang Membatalkan Puasa
    1. "...dan makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam (fajar ), kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam..." ( Al-Baqarah : 187).

    2. Dari Abu Hurairah ra: bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Barang siapa yang terlupa, sedang dia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya. Hal itu karena sesungguhnya Allah hendak memberinya karunia makan dan minum". (Hadits Shahih, riwayat Al-Jama'ah kecuali An-Nasai).

    3. Dari Abu Hurairah ra. bahwa sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : “Barang siapa yang muntah dengan tidak sengaja, padahal ia sedang puasa - maka tidak wajib qadha ( puasanya tetap sah ), sedang barang siapa yang berusaha sehinggga muntah dengan sengaja, maka hendaklah ia mengqadha (puasanya batal)”. ( H.R : Abu Daud dan At-Tirmidziy )

    4. Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata : “Di saat kami haidh ( datang bulan ) di masa Rasulullah saw. kami dilarang puasa dan diperintah untuk mengqadhanya dan kami tidak diperintah untuk mengqadha’ shalat”. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    5. Diriwayatkan dari Hafshah, ia berkata : Telah bersabda Nabi saw. “Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa ( Ramadhan ) sejak malam, maka tidak ada puasa baginya”. ( H.R : Abu Daud ) hadits shahih.

    6. Telah bersabda Rasulullah saw: “Bahwa sesungguhnya semua amal itu harus dengan niat”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    7. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : “Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: Ya Rasulullah saya terlanjur menyetubuhi istri saya (di siang hari) padahal saya dalam keadaan puasa ( Ramadhan ), maka Rasulullah saw bersabda : Punyakah kamu seorang budak untuk dimerdekakan? Ia menjawab : Tidak. Rasulullah saw bersabda : Mampukah kamu puasa dua bulan berturut-turut ? Lelaki itu menjawab : Tidak. Beliau bersabda lagi : Punyakah kamu persediaan makanan untuk memberi makan enam puluh orang miskin ? Lelaki itu menjawab : Tidak. Lalu beliau diam, maka ketika kami dalam keadaan semacam itu, Rasulullah datang dengan membawa satu keranjang kurma, lalu bertanya : di mana orang yang bertanya tadi? Ambillah kurma ini dan shadaqahkan dia. Maka orang tersebut bertanya : Adakah kepada orang yang lebih miskin dari padaku ya Rasulullah ? Demi Allah tidak ada diantara sudut-sudutnya ( Madinah ) keluarga yang lebih miskin dari pada keluargaku. Maka Nabi saw. lalu tertawa xecil sampai terlihat gigi serinya kemudian bersabda : Ambillah untuk memberi makan keluargamu”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    Kesimpulan
    Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas menerangkan kepada kita bahwa hal-hal yang dapat membatalkan puasa ( Ramadhan ) ialah sbb :
    • Sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa. ( dalil : 2 )
    • Sengaja membikin muntah. Bila muntah dengan tidak disengaja, maka tidak membatalkan puasa. ( dalil :3 )
    • Pada siang hari terlintas niat untuk berbuka. (dalil : 5 dan 6 )
    • Dengan sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan. Hal ini di samping puasanya batal ia terkena hukuman berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan enam puluh orang miskin.( dalil : 7 )
    • Datang bulan di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib ). (dalil:4)

    Hal-hal Yang Diperbolehkan Dalam Puasa
    1. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Ia berkata: “Sesungguhnya Nabi saw. dalam keadaan junub sampai waktu Shubuh sedang beliau sedang dalam keadaan puasa, kemudian mandi”. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    2. Diriwayatkan dari Abi Bakar bin Abdurrahman, dari sebagian sahabat-sahabat Nabi saw. ia berkata kepadanya : “Dan sungguh telah saya lihat Rasulullah saw. menyiram air di atas kepala beliau padahal beliau dalam keadaan puasa karena haus dan karena udara panas”. ( H.R : Ahmad, Malik dan Abu Daud )

    3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: “Sesungguhnya Nabi saw berbekam sedang beliau dalam keadaan puasa”. (H.R : Al-Bukhary ).

    4. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Ia berkata: “Adalah Rasulullah saw mencium ( istrinya ) sedang beliau dalam keadaan puasa dan menggauli dan bercumbu rayu dengan istrinya (tidak sampai bersetubuh) sedang beliau dalam keadaan puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling kuat menahan birahinya”. ( H.R : Al-Jama'ah kecuali Nasa'i) hadits shahih.

    5. Diriwayatkan dari Abdullah bin Furuuj : “Bahwa sesungguhnya ada seorang wanita bertanya kepada Ummu Salamah ra. Wanita itu berkata : Sesungguhnya suami saya mencium saya sedang dia dan saya dalam keadaan puasa, bagaimana pendapatmu? Maka ia menjawab : Adalah Rasulullah pernah mencium saya sedang beliau dan saya dalam keadaan puasa”. ( H.R : Ath Thahawi dan Ahmad dengan sanad yang baik dengan mengikut syarat Muslim ).

    6. Diriwayatkan dari Luqaidh bin Shabrah : Sesungguhnya Nabi saw bersabda “Apabila kamu beristinsyaaq ( menghisap air ke hidung ) keraskan kecuali kamu dalam keadaan puasa”. ( H.R :Ashhabus Sunan )

    7. Perkataan ibnu Abbas : “Tidak mengapa orang yang puasa mencicipi cuka dan sesuatu yang akan dibelinya”. ( Ahmad dan Al-Bukhary ).

    Kesimpulan
    Hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa hal-hal tersebut di bawah ini bila diamalkan tidak membatalkan puasa :
    1. Menyiram air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian pula menyelam ke dalam air pada siang hari.
    2. Menta'khirkan mandi junub setelah adzan Shubuh. (dalil : 1 )
    3. Berbekam pada siang hari. ( dalil : 3 )
    4. Mencium, menggauli, mencumbu istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari.( dalil 4 dan 5 )
    5. Beristinsyak ( menghirup air kedalam hidung ) terutama bila akan berwudhu, asal tidak dikuatkan menghirupnya. ( dalil : 6 )
    6. Disuntik di siang hari.
    7. Mencicipi makanan asal tidak ditelan.(dalil :7)

    Adab Berpuasa
    1. Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab ra. telah bersabda Rasulullah saw: “Apabila malam sudah tiba dari arah sini dan siang telah pergi dari arah sini, sedang matahari sudah terbenam, maka orang yang puasa boleh berbuka”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    2. Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad : “Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : Manusia ( ummat Islam ) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
    3. Diriwayatakan dari Anas ra., ia berkata : “Rasulullah saw berbuka dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah ) sebelum shalat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk”. ( H.R : Abu Daud dan Al-Hakiem )

    4. Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : “Apabila salah seorang di antara kamu puasa hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih”. ( H.R : Ahmad dan At-Tirmidzi )

    5. Diriwayatkan dari Ibnu Umar : “Adalah Nabi saw. selesai berbuka Beliau berdo'a (artinya) telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada Insya Allah”. ( H.R : Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits hasan )

    6. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: “Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu ( yang sudah terhidang )”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    7. Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : “Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkah”. (H.R : Al-Bukhary )

    8. Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw. bersabda : “Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah”. ( H.R : An-Nasa'i )

    9. Diriwayatkan dari Zaid ibn Tsabit berkata : “Kami sahur bersama Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk menunaikan shalat ( Shubuh ). saya berkata : Berapa saat jarak antara keduanya ( antara waktu sahur dan waktu Shubuh )? Ia berkata : Selama orang membaca lima puluh ayat”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    10. Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : “Para sahabat Muhammad saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur”. ( H.R : Al-Baihaqi )

    11. Telah bersabda Rasulullah saw: “Apabila salah seorang di antara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan hendaklah ia menyelesaikan hajatnya (makan/minum sahur) dari padanya”. (H.R : Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem )

    12. Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata : “Shalat telah di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau bertanya : Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah? Beliau r.a menjawab : ya, lalu ia meminumnya”. ( H.R Ibnu Jarir )

    13. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: “Adalah Rasulullah saw. orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan benar-benar Rasulullah saw. lebih dermawan tentang kebajikan ( cepat berbuat kebaikan ) dari pada angin yang dikirim”.(HR Al-Bukhary )

    14. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : “Adalah Rasulullah saw. menggalakkan qiyamullail (shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa memerintahkan secara wajib, maka beliau bersabda : Barang siapa yang shalat malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu”. ( H.R : Jama'ah )

    15. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Ia berkata: “Sesungguhnya Nabi saw. apabila memasuki sepuluh hari terakhir ( bulan Ramadhan ) beliau benar-benar menghidupkan malam ( untuk beribadah ) dan membangunkan istrinya (agar beribadah) dengan mengencangkan ikatan sarungnya (tidak mengumpuli istrinya)”. ( H.R: Al-Bukhary dan Muslim )

    16. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi saw. bersungguh-sungguh shalat malam pada sepuluh hari terakhir ( di bulan Ramadhan ) tidak seperti kesungguhannya dalam bulan selainnya. ( H.R : Muslim )

    17. Diriwayatkan dari Abu salamah din Abdur Rahman, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Aisyah ra: “Bagaimana shalat malamnya Rasulullah saw di bulan Ramadhan ? maka ia menjawab : Rasulullah saw tidak pernah shalat malam lebih dari sebelas raka'at baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, caranya : Beliau shalat empat raka'at -jangan tanya baik dan panjangnya-, kemudian shalat lagi empat raka'at -jangan ditanya baik dan panjangnya-, kemudian shalat tiga raka’at”. (H.R : Al-Bukhary,Muslim dan lainnya)

    18. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : “Adalah Rasulullah saw. apabila bangun shalat malam, beliau membuka dengan shalat dua raka'at yang ringan, kemudian shalat delapan raka'at, kemudian shalat witir”. ( H.R : Muslim )

    19. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata : “Ada seorang laki-laki berdiri lalu ia berkata : Wahai Rasulullah bagaimana cara shalat malam ? Maka Rasulullah menjawab : Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at. Apabila kamu khawatir masuk shalat Shubuh, maka berwitirlah satu raka'at”. ( H.R : Jama'ah)

    20. Dari Aisyah ra. ia berkata : “Sesungguhnya Nabi saw shalat di masjid, lalu para sahabat shalat sesuai dengan shalat beliau ( bermakmum di belakang ), lalu beliau shalat pada malam kedua dan para sahabat bermakmum di belakangnya bertambah banyak, kemudian pada malam yang ketiga atau yang keempat mereka berkumpul, maka Rasulullah saw tidak keluar mengimami mereka. Setelah pagi hari beliau bersabda : Saya telah tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar kepada kalian ( untuk mengimami shalat ) melainkan aku khawatir shalat malam ini difardhukan atas kalian. Ini terjadi pada bulan Ramadhan”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    21. Dari Ubay bin Ka'ab t. ia berkata : “Adalah Rasulullah saw. shalat witir dengan membaca (Sabihis ma Rabbikal A'la) dan ( Qul ya ayyuhal kafirun) dan (Qulhu wallahu ahad )”. ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i dan Ibnu Majah )

    22. Diriwayatkan dari Hasan bin Ali t. ia berkata : “Rasulullah saw. telah mengajarkan kepadaku beberapa kata yang aku baca dalam qunut witir : ( artinya ) Ya Allah berilah aku petunjuk beserta orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan yang sempurna beserta orang yang telah engkau beri kesehatan yang sempurna, pimpinlah aku beserta orang yang telah Engkau pimpin, Berkatilah untukku apa yang telah Engkau berikan, peliharalah aku dari apa yang telah Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang dapat memutuskan atas Engkau, bahwa tidak akan hina siapa saja yang telah Engkau pimpin dan tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi. Maha agung Engkau wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau”. ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

    23. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda : “Barang siapa yang shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu”. ( H.R : Jama'ah )

    24. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : “Berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir”. (H.R : Muslim )

    25. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : “Ditampakkan dalam mimpi seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, maka Rasulullah saw. bersabda : Sayapun bermimpi seperti mimpimu, ( ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul qadar ) pada malam-malam ganjil”. ( H.R : Muslim )

    26. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : “Saya berkata kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui lailatul qadar, apa yang harus saya baca pada malam itu? Beliau bersabda : Bacalah ( artinya ) Yaa Allah sesungguhnya Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah aku”. (H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad )

    27. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : “Adalah Rasulullah saw mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan oleh Allah Azza wa Jalla”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )

    28. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : “Adalah Rasulullah saw. apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempat i'tikafnya.......... ( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi )

    29. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : “Adalah Rasulullah saw. apabila beri'tikaf, beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena untuk memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll...) ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )
    30. Allah ta'ala berfirman ( artinya ): “Janganlah kalian mencampuri mereka ( istri-istri kalian ) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam masjid. Itulah batas-batas ketentuan Allah, maka jangan didekati...(Al-Baqarah : 187)

    31. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw “Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, ia adalah untukku dan aku yang memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya puasa itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu puasa janganlah berbuat keji, jangan berteriak-teriak ( pertengkaran ), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka hendaklah ia katakan: " sesungguhnya saya sedang puasa". Demi jiwa Muhammad yang ada di tanganNya sungguh bau busuk mulut orang yang sedang puasa itu lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari pada kasturi. Dan bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira karena puasanya”. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)

    32. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata : “Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat (untuk menerima) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya”. ( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim ) Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya.

    33. Bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada seorang wanita Anshar yang sering di panggil Ummu Sinan : “Apa yang menghalangimu untuk melakukan hajibersama kami? Ia menjawab : Keledai yang ada pada kami yang satu dipakai oleh ayahnya si fulan (suaminya) untuk berhaji bersama anaknya sedang yang lain dipakai untuk memberi minum anak-anak kami. Nabi pun bersabda lagi : Umrah di bulan Ramadhan sama dengan mengerjakan haji atau haji bersamaku”. ( H.R :Muslim)

    34. Rasulullah sw. bersabda : “Apabila datang bulan Ramadhan kerjakanlah umrah karena umrah di dalamnya (bulan Ramadhan ) setingkat dengan haji”. ( H.R : Muslim)

    Kesimpulan
    Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam mengamalkan puasa Ramadhan kita perlu melaksanakan adab-adab sbb :
    1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib. ( dalil: 6 ) Sunnah berbuka adalah sbb :
    1. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat. ( dalil: 2,3 dan 4 )
    2. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. ( dalil : 6 )
    3. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah. ( dalil: 5 )
    2. Makan sahur. ( dalil : 7 dan 8 ) Adab-adab sahur :
    a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh. (dalil 9 dan 10 )
    b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh. ( dalil 11 dan 12 ).
    3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an ( dalil : 13 )
    4. Menegakkan shalat malam / shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir ( hari xe 20. sampai akhir Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16 ) Cara shalat Tarawih adalah :
    1. Dengan berjama'ah. ( dalil : 19 )
    2. Tidak lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. ( dalil : 17 )
    3. Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. ( dalil : 18)
    4. Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. ( dalil : 21 )
    5. Membaca do'a qunut dalam shalat witir. ( dalil 22 )

    5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil : 25 dan 26 )
    6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir. (dalil : 27 )
    Cara i'tikaf :
    a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid. ( dalil 28 )
    b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak. ( dalil : 29 )
    c. Tidak mencampuri istri di masa i'tikaf. ( dalil : 30)
    7. Mengerjakan umrah. ( dalil : 33 dan 34 )
    8. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran. (dalil : 31 dan 32)

    Khatimah
    Demikian uraian tentang puasa Ramadhan dan amalan-amalan yang terkait dengan yang bisa penulis suguhkan. Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis kususnya dan bagi setiap pembaca yang budiman. Oleh karena manusia itu sering lupa dan mudah salah, wajar saja jika ditemui banyak kekurangan dalam tulisan ini. Mudah-mudahan tulisan ini dicatat oleh Allah sebagai amal shaleh yg berguna di dunia dan aherat dan semoga Allah memberikan kekuatan dhahir-bathin pada kita untuk menjalankan puasa sebulan penuh yang tinggal beberapa hari lagi, amiin. Hadaanaa wa iyyaakum shiraathahul mustaqim.

    Daftar Pustaka

    1. Al-Qur’anul Kariem
    2. Tafsir Ath Thabariy.
    3. Tafsir Ibnu Katsier.
    4. Irwaa-Ul Ghaliel, Nashiruddin Al-Albani.
    5. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq.
    6. Tamaamul Minnah, Nashiruddin Al-Albani.
    7. Subulus Salam. Al Imam Muhammad Ibn Ismail al Yamani.
    8. Panduan Puasa Ramadhan (artikel). Abu Rasyid.

    more
  • Menelisik Rayuan Setan Dalam Kisah Nabi Yusuf (4) Yusuf Dibebaskan Dari Penjara
    Pada suatu hari para pembesar, penasehat dan para orang bijak berkumpul di istana raja Mesir sengaja diundang olehnya untuk memberi tafsir mimpi yang telah merisaukan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh sapi betina yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum hijau di samping tujuh butir yang lain kering. Tidak seorang dara pembesar-pembesar dan undangan yang sengaja didatangkan yang dapat memberi tafsiran bagi mimpi Raja, bahkan sebagian dari mereka menganggapnya sebagai mimpi kosong yang tiada arti dan menganjurkan kepada Raja agar melupakan mimpi itu dan menghilangkan dari pikirannya.
    Pelayan Raja, pemuda yang pernah menjadi teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, tiba-tiba teringat oleh pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya sangat tepat dan benar dan telah terjadi sebagaimana ditakdirkan. Lalu ia memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata: "Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cakap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan”.
    Dengan izin Raja, pergilah pelayan tadi mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Kemudian ia menceritakan kepada Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yang tidak seorang pun dari kaki-tangannya dan para penasehatnya dapat memberikan tafsir yang memuaskan dan melegakan hati baginda raja. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa jika Raja dapat dipuaskan dengan takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara dan dengan demikian akan berakhirlah penderitaan yang akan dialami bertahun-tahun dalam kurungan.
    Kemudian Nabi Yusuf menguraikan tafsiran mimpi Raja itu: "Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian datang menyusul musim kemarau selama tujuh tahun. Dimana sungai Nil tidak bisa memberikan air yang cukup bagi ladang-ladang kering. Tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama. Sedang persediaan bahan makanan, hasil panen pada tahun-tahun yang subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dapat diperas untuk diminum. Maka jika tafsiranku iniakan menjadi kenyataan". Nabi Yusuf berkata lebih lanjut: "Seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun subur itu, serta berhemat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar rakyat terhindar dari bencana kelaparan dan kesengsaraan”.
    Setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya Raja merasakan bahwa ta’bir yang didengarkan itu sangat masuk akal dan dapat dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi ta’bir tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sangat berguna bagi negara jikai a didudukkan di istana menjadi penasehat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhlah pelayan tadi kembali ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
    Nabi Yusuf yang sudah cukup menderita hidup sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, enggan untuk keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan isteri Ketua Polisi Negara dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan kepada dirinya dijelaskan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan kesalahan yang diltuduhkan kepada dirinya adalah fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi kesalahan isteri Ketua Polisi Negara sendiri.
    Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh ta’bir mimpi yang diberikan secara terperinci dan menyeluruh, makin merasa hormat kepadanya saat mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan pada dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Di mana menurut pikiran Raja hal ini menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.
    Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan teriris ujung jari tangan masing-masing ketika melihat paras Yusuf. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang mereka lihat dan yang mereka alami dalam jamuan makan itu serta percakapan dan soal jawab yang mereka dengan Nabi Yusuf. Mereka menyatakan pesan mereka tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah yang berdosa dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya.
    Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya.
    Yusuf Diangkat Sebagai Wakil Raja Mesir
    Raja Mesir yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari pelayannya sendiri, yaitu teman Nabi Yusuf dalam penjara dan dari kesaksian para wanita tamu Zulaikha (isteri Fathitar) dalam jamuan makan di rumahnya serta dari Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa hormat dan kagumnya terhadap dirinya setelah berhadapan langsung dan bercakap-cakap dengan beliau. Kecerdasan otak Nabi Yusuf, pengetahuannya yang luas, kesabarannya, kejujurannya, keramah-tamahannya dan akhlak serta budi pekertinya yang luhur, menuntun pikiran Raja untuk mengambil manfaat dari kejernihan otak serta kejujuran sikap Nabi Yusuf tadi, yakni dengan menjadikan dia sebagai pimpinan negara dan rakyat. Maka dalam pertemuan pertamanya dengan Raja, ia langsung ditawari untuk tinggal di istana sebagai wakil Raja dalam menyelenggarakan pemerintahan dan urusan negara serta memimpin rakyat Mesir yang diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.
    Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya asal saja ia diberi kekuasaan penuh dalam wewenang dan pengaturan bahan makanan. Soalnya, menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara.
    Raja yang sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap Nabi Yusuf, kecerdasan otaknya, kejujurannya dan kecakapannya menyetujui permohonannya dan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan sebagaimana lazimnya yang berlaku.
    Pada hari penobatan yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh para pembesar negeri dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil Raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalungi dengan kalung emas, kemudian di hadapan para hadirin raja melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkan ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.
    Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan kepada Nabi Yusuf A.S, Raja Mesir berkenan untuk mengawinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra'il} janda majikannya sendiri yang telah mati saat Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara. Kemudian setelah Nabi Yusuf menikahi Zulaikha, dalam suatu hari saat berudaan ia berkata kepadanya: "Tidakkah ini lebih baik daripada apa yang kamu kehendaki dulu itu. Jawab Zulaikha {Raa'il}: "Wahai orang yang jujur dan baik… jangan mencelaku! Anda mengetahui bahwa aku dulu sedemikian muda dan cantik, dalam keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dapat memuaskan aku dan ia dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dengan hawa nafsuku". Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendapat dua orang putera daripadanya, yaitu Ifratsim dan Minsya.
    Demikianlah rahmat dan karunia Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada hamba-Nya, Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang berat, yang dimulai dengan pelemparannya ke dalam sebuah sumur oleh saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikan sebagai hamba dalam pasar pelelangan dan pada akhirnya setelah ia mulai merasakan ketenangan hidup di rumah Ketua Polisi Mesir, datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi dirinya, yakni suatu perbuatan maksiat yang menyebabkan ia meringkuk dalam penjara selama bertahun-tahun.
    Sebagai penguasa yang bijaksana, Nabi Yusuf memulai tugasnya dengan mengadakan kunjungan ke daerah-daerah yang termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yang akan diadakan dapat memenuhi keperluan rakyat sesuai dengan iklim dan keadaan daerahnya. Dalam masa tujuh tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahannya di Mesir, rakyat merasakan hidup tenteram, aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan sehari-hari cukup terbagi merata dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Dalam hal itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir, bahwa akan datang masa tujuh tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk menghadapi masa itu, Nabi Yusuf mempersiapkan gudang untuk penyimpanan bahan makanan di musim kemarau yang akan datang.
    Berkat pengaturan yang bijaksana dari Nabi Yusuf, setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisis makanan atau derita kelaparan. Persediaan bahan makanan yang dihimpun di waktu masa hijau dan subur dapat mencukupi keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masih dapat menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan bahan makanan dan menghadapi bahaya kelaparan.
    Pertemuan Kembali Antara Yusuf A.S Dan Saudara-Saudaranya
    Kemudian datanglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara tetangga Mesir yang sudah kekurangan bahan makanan. Mereka datang mengharapkan pertolongan dari Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum serta bahan makanan lain yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.
    Di antara para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestin, termasuk di antara merek ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, yang merupakan penyebab utama bagi penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi sebaliknya merek tidak mengenalnya lagi. Bahkan tidak terlintas dalam pikiran mereka bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak.
    Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah juru bicara rombongan tadi: "Wahai Paduka Tuan, kami adalah putera-putera Ya'qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di antara kami, kami tinggalkan di rumah untuk menjaga ayah kami yang telah lanjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga sekarang kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, untuk memohon pertolongan dan bantuan dari Tuan yang budiman, kiranya tuan akan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan untuk memenuhi keperluan kami yang sangat mendesak karena krisis bahan makanan telah menimpa daerah kami".
    Berkatalah Nabi Yusuf menjawab permohonan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami meragukan identitas kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dapat mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh kami untuk membuat kekacauan di negeri kami. Oleh karenanya kami menghendaki bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau kamu membawa saksi-saksi yang bisa membuat kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera Ya'qub.
    Paduka Tuan Yang bijaksana! (sambung juru bicara itu) "Kami adalah orang-orang musafir yang asing di negeri tuan. Tidak seorang pun di sini mengenal kami atau kami mengenal mereka. Sulit sekali bagi kami saat ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana yang Tuan inginkan. Kami hanya pasrah kepada Tuan agar memberi jalan kepada kami dengan cara yang bagaimana kami dapat memenuhi keinginan tuan itu. Baikla! (Nabi Yusuf berkata) "Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari gudang kami secukupnya sesuai dengan kebutuhan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin dengan membawa saudara bungsumu yang kamu tinggalkan dirumah. Jika syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan melayani keperluan kamu untuk masa selanjutnya.
    Juru bicara tadi berkata: " Tuan! Kami mengira ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bungsu kami ke sini, karena ia adalah putera kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf sejak ia keluar dari rumah menghilang tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun juga demi kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sebisa mungkin untuk membujuk ayah agar mengizinkan kami membawa adik Benyamin ke mari dalam kesempatan yang akan datang.
    Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang datang memerlukan gandum, tidak ada niatan dalam hatinya untuk mempersulit mereka untuk balas dendam atas perbuatan yang mereka telah lakukan terhadap dirinya. Soal-jawab yang dilakukan dengan mereka hanya sekedar ingin mengetahui keadaan ayah dan adiknya, Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan itu hanyalah taktiknya untuk bertemu kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama berpisah.
    Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum dan bahan makanan yang mereka perlukan. Sedang barang-barang emas dan perak yang mereka bawa untuk membeli gandum dan bahan makanan itu, dikembalikan ke dalam karung-karung mereka secara diam-diam tanpa mereka ketahui.
    Setibanya kembali di Palestina mereka bercerita kepada ayahnya Ya'qub tentang perjalanan mereka dan bagaimana Yusuf menerima mereka, yang dipujinya sebagai penguasa yang bijak, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit pun kesukaran yang mereka alami untuk mendapatkan gandum. Disampaikan itu, mereka juga menceritakan bahwa jika mereka datang lagi ke Mesir untuk membeli gandum dan bahan makanan, agar membawa adik bungsu mereka, Benyamin atas permintaan sang Penguasa. Jika adik bungsunya tidak dibawa, mereka tidak akan dilayani dan tidak diperkenankan membeli gandum yang mereka perlukan.
    Nabi Ya'qub, serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya, berkata: "Tidak! Sesekali tidak akan aku izinkan kamu membawa Benyamin jauh dariku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan adikmu, Yusuf. Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya. Akan tetapi apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu biarkan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yang telah kualami mengenai diri Yusuf dan jangan sampai peristiwa itu terulang lagi kali ini kepada Benyamin".
    Ketika karung-karung yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya terdapat barang-barang emas dan perak yang telah mereka bayarkan untuk harga gandum yang dibeli. Maka tercengang bercampur gembira. Berlari-larilah mereka menyampaikan keheranan mereka kepada ayahnya. Mereka berkata: "Wahai ayah! Kami tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu. Penguasa Mesir memang orang yang baik hati. Lihatlah barang-barang emas dan perak yang telah kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami terima. Semuanya dikembalikan ke dalam karung-karung kami tanpa sepengetahuan kami. Jadi apa yang kami bawa ini adalah suatu pemberian (hadiah) dari penguasa Mesir yang sangat murah hati itu.
    Dengan diperolehnya gandum secara percuma (gratisan) dari putera yang tidak mereka kenali lagi itu, keluarga Ya'qub menjadi tenang dalam beberapa waktu, karena api di dapur rumah akan tetap menyala. Akan tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah, ketika Nabi Ya'qub melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurang, sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum tak kunjung berahir, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir untuk memperoleh gandum lagi yang kedua kalinya dari Yusuf, wakil Raja negeri itu. Dan karena putera-putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mereka kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut-sertakan putera bungsunya Benyamin dalam rombongan abang-abangnya.
    Dengan iringan doa serta nasehat dari ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yang terdiri dari sebelas orang itu. Setibanya mereka di perbatasan kota, berpisahlah mereka menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mereka demi untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mereka adalah mata-mata musuh.
    Setibanya di istana kerajaan mereka diterima oleh adik mereka sendiri, yakni Yusuf yang belum mereka kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan penghormatan serta diberinya mereka jamuan makan. Bagi mereka disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bungsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap di dalam istana.
    Sewaktu berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan air mata seraya berkata kepada abangnya yang belum dikenal kembali: "Andaikan abangku Yusuf masih hidup, niscaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain. Yusuf lalu menghibur hati adiknya dengan kata-kata: "Sukakah engkau bila aku menjadi abangmu menggantikan abangmu yang hilang itu? Benyamin menjawab: "Tentu! Namun sayang sekali, karena engkau tidak dilahirkan dari ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil.
    Mendengar kata-kata si adik yang merenyuhkan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abangnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada adiknya penderitaan-penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke dalam sumur, diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahan dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan karunia Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri ceritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahasiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.
    Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abangnya yang selalu dikenang sejak ia hilang meninggalkan rumah. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat membayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sehat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal di dalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang, ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejak engkau menghilang dari rumah, sampai-sampai matanya menjadi putih karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya.
    Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan
    Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mereka untuk pulang kembali ke negerinya. Setelah berjabat tangan, meminta diri dari Yusuf, bergeraklah kafilah mereka menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mereka dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, untuk diadakan pemeriksaan terhadap barang-barang yang mereka bawa. Para pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang dari mereka ada yang mencurinya.
    Kafilah berhenti di tempat dan dengan heran berkata juru bicara mereka: "Demi Allah kami datang kemari bukan untuk mengacau dan sagat tidak mungkin salah seorang dari kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Mana mungkin kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri barang-barangnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak keberatan karung-karung dan barang-barang kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan jika ternyata ada salah seorang dari kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan barang-barangnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal.
    Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal tadi. Barang-barang dan karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah piala yang hilang itu! Para anggota rombongan terkejut sambil memandang satu dengan yang lain keheran-heranan, seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri sendiri, musibah apakah gerangan yang menimpa mereka ini? sangat berat bahkan tidak mungkin, mereka akan percaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang akan mencemarkan nama baik mereka. Namun yang mereka saksikan dengan mata kepalanya masing-masing tidak dapat dipungkiri dan ditolak kebenarannya.
    Pemimpin rombongan bertanya kepada pengawal, dari mana mereka mendapatkan piala itu? Mereka menunjukkan kepada salah satu karung, yang ternyata karungitu kepunyaan adik bungsu mereka Benyamin. Maka sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.
    Dalam keadaan seperti itu, terbayanglah dihadapan mereka wajah ayah mereka, Ya'qub yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenang dan mengingat Yusuf. Ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mereka ke Mesir karena kuatir akan terulangnya kembali tragedi Yusuf itu menimpa adik bungsunya, Benyamin. Bagaimana mereka harus menghadap ayah mereka yang telah memberikan janji teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah ayah mereka akan percaya jika diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mereka semakin parah, bahkan mungkin saja hal itu akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya?
    Di saat pertanyan-pertanyaan itu memenuhi pikiran abang-abangnya, Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepatah kata pun. Ia terdiam keheranan, bagaimana piala itu bisa berada dalam karungnya. Padahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap dirinya, namun ia merasa itu sia-sia belaka, bahkan mungkin juga hal itu akan menambah jengkel para pengawal yang telah mengeluarkan piala dari karungnya sebagai bukti yang nyata yang tidak dapat dibantah. Ia hanya berpasrah kepada Allah.
    Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang dari mereka untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Mereka berkata: "Wahai Paduka Tuan! kami sadar bahwa adik bungsu kami bersalah dan kami tidak dapat memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala ditemukan di dalam karungnya. Akan tetapi kami mohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin dibiarkan meninggalkan Mesir bersam akami dan sebagai gantinya, tuan dapat memilih salah seorang dari kami sebagai tahanan. Sebab jika rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sangat menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dapat membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehilangan putera kesayangannya Yusuf. Adik kami Benyamin inilah yang menjadi penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak terpaksa karena persediaan gandum di rumah hampir habis. Kami sangat mengharapkan belas kasihan Tuan demi ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan salah seorang daripada kami sebagai gantinya.
    Yusuf memotong permohonan abang-abangnya dan berpegang teguh pada kesepakatan yang telah disetujui bersama, bahwa barang siapa yang kedapatan piala itu di dalam karungnya, ialah yang akan ditahan. Apa lagi menurut syariat Nabi Ya'qub bahwa barang siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya.
    Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abang-abang Yusuf, gagal memperoleh persetujuannya untuk melepas Benyamin dari tahanan. Yahudza, saudara tertua di antara mereka berkata: "Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melempar Yusuf ke dalam sumur hingga ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri di sini tanpa kami ketahui nasib selanjutnya. Kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia bertanya kepada kafilah-kafilah dan orang-orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mereka sendiri di tempat kami ditahan.
    Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan abang tertuanya, Yahudza dan adik bungsunya Benyamin. Setiba mereka di rumah hanya dengan sembilan orang dan menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling dari mereka dan mengusap dada: "Oh alangkah sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang sangat aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan mempertemukanku kembali dengan anak-anakku semuanya.
    Putera-puteranya berkata: "Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenang Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari pikiranmu. Menjawab teguran putera-puteranya itu, Ya'qub berkata: "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak ketahui.
    Kemudian, mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, sepeninggal abang-abangnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam karungnya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk dimasukkan ke dalam karung Benyamin itu dengan maksud menahannya agar tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.

    more
  • Ternyata...Melamun Ada Gunanya.... Melamun Bikin Semangat Bangun
    Yulia Dian



    Jakarta, Siapa bilang melamun cuma kerjaan sia-sia? Kegiatan tanpa aktivitas ini ternyata punya manfaat yang luar biasa. Bisa bikin pasangan tambah mesra sampai membuat Anda naik gaji. Jangan melamun dulu. Baca artikel ini.

    Para ahli memperkirakan, porsi melamun seseorang dalam sehari bisa mencapai sepertiga sampai setengah jam sadarnya alias ketika tidak sedang tidur. Satu lamunan tidak ada yang bertahan lama, paling tidak hanya beberapa menit.

    Melamun sering dianggap sebagai kegiatan negatif karena memang hanya pikiran saja yang menerawang tanpa fisik bekerja. Namun rupanya secara mental pula banyak keuntungan yang bisa didapat dari kegiatan melamun. Selain membuat semangat terus kencang masih banyak hal positif lain dampak dari melamun. Apa ya?

    Santai
    Seperti meditasi, ngelamun membuatkan pikiran Anda beristirahat. Liburan singkat yang membuat tensi serta kecemasan Anda segar kembali. Melamun juga sangat berguna untuk mengendalikan kecemasan serta phobia.

    Mengendalikan Konflik
    Melamun juga terbukti bisa berguna untuk mengendalikan konflik dalam diri Anda. Seorang ahli psikoterapi Tina Tessina menyebut metode ini seperti memutar kaset. Anda hanya harus memutar kembali kejadian yang telah berlalu dalam pikiran Anda. Bayangkan dan ambil respon yang berbeda tiap kali Anda mengingat kejadian tersebut. Coba lakukan beberapa kali dan Anda akan mulai mendapatkan cara terbaik untuk mengatasi masalah Anda.

    Memperbaiki Hubungan
    Pasangan biasanya kerap memikirkan pasangnya dikala mereka jauh. Hal itu ternyata secara psikologis dalam mempererat hubungan. "Kita melamunkan seseorang yang kita cinta. Kita membayangkan berbagi hal berita baik dengannya, bersama dengan kesuksesan dan kegagalan Anda. Pasangan tak bahagia melamun tentang argumen dan dan konflik sementara individu bahagia selalu berpikir positif," ujar James Honeycutt, PhD penulis Imagined Interactions: Daydreaming about Communication dilansir dari Webmd, Rabu (25/7/2007).

    Meningkatkan Produktifitas
    Saat Anda penat dengan segala daftar pekerjaan harian Anda, ada baiknya luangkan sedikit waktu untuk melamun. Mengkhayalkan hal indah dan menyenangkan bisa membuat pikiran segar kembali dan tak terlalu pusing. Lakukan beberapa menit saja cukup untuk membuat pekerjaan Anda rampung dengan semangat kembali membara.

    Menambah Nilai dan Percaya Diri
    Jika Anda membayangkan suatu skenario tentang sesuatu yang Anda coba lakukan, tingkat kepercayaan diri Anda akan terus meningkat seiring mantapnya pikiran Anda. Dengan cara seperti itu Anda juga bisa lebih peka mengenal diri Anda sendiri dan bisa menetapkan standar yang lebih baik.

    Membantu Capai Target
    Setiap kegiatan pasti punya target yang ingin dicapai. Nah, melamun bisa membantu Anda. Keindahan dalam melamun adalah tak ada hal yang mustahil. Anda bisa membayangkan pencapaian keberhasilan saat Anda melakukan suatu tugas. Metode ini juga dipakai para atlet untuk membantu performance mereka. Latihan fisik penting namun mental juga harus dilatih untuk membantu mencapai target.

    Melepas Bosan
    Orang dengan pekerjaan yang monoton sering kali menggunakan melamun untuk menjaga pikiran mereka terus terstimulasi. Dengan melamun hari tak lagi begitu membosankannya.

    Melamun sesekali saja memang menimbulkan banyak manfaat tapi hati-hati melamun juga punya sisi negatif. Sebagai contoh, terlalu terobsesi akan sesuatu bisa membuat seseorang mengisolasi diri dan menghabiskan waktu dengan pikirannya sendiri. Padahal mimpi pada dasarnya tak akan terwujud tanpa usaha. Bangun! Jangan melamun terus

    more
  • Menelisik Rayuan Setan Dalam Kisah Nabi Yusuf (3) Yusuf Dipenjara

    Yusuf dimasukkan penjara bukan karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena kesewenang-wenanganya penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi aib keluarga yang dilakukan isterinya terhadap Yusuf. Walau demikian bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar yang direncanakan Zulaikha isteri ketua polisi Mesir itu.
    Bagi Yusuf hidup di dalam penjara yang gelap dan sempit itu lebih baik dan lebih disukai daripada hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara Yusuf dapat membulatkan fikiran dan jiwanya untuk beribadah dan menyembah kepada Allah.

    Disamping itu ia dapat melakukan dakwah di dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada narapidana agar mereka yang telah berdosa melakukan kejahatan mau bertaubat dan kembali menjadi orang-orang baik. Sedang kepada tahanan yang tidak berdosa dan menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburnya agar mereka sabar dan bertakwa, bertawakkal serta memohon kepada Allah agar segera mengahiri penderitaan dan kesengsaraan mereka. Bersamaan dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja karena tertangkap basah saat akan meracuni Raja atas perintah dan kerjasama para musuh istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu adalah penjaga gudang makanan dan seorang lagi sebagai pelayan jamuan istana.
    Suatu saat di pagi hari datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan perohal dirinya masing-masing bahwa mereka telah mendapat impian. Si pelayan dalam mimpinya melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur sambil memegang gelas, seperti gelas yang sering digunakan minum oleh Raja. Kemudian gelas itu diisi dengan perasan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah ia membawa sebuah keranjang yang berisi roti di atas kepalanya. Di mana roti itu kemudian disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu berharap dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran tentang mimpi mereka tadi.

    Nabi Yusuf yang telah dikaruniai nubuwwah dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya, memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsir mimpinnya tadi. Ia mengajak mereka beriman kepada Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan penyembahan kepada berhala-berhala yang mereka ciptakan sendiri dengan memberi nama-nama sesuka hati mereka.
    Untuk membuktikan kepada kedua pemuda bahwa bahwa ia adalah seorang Nabi dan Rasulullah Nabi Yusuf berkata: "Aku tahu dan dapat menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam apa minuman yang akan kamu terima. Demikian pula aku dapat memberi tafsiran bagi mimpi seseorang termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikaruniakan Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan yg telah mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapak-bapakku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan sesuatu dengan Allah yang telah mengaruniakan rahmat dan nikmat-Nya kepada kami dan umat manusia seluruhnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak menyukurinya. Cobalah pikirkan wahai teman-temanku mana yang lebih baik dan lebih masuk akal antara penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah tuhan selain Dia. Itulah agama yang benar dan lurus. Akan tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mau mengerti”. Adapun mengenai mimpimu, maknanya adalah bahwa kamu wahai pelayan, akan segera dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperta sedia kala. Sedangkan engkau wahai penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makanan burung-burung yang mematuknya. Demikianlah tafsir mimpimu yang telah menjadi hukuman Allah bagi kamu berdua”.
    Kemudian Nabi Yusuf berkata kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara: "Wahai temanku! Aku berpesan kepadamu; Bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katakanlah kepadanya bahwa aku dipenjarakan dengan kesewenang-wenangannya, tanpa dosa dan salah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan sebuah nama keluarga Ketua Polisi Negara dan itu pun atas anjuran isterinya belaka. Janganlah engkau lupa pesanku ini, wahai temanku yang baik!”.
    Kemudian, fakta terjadi sesuai dengan tafsiran Nabi Yusuf. Selang beberapa hari keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang untuk dilaksanakan. Akan tetapi pesan Nabi Yusuf kepada pemuda pelayan tadi, tidak disampaikan kepada Raja setelah ia diterima kembali bekerja di istana. Setan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan dari penjara dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada di penjara beberapa tahun lamanya sebagai penghibur para tahanan yang tidak berdosa. Ia menasehati dan berdakwah kepada tahanan yang bersalah karena telah melakukan kejahatan dan perbuatan-perbuatan yang buruk, agar mereka menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat bagi sesama dan menjadi hamba-hamba Allah yang beriman dan bertauhid.
    Cerita tersebut di atas secara global terdapat dalam Al-Quran pada surat Yusuf ayat 36-42: "Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya: Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras anggur. Dan yang lain berkata: Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku dan sebagiannya dimakan burung. Beritahulah kami tafsirnya! Sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai {menafsirkan mimpi}. Yusuf berkata: Sebelum makanan yang akan diberikan kepadamu sampai kepada kamu berdua aku dapat menerangkan jenis makanan itu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah. Sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami {para nabi} mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi kebanyakkan manusia itu tidak menyukurinya. Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah melainkan hanya {menyembah nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu yang membuatnya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan apapun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui. Hai kedua temanku dalam penjara! Adapun salah seorang diantara kamu berdua akan memberi minum pada tuannya dengan arak dan yang seorang lagi, ia akan disalib lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya {kepadaku}". Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua: Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu. Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan Yusuf} kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia {Yusuf} dalam penjara beberapa tahun lamanya”.
    Yusuf Dibebaskan dari penjara
    Pada suatu hari para pembesar, penasehat dan para orang bijak berkumpul di istana raja Mesir sengaja diundang olehnya untuk memberi tafsir mimpi yang telah merisaukan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh sapi betina yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum hijau di samping tujuh butir yang lain kering. Tidak seorang dara pembesar-pembesar dan undangan yang sengaja didatangkan yang dapat memberi tafsiran bagi mimpi Raja, bahkan sebagian dari mereka menganggapnya sebagai mimpi kosong yang tiada arti dan menganjurkan kepada Raja agar melupakan mimpi itu dan menghilangkan dari pikirannya.
    Pelayan Raja, pemuda yang pernah menjadi teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, tiba-tiba teringat oleh pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya sangat tepat dan benar dan telah terjadi sebagaimana ditakdirkan. Lalu ia memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata: "Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman di dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cakap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan”.
    Dengan izin Raja, pergilah pelayan tadi mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Kemudian ia menceritakan kepada Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yang tidak seorang pun dari kaki-tangannya dan para penasehatnya dapat memberikan tafsir yang memuaskan dan melegakan hati baginda raja. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa jika Raja dapat dipuaskan dengan takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara dan dengan demikian akan berakhirlah penderitaan yang akan dialami bertahun-tahun dalam kurungan.
    Kemudian Nabi Yusuf menguraikan tafsiran mimpi Raja itu: "Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian datang menyusul musim kemarau selama tujuh tahun. Dimana sungai Nil tidak bisa memberikan air yang cukup bagi ladang-ladang kering. Tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama. Sedang persediaan bahan makanan, hasil panen pada tahun-tahun yang subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dapat diperas untuk diminum. Maka jika tafsiranku iniakan menjadi kenyataan". Nabi Yusuf berkata lebih lanjut: "Seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun subur itu, serta berhemat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar rakyat terhindar dari bencana kelaparan dan kesengsaraan”.
    Setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya Raja merasakan bahwa ta’bir yang didengarkan itu sangat masuk akal dan dapat dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi ta’bir tepat itu adalah seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sangat berguna bagi negara jikai a didudukkan di istana menjadi penasehat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhlah pelayan tadi kembali ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
    Nabi Yusuf yang sudah cukup menderita hidup sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, enggan untuk keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan isteri Ketua Polisi Negara dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan kepada dirinya dijelaskan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci bersih dan kesalahan yang diltuduhkan kepada dirinya adalah fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi kesalahan isteri Ketua Polisi Negara sendiri.
    Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh ta’bir mimpi yang diberikan secara terperinci dan menyeluruh, makin merasa hormat kepadanya saat mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan pada dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Di mana menurut pikiran Raja hal ini menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.
    Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan teriris ujung jari tangan masing-masing ketika melihat paras Yusuf. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang mereka lihat dan yang mereka alami dalam jamuan makan itu serta percakapan dan soal jawab yang mereka dengan Nabi Yusuf. Mereka menyatakan pesan mereka tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah yang berdosa dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya.
    Hasil pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya.

    more