• USWATUN HASANAH

    USWATUN HASANAH

    Sang Idola ٍSejati Masa Depan

    By: Anas Mas’udi

    Sejarah suatu tradisi dalam masyarakat, merupakan dialog berkelanjutan antara realitas transenden dan peristiwa terkini di ranah kehidupan dunia. Orang yang beriman akan menyelidiki masa lalu yang disucikan, mencari pelajaran yang dapat berbicara secara langsung dengan kondisi kehidupan.

    Sebagian besar agama memiliki figure utama atau idola atau uswatun hasanah (dalam bahasa Arab), sebagaimana setiap orang memiliki idola yang dikagumi dan didambakan serta dijadikan teladan dalam bertindak, berekspresi dan berpakaian,

    Dalam diri Buddha, kaum Budhis melihat realitas tertinggi Nirwana yang ingin diraih oleh masing-masing mereka. Dalam diri Yesus kaum Kristiani mendedah kehadiran Ilahi sebagai kekuatan kebaikan dan kasih sayang di dunia. Sosok-sosok paradigmatic tersebut mampu menerangi kondisi yang sering kali suram dalam dunia yang penuh cacat ini. (lihat, Karen Armstrong: Muhammad Prophet for Our Time)

    Sementara kita (muslimin), banyak kita temui dalam masyarakat muslimin dengan beraneka ragam sosok yang dijadikan idola atau figure, entah itu karena belum tahu, atau sudah tahu tapi pura-pura tidak tahu, atau sengaja tidak mau tahu atau memang sebenarnya sudah tahu, tapi lupa akan siapa idola kita (muslimin) sebenarnya?

    Tidak dinafikan, dalam diri setiap individu, baik kanak-kanak, remaja, dewasa maupun orang tua, masing-masing mereka mempunyai seseorang yang menjadi idola atau mungkin juga boleh disebut sebagai sang hero.

    Sosok figur atau idola itu sendiri –pada dasarnya- akan berubah mengikuti perubahan masa dan usian/ya. Ketika masih kecil, mungkin bapak dan ibu yang menjadi idola, karena memang belum mengenal “dunia luar”. Begitu tumbuh besar, mulai masuk dunia sekolah, lambat laun akan ia temukan idola baru bagi dirinya. Begitu beranjak remaja ia pun mungkin akan merubah idolanya, bisa jadi sang kekas lah idolanya. Demikian, mungkin disebabkan, adanya beberapa kelebihan yang pernah dimiliki sosok yang diidolakannya tadi menurun atau bahkan sirna ditelan masa, yang membuat ratingnya menurun di “dunia” nya.

    Kebanyakan remaja sekarang memang suka mengidolakan sosok dari sisi popularitas dan ketenaran serta kekayaan dan kehebatannya. Begitu yang dimiliki sirna, pupuslah gelarnya sebagai “idola”. Lantas adakah sang idola yang sejati, sosok yang bisa diidolakan dari awal sampai ahir hayat seseorang, yang bisa diidolakan dalam setiap ruang gerak kehidupan insan?

    Arti Idola dan Uswatun Hasanah

    Dalam kamus Indonesia-Arab, Arab-Indonesia “Al Bisri”, kata uswatun berarti teladan atau panutan. Sedangkan hasanah, berarti baik. Berarti, uswatun hasanah adalah panutan atau teladan yang baik.

    Sementara idola, dalam kamus besar bahasa Indonesia, berarti orang yg dijadikan pujaan. So, uswatun hasanah dan idola mempunyai persamaan makna, yaitu sosok yang bisa dijadikan teladan atau panutan atau pujaan bagi orang lain. Seorang yang mampu menjelmakan ideal-ideal kepercayaan dan keyakinan pada orang lain terhadap dirinya, dan sangat berpengaruh pada kehidupan orang lain, baik secara kelompok maupun individu, ialah yang pantas disebut sebagai seorang figure atau idola.

    Mencari Idola Sejati

    Untuk mengetahui, siapa sebenarnya yang bisa dijadikan sebagai Sang Idola Sejati, dapat dikembalikan pada daya pengaruhnya terhadap masyarakat yang mengidolakannya dan masa atau waktu yang melukiskannya sebagai idola masyarakat, seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat dunia? Seberapa lama pengaruh dan sebutan namanya terdengar di masyarakat dunia?

    Sebenarnya, cukup bagi kita )muslimin( pernyataan Alqur’an atas ke-idola-an seorang sosok yang datang membawa lentera, menerangi alam semesta dengan keadilan dan kebenaran, menghapus gelapnya kebodohan akal dan hati yang menyesatkan. Dialah sosok yang semestinya dijadikan idola bagi seluruh penghuni alam semesta ini, kususnya bagi umat Islam. Dialah Muhammad Ibn Abdillah ibn Abd. Muthalib, yang telah dinyatakan oleh Tuhan semesta alam sebagai Sang Idola Sejata bagi seluruh umat manusia Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan (idola) yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah(QS. Ahzab: 21)

    Mungkin suatu hal yang biasa, jika Muhammad Rasulullah saw dinyatakan oleh kaum muslimin sebagai sang idola, karena memang dia yang membawa ajaran yang dianut oleh mereka. Namun, jika pernyataan tersebut datang dari orang non muslim, itu baru suatu pengakuan yang luar biasa.

    Dalam sejarahnya, Muhammad sejak remaja telah mendapat julukan dari masyarakatnya -yang notabene kufur- dengan gelar Al amin (yg terpercaya). Suatu kepercayaan yang dating dari kafir Quraisy. Demikian itu karena ia terkenal sebagai orang yang tidak pernah berdusta sama sekali. Kejujurannya merupakan point tersendiri baginya dibanding dengan kejujuran tokoh atau figure atau idola lainnya.

    Dari kecil sampai penobatannya sebagai Rasul Allah, sama sekali tidak pernah tunduk pada patung-patung sesembahan masyarakat sekitarnya dan juga termasuk sesembahan keluarganya sendiri. Pun ia tidak pernah menegak segala jenis minuman keras atau sarana lain yang memabukkan. Justeru setelah dinobatkan menjadi Rasul Allah, dialah orang pertama kali menyingkirkan sesembahan-sesembahan tersebut dan juga berbagai segala jenis sarana memabukkan dengan cara yang bijak. Hal tersebut digambarkan dalam Alqur’an tentang pengharaman khamr (segala yang memabukkan) yang berangsur-angsur selama empat kali tahapan.

    Di waktu dalam asuhan kakek dan pamannya, ia telah diajak berniaga ke luar negeri. Masa-masa tersebut, merupqkqn masa yang paling keras dan berat dalam hidupnya. Namun, ia hadapi semuanya dengan penuh kesabaran. Bahkan, demi membantu kelangsungan hidupnya, ia juga pernah mengembalakan kambing ternak milik saudagar-saudagar Mekah waktu itu. Dalam pengembalaan tersebut, secara tidak langsung, ia terdidik menjadi seorang pemimpin yang mampu bercengkrama secara langsung dengan alam bebas.

    Jika dirunut dalam sejarah, mayoritas Anbiya’ wa Rusulullah adalah seorang pengembala. Di mana, di sana terdapat pendidikan awal bagaimana cara membawa umat ke depan ke arah yang benar.

    Sang Idola di Mata Non Muslim

    Dalam buku (the best seller), yang disusun pada tahun 1978 dan dicetak kembali pada 1992 dengan beberapa revisi nyata terhadap daftar urutan 100 dan posisi masing-masing yang luar biasa, penulis menempatkan Nabi Muhammad saw dalam urutan teratas.

    Dalam buku “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah” tersebut,
    yang ditulis oleh Michael H. Hart (seorang penulis terkenal berkebangsaan Amerika Serikat, lahir 28 April 1932; bekerja pada NASA, guru besar astronomi dan fisika untuk perguruan tinggi di Maryland, Amerika Serikat), timbul suatu pertanyaan, bagaimana ia bisa menempatkan Nabi Muhammad saw pada urutan pertama?

    Sementara, di sana banyak sekali tokoh-tokod dunia yang sangat besar pula pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia, seperti Isaac Newton (Fisikawan, pencetus Teori Gravitasi umum, Hukum gerak), Siddhartha Gautama/Buddha (Pendiri agama Buddha), Kong Hu Cu (Pendiri agama Kong Hu Cu) , Santo Paulus (Penyebar ajaran Kristen), Nabi Musa (Nabi terbesar Yahudi), Martin Luther (Pendiri agama Protestan dan aliran Lutheran), Karl Heinrich Marx (Bapak Komunisme), Adam Smith (Ekonom, pelopor Kapitalisme) , Asoka (Raja India yang masuk dan mengembangkan agama Buddha), Santo Augustinus (Teolog Kristen awal), Yohanes Calvin (Tokoh Reformasi Gereja, pendiri Calvinisme) dan Zarathustra (Pendiri Zoroastrianisme).

    Dalam dunia politik, siasat dan filsafat, terpampang sederetan nama seperti Umar bin al-Khattab (Khalifah Rasulullah kedua, memperluas Daulah Khilafah Islamiyah), Paus Urbanus II (Penyeru Perang Salib), Mikhail Sergeyevich Gorbachev (Perdana Menteri Rusia yang mengakhiri Komunisme di Uni Soviet dan Eropa Timur), Joseph Stalin (Tokoh revolusioner dan penguasa Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Presiden AS yang mendirikan "Program Luar Angkasa Apollo”), Adolf Hitler (Penakluk, pemimpin Blok Poros dalam Perang Dunia II), Plato (Filsuf Yunani), Aristoteles (Filsuf Yunani yang berpengaruh) dan Werner Karl Heisenberg (Pencetus Prinsip Ketidakpastian),

    Di kalangan ilmuwan, ada Albert Einstein (Fisikawan, penemu Teori Relativitas), Louis Pasteur (Ilmuwan, penemu Pasteurisasi), Galileo Galilei (Astronom, secara akurat mengemukakan teori Heliosentris), Charles Robert Darwin (Biologis, mendeskripsikan teori Evolusi), Antoine Laurent Lavoisier (Bapak Kimia modern, Filsuf dan Ekonom), Orville Wright dan Wilbur Wright (Penemu Pesawat terbang), John Dalton (Kimiawan, Fisikawan, penemu Teori Atom, Hukum Tekanan Parsial (Hukum Dalton), Thomas Alva Edison (Penemu bola lampu dan Fonograf, dll), Antony van Leeuwenhoek (Ahli Mikroskop, mempelajari kehidupan mikroskopis), William Thomas Green Morton (Pelopor Anestesiologi), Guglielmo Marconi (Penemu Radio), Alexander Graham Bell (Penemu Telepon), Alexander Fleming (Penemu Penisilin, memajukan Bakteriologi, Imunologi dan Kemoterapi), Louis-Jacques-Mandé Daguerre (Penemu/pelopor Fotografi), William Harvey (Penemu sirkulasi darah), Gregor Johann Mendel (Penemu teori genetika), Nikolaus August Otto (Penemu mesin pembakaran 4 tak), Edward Jenner (Penemu vaksin cacar), Wilhelm Conrad Roentgen (Penemu sinar X), Johannes Kepler (Astronom penemu Hukum Kepler tentang pergerakan planet), Enrico Fermi (Salah satu tokoh abad atom, Bapak Bom Atom), Leonhard Euler (Fisikawan, Matematikawan, penemu Kalkulus Diferensial dan Integral serta Aljabar), Gregory Goodwin Pincus (Endokrinolog, menemukan pil KB).

    Semua deretan nama-nama terkenal tersebut di atas, oleh Michael H. Hart diletakkan pada urutan sesuai dengan besar-kecilnya pengaruh masing-masing terhadap kelangsungan hidup manusia di dunia ini, dan ternyata yang paling unggul adalah Nabi Muhammad saw. Kenapa?

    Michael H. Hart sangat kagum terhadap kepribadiannya. Ia yang berasal dari keluarga sederhana, mampu menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama-agama terbesar dunia, Agama Islam. Di mana pada masa itu ia (Nabi Muhammad saw) muncul sebagai seorang pemimpin yang berani, tulen, disiplin, rendah diri, tegas, dan efektif. Ada sekitar empat belas abad yang silam wafatnya, tapi pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.

    Sebagian besar tokoh-tokoh yang dimuat dalam buku tersebut adalah orang-orang yang lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkebudayaan tinggi dan tempat berlakunya politik bangsa-bangsa. Namun, Muhammad ibn Abdillah lahir pada tahun 570/571 M, di kota Mekkah, di bagian selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan.

    Ia (Nabi Muhammad) menjadi yatim-piatu pada umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi yang sederhana. Selain itu, dalam beberapa literature Islam, Nabi Muhamnmad adalah seorang yang buta huruf (ummy). Keadaan ekonominya baru mulai meningkat pada umur 25 tahun setelah menikah dengan seorang janda kaya raya (Khadijan Al Kubra).

    Umumnya, bangsa Arab pada usia-usia mendekati 40 tahun, mereka mulai rajin menyembah berhala yang berpust di ka’bah. Tatkala berusia 40 tahun, baginda sering mimpi aneh yang menyebabkan beliau suka ‘uzlah (menyepi) di gua khira’. Setelah beberapa kali ‘uzlah di sana, beliau menemukan suatu keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menyampaikan sesuatu (wahyu) kepadanya dan memilihnya untuk menjadi penyebar kepercayaan yang benar (Islam). Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebarkan agama baru ini terbatas kepada kawan-kawan terdekat dan keluarganya.

    Pada sekitar tahun 613M baginda (berusia + 43 tahun) ia mulai berani tampil di depan umum menyebarkan ajaran baru yang dibawanya (Islam) Meskipun banyak bahaya yang mengancam, dakwah demi dakwah dapat dijalaninya dengan penuh keyakinan dan ketenangan. Pada ahirnya, karena tekanan-tekanan dari orang yang tidak menerima munculnya ajaran baru tadi semakin parah, menyebabkan beliau bersama pengikutnya berhijrah ke tempat yang dianggap lebih aman, yakni Madinah Almunawwarah.

    Peristiwa hijrah tersebut merupakan titik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dengan susah payah hanya memperoleh pengikut yang sedikit. Saat hijrah ke Madinah pengikutnya semakin bertambah, sehingga dalam tempo yang cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kendali kekuasaan yang disegani, baik oleh pengikut ajaarannya sendiri maupun kalangan non muslim.

    Pada tahun-tahun berikutnya, dengan semangat juang dan keyakinan akan pertolongan Allah, baginda Nabi bersama para Sahabatnya mampu melebarkan sayap kekuasaannya, sampai ke kerajaan Persia, Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Hingga ahirnya beliau wafat pada sekitar tahun 633/634M setelah beberapa hari menerima wahyu terahir “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[ karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maidah: 3).

    Setelah wafat, perjuangan beliau pun terus dilanjutkan oleh para generasinya yang sangat gigih dan berani. Dimulai dari khalifah pertama Abu Bakar Ash Shidiq, kemudian Umar ibn Alkhaththab, Utsman ibn ‘Affan dan Ali ibn Abi Thalib, sampai Umar ibn Abd. Aziz dan sampai sekarang pun perjuangan itu masih tetap menyala dan berkobar.

    Dari kisah sejarah kehidupan dan perjuangannya tersebut, serta pengaruhnya yang tetap eksis dengan kuat sampai sekarang, Michael H. Hart memosisikannya sebagai manusia yang nomer satu paling hebat dan besar pengaruhnya di muka bumi ini.

    Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk, Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam. Dari sini timbul pertanyaan, apa alasan Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam urutan di bukunya tersebut?.

    Ada dua alasan pokok yang menjadi pegangan Michael H. Hart: Pertama, Nabi Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam dibanding peran Nabi Isa terhadap Agama Nasrani, karena St. Paul lah sebagai penyebar utama teologi Kristiani dan juga sebagai penulis sebagian besar Perjanjian Lama.

    Kedua, Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam, tapi sekaligus \bertanggungjawab terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Ditambah pula dia sebagai penyampai Kitab Suci Al-Quran dari Allah. Di mana sebagian besar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan pada masa Nabi Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun oleh sahabat-sahabatnya dalam bentuk yang lebih kukuh setelah dia wafat.

    Dengan demikian Al-Quran berkait erat dengan pandangan-pandangan Muhammad dan ajaran-ajarannya, kerana dia senantiasa bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tidak ada satu pun dari kumpulan kitab suci yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai pada masa sekarang.

    Jika diukur pada sudut agama semata, tampak pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan. Namun, jika diukur lebih jauh dari itu, Muhammad memiliki nilai plus dibanding dengan Isa. Muhammad bukan semata-mata pemimpin agama, tetapi juga pemimpin urusan duniawi.

    Fakta membuktikan bahwa beliau sebagai pendorong yang kuat terhadap gerakan penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi paling depan sepanjang waktu.

    Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia adalah penaklukan yang dilakukan Jengis Khan. Penaklukan ini, walaupun lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanannya, dan kini daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan

    Ini jelas beda dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab yang membentang dari Irak hingga Maroko. Terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaannya. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, yang merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan.

    Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah Michael H. Hart menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara sisi agama dan sisi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad. Di mana dengan alasan tersebutlah Michael H. Hart menganggap Muhammad adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

    Dari sini, bisa kita katakan bahwa Nabi Muhammad saw adalah Sang Idola Sejati bagi kita kaum muslimin. Baik untuk masa sekarang maupun masa depan yang akan datang, sosok baginda Nabi Muhammad saw sangat tepat dijadikan idola. Dikatakan idola karena memang pantas dijadikan panutan dan teladan dalam segala hal. Dikatakan sejati, karena pengaruhnya seolah melekat erat dan abadi dalam jiwa masing-masing orang yang mengidolakan. Dengan menelaah dan mempelajari perjalanan dan perjuangan hidup beliau, dari awal sampai ahir hayatnya, kita akan membuktikan sosok idola sejati dalam dirinya. Wallahu a’lamu bishshowab.

    Refrensi

    1. Armstrong, Karen. Muhammad, Prophet for Our Time. Dalam terjemahan bahasa Indonesia oleh Yuliani Liputo. Cet. II, November 2007. PT Mizan Pustaka.
    2. The 100 (buku), dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, www.ensiklopedia.com atau www.wikipedia.com
    3. Nabi Muhammad saw dalam Bukunya Michael H. Hart. Dalam blog Silent Knight.
    4. Michael H. hart, dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, www.ensiklopedia.com atau www.wikipedia.com

    more
  • CINTA SANTRI
    CINTA SANTRI

    By: Hannalexa


    " Malam ini adalah malam terakhir kebersamaan kita, setelah itu akan ada malam-malam berikutnya dimana hanya ada sepi yang setia menemani kita " sang pria berkata pada kekasihnya yang mulai basah kedua pipinya. Dinding pembatas asrama santri putra dan santri putri itulah yang menjadi saksi keberadaan mereka pada malam itu. Rupanya malam itu adalah malam perpisahan bagi mereka, setelah 2 tahun mereka memilih untuk back street dari pengurus. " de'….., percayalah, walau pun ada jarak yang memisahkan kita. Hatiku tetap utukmu aku takkan pernah berubah layaknya alif maksuroh yang tak bisa menerima harokat dalam berbagai keadaan". Mata gadis itu pun mulai menatap dan mencari pembenaran di setiap garis wajah kekasihnya itu. Dan berkata " kak….,aku takut suatu ketika kamu menjadi alif layyinah, ketika kau menemukan gadis lain yang membuatmu bahagia, merasa cocok dan nyaman dengannya. Dan seketika itu kau akan membuka hatimu untuk gadis itu. Ah….andai saja kau itu adalah mubtada' dan aku khobarnya atau kau adalah fi'il dan aku adalah fai'lnya pasti kita akan selalu bersama-sama. Dimana ada dirimu pasti ada diriku, kita akan selalu bersama-sama, belajar bersama, sedih bersama, bahagia bersama." "de'….aku akan tetap menjadi mubtada' dan kau khobarnya, aku senang menjadi fiil dan kau failnya, hanya saja dalam keadaan tertentu kita tidak selalu berdampingan kan,,,? Kadang aku pergi, begitu pula terkadang kau yang pergi. Tapi pada hakikatnya kita saling berhubungan dan tak bisa dipisahkan. Kau harus mengerti, segala sesuatu yang kita inginkan tak selamanya berjalan dengan mulus." Badrus berusa menyakinkan.


    Keheningan malam mulai merayapi keduanya, hanya mata yang beradu menggantikan kata. Pondok pesantren Roudlotut Tholibien Rembang kehilangan hiruk pikuknya, tak ada lagi santri yang mendendangkan nadzom alfiyah, imrithi, ataupun nderes kitab yang telah diajarkan oleh kyai. Ditinggalkan para santrinya yang sedang pulang kerumah masing-masing karena liburan akhir tahun atau akhir assannah. Yang tinggal hanyalah santri yang berasal dari luar kota Rembang. Diantaranya adalah Rufaidah dan Badrus. Rufaidah berasal dari Jakarta sedangkan badrus berasal dari Malang, keduanya telah menjalin hubungan semenjak kelas 2 SMA dan kini waktunya perpisahan, karena Badrus akan melanjutkan kuliah ke universitas al-azhar Kairo, sedangkan Rufaidah telah mendapatkan beasiswa di UGM Jogjakarta.


    " Kak…..( Rufaidah mencoba menghenyakkan kesunyian setelah lama mereka berdiam) aku tidak ingin karena jarak yang memisahkan kita, dan jarangnya komunikasi akan merusak hubungan yang telah kita jalini ini, karena gelisah dan rindu akan menimbulkan kecurigaan dihatimu pada diriku. Kecurigaanmu itu bagiku seperti inna wa akhowatha yang merusak mubtada (isim inna) yang tadinya marfu' menjadi manshub. Dan aku pun tak memunkiri hari-hariku akan didera kecurigaan dan perasaan was-was padamu, aku tak yakin hatiku akan tetap memihakmu jika kecurigaan itu selalu menghantuiku. Seperti apa yang dilakukan oleh kana wa akhowatuha, merusak khobar mubtada (khobar kana) yang tadinya marfu' menjadi mansub. Dan akhirnya kita saling mencurigai, dan tak ada lagi kepercayaan dihati kita masing-masing. Membiarkan kecurigaan mengrogoti hubungan ini sampai akhirnya tak ada yang tersisa walau secuil harapan. Seperti dzonna wa akhowatuha yang benar2 merusak a'malnya mubtada dan khobar." Badrus hanya terdiam mendengar penuturan gadis yang menjadi kekasihnya itu. " Kak…., aku gak mau nasibku seperti huruf illat yang sering dibuang dalam sebuah kalimat kalau sudah tidak dibutuhkan. Kak….aku takut sekali ketika sesampainya kau di Mesir, ketika ketidak tahuanmu akanku membuatku majhul di matamu dan fikiranmu, membuatmu lupa akanku dan kenangan2 kita selama di Rembang. Apakah aku harus rela ketika ada seorang gadis menggantikan kedudukanku di dalam hatimu? Aku tidak yakin kau akan tetap menjadi alif maksuroh dalam kesepianmu, itu pasti akan membuatmu menderita."


    Badrus bingung, bagaimana dia harus menenangkan hati kekasihnya yang sedang dilanda keraguan itu. Dia tidak bisa memberikan harapan dan janji terlalu banyak, untuk sekedar menenangkan hati kekasihnya itu. Dia takut suatu saat tidak dapat menepati janjinya pada Rufaidah. Dia tidak mau Rufaidan kecewa dan akhirnya membenci dirinya. " de'…..aku gak tahu apakah imam sibawaih pernah pacaran atau tidak, kalau saja beliau pernah pacaran, mungkin saja ada I'rob yang dapat menjelaskan hubungan kita sekarang". Keduanya hanya tertawa, kencan terakhir ini menjadi arena perdebatan nahwu sekenanya. " emmm… sayangnya di Alfiyah Ibnu Malik gak ada bab hubbun wa akhowatuha ya kak… ". Badrus hanya tertawa mendengar perkataan rufaidah yang diselingi tawa renyahnya. Malam itu Badrus ingin benar2 menikmati wajah kekasihnya untuk yang terakhir kalinya, sampai benar2 melekat di dalam hatinya. Karena seminggu lagi, badrus akan berangkat ke Mesir.


    Bagi Rufaidah, badrus tidak hanya sekedar pacar. Baginya badrus seperti kakak kandungnya, tempat dimana Rufaidah menumpahkan segala permasalahan yang dia sedang hadapi. Menurut Rufaidah Badrus cukup dewasa untuk menjadi seorang kakak dan sangat romantis untuk ukuran seorang pacar yang nota benenya adalah santri salaf . Hati Rufaidah sangat bangga sekaligus sedih, ketika mendengar Badrus lulus ujian masuk universitas al azhar Kairo. Rufaidah selalu menenangkan hati bahwa kepergian Badrus adalah untuk menuntut ilmu demi mencapai cita-citanya yaitu mengabdikan diri sepenuh hati untuk pondok pesantren tempat ia menimba ilmu agama selama ini. Yang Rufaidah punya hanyalah doa, semoga Allah mengabadikan kisah cintanya bersama Badrus. Sehingga darinya dan Badrus akan lahir buah cinta yang sholih dan sholihah. Dengan doa dan usaha sedaya-dayanya. Jika semuanya menjadi lebih baik, menjadi kerinduan dan cinta yang terang, menjadi kecewa yang ikhlas. Dan kesedihan yang kita relakan untuk menjadi tegar dalam langkah-langkah kita yang tegap dan lurus. Tetap di jalanNya.


    Pada malam itu, tak lupa Badrus memberikan lembaran foto copy yang telah dijilid rapih. Lembaran itu adalah ungkapan perasaannya selama ini terhadap Rufaidah. Lembaran itu adalah risalatul hub dalam bentuk syi'ir berbahasa Indonesia maupun bahasa arab. Risalah itu ia namai rufaidati fil laylatil badri. Kemudian keduanya pun pulang ke pondok masing-masing, membawa hati penuh harapan, cinta dan ketakutan akan sebuah perpisahan.


    My room…….19-11-07

    more
  • SHALAT & KESEHATAN

    SHALAT & KESEHATAN

    Menyibak Rahasia Gerakan Shalat

    By: Anas Mas’udi

    Agama beserta aturan yang ada di dalamnya, baik yang berbentuk larangan maupun perintah, itu seperti rambu-rambu lalu lintas di jalan. Di mana jika lalu lintas tersebut tidak ada, atau ada tapi tidak dipatuhi oleh pengguna jalan, maka sangat dimungkinkan akan terjadi kecelakaan di mana-mana, begitu juga dengan syariat Islam. (KH. Idris Hamid)

    Shalat tidak hanya menjadi amalan utama yg pertama kali dihisab di hari akhir nanti, tetapi shalat juga memiliki gerakan-gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit.

    Shalat akan menjadikan manusia bersikap tawadhu', rendah hati, tidak sombong dan tidak angkuh. Anggota tubuh kita yang paling terhormat adalah kepala, akan tetapi di hadapan Allah pada waktu shalat menjadi sama rendahnya dengan telapak kaki. Karenanya, orang yang tawadhu' sadar akan kedudukan (maqam) nya di hadapan Allah.

    Prolog

    Al ‘aql al saliim fi al jism al saliim, akal yang sehat terdapat pada akal yang sehat. Inilah slogan yang sering kita dengar dalam dunia olahraga jasmani. Betapa sehat sangat mahal harganya bagi setiap insan. Oleh karenanya, setiap orang yang berakal sehat pasti selalu berusaha untuk menjaga kesehatannya dengan segala bentuk dan cara.

    Demi menjaga kesehatan ruhani dan jasmani, Islam telah memberikan a way of life (Alqur’an) yang sangat universal manfaat dan gunanya bagi umat manusia. Mulai dari bagaimana cara berinteraksi dengan sesama, dengan Tuhannya, dengan tumbuh-tumbuhan, dengan binatang dan dengan lingkungan hidup di sekitarnya, semua lini dalam interaksi manusia dengan lainnya telah diatur oleh Islam dalam a way of life tadi..

    Demikian itu tercover dalam bentuk larangan-larangan untuk melakukan atau mengonsumsi sesuatu yang bisa membahayakan kesehatan ruhani maupun kesehatan jasmani dan berupa perintah-perintah yang sangat urgen manfaat dan gunanya bagi kelangsungan hidup umat manusia.

    Agama beserta aturan yang ada di dalamnya, baik yang berbentuk larangan maupun perintah, itu seperti rambu-rambu lalu lintas di jalan. Di mana jika lalu lintas tersebut tidak ada, atau ada tapi tidak dipatuhi oleh pengguna jalan, maka sangat dimungkinkan akan terjadi kecelakaan di mana-mana, begitu juga dengan syariat Islam”. Suatu penganalogian yang cukup bagus yang penuulis dengar dari KH. Idris Hamid, pemangku pondok pesantren Salafiyah Pasuruan.

    Islam melarang umatnya mengonsumsi minuman keras atau SEPHIA (sabu-sabu, extasi, putau, heroin, inex dan alcohol), mengonsumsi binatang-binatang yg diharamkan (seperti anjing, babi dll), dan mengonsumsi makanan yang dilarang (seperti darah dll), semuanya demi menjaga kesehatan akal dan kehatan organ tubuh lainnya.

    Islam melarang umat untuk mencuri, korupsi, menyuap, menerima suap, menjadi perantara suap, memakan riba, merampok, mengurangi timbangan, menipu, mencaci, berdusta, berburuk sangka menggunjing orang lain dsb, semuanya dilarang demi menjaga kesehatan ruhani dan juga jasmani serta kemaslahatan orang lain. Karena perbuatan-perbuatan tersebut bisa merugikan orang lain dan bisa jadi orang yang didhalimi akan mendoakan celaka bagi pelakunya, maka kesehatan dan keselamatan jasmani boleh jadi akan terancam celaka dengan terkabulnya doa tadi. Pada ahirnya juga merembet akan mengusik kesehatan ruhaninya. Oleh karenanya, Islam melarang perbuatan-perbuatan tersebut.

    Merupakan hal yang bisa dimaklumi bahwa setiap orang yang berbuat sesuatu dengan cara merugikan orang lain bisa dikatakan kesehatan ruhaninya bermasalah. “sesungguhnya dalam jasd (manusia) ada sebongkah daging. Jika ia sehat (bagus), maka akan menjadi sehat seluruh (organ) jasadnya. Jika sakit (rusak), maka akan sakit juga seluruh (organ) jasadnya. Ketahuilah, ia adalah hati”.

    Sebaliknya, apa yang telah diperintahkan oleh syariat Islam, pasti semuanya demi menjaga kesehatan dan keselamatan ruhani dan jasmani umatnya. Islam memerintahkan bayar zakat, menunaikan shalat, menjalankan ibadah puasa, baik yang wajib maupun yang sunnah, menunaikan ibadah haji, bersedekah, berkata baik, jujur dalam segala hal dan keadaan dst, semuanya demi menjaga kesehatan dan keselamtan jasmani dan ruhani umatnya.

    Sebagaimana diketahui bahwa tujuan disyariatkan syariat Islam adalah semata-mata untuk menjaga kemaslahatan lima hal, yaitu menjaga kemaslahatan akal, jiwa, agama, keturunan / nasab dan harta. Di mana hal tersebut kita kenal dengan istilah HAM (Hak Asasi Manusia).

    Jika semua larangan dianalisa dengan cermat dan teliti secara medis atau secara ilmiah, maka di sana akan terbukti bahwa apa-apa yang dilarang oleh syariat Islam terdapat unsur-unsur yang membahayakan di dalamnya bagi kesehatan ruhani dan jasmani manusia, seperti penyakit yang baru-baru ini menghebohkan dunia yang ditimbulkan dari babi (flu babi). Jauh sebelumnya Islam telah melarang umatnya mengonsumsi binatang ini dan sekarang terbukti kemaslahatnnya, kenapa babi diharamkan.

    Demikian juga, jika semua yang diperintahkan syariat islam untuk supaya dipatuhi dan dikerjakan oleh umatnya, dianalisa secara medis atau secara ilmiah dengan cermat, niscaya akan ditemukan adanya banyak maslahah di balik semua perintah-perintah tadi. Sebagai contoh dari tersebut di atas, di sini penulis akan mencoba mengungkap sekilas rahasia dalam gerakan shalat yang ternyata sangat besar kontribusinya dalam menjaga kesehatan ruhani dan jasmani mushalli (pelaku shalat).

    1. Syarat-Syarat Shalat

    Syarat adalah sesuatu yang harus dikerjakan atau dipenuhi seseorang sebelum melakukan shalat.. Antara lain: 1. Islam. 2. Berakal. 3. Tamyiz (bisa membedakan antara dua benda atau dua hal). 4. Baligh (tanda baligh bagi perempuan setelah keluar darah haid, atau mimpi keluar mani atau sudah berusia 15 tahun. Tanda baligh bagi laki-laki, mimpi keluar mania tau sampai usia 15 tahun). 5. Suci dari hadats (kecil dan besar). 6. Suci dari najis (badan, pakaian dan tempat shalatnya). 7. Masuknya waktu shalat. 8. Menutup aurat (aurat laki2, antara pusar dan lutut. Aurat perempuan, semua anggota tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan).

    1. Rukun-Rukun Shalat

    Rukun adalah sesuatu yang harus dilakukan seseorang di dalam mengerjakan shalat. Jika salah satunya sengaja ditinggalkan, bisa menbabkan batalnya shalat. Namun, jika rukun tadi tidak dikerjakan karena lupa, bisa diganti dengan sujud sahwi sesuai dengan aturan yang ada.

    Rukun-rukun tersebut antara lain:

    1. Niat (tempatnya di hati dan dihukumi sunnat melafadhkannya dengan lisan).
    2. Berdiri bagi yang mampu.
    3. Menghadap qiblat.
    4. Takiratul ihram.
    5. Membaca surat Alfatihah.
    6. Ruku’.
    7. I’tidal (berdiri tegak kembali dari ruku’).
    8. Sujud dua kali.
    9. Duduk di antara dua sujud.
    10. Membaca tasyahhud ahir.
    11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw dalam tasyahhud ahir.
    12. Duduk untuk tasyahhud ahir.
    13. Thuma’ninah (mengerjakan dengan penuh ketenangan dan tidak tergesa-gesa) dalam setiap rukun.
    14. Membaca salam.
    15. Tertib dalam setiap rukun.

    1. Wudhu’ dalam Pandangan Medis

    Wudhu’ merupakan salah satu syarat yang harus dikerjakan sebelum melakukan shalat. Ia salah satu sarana bersuci untuk menghiangkan hadast kecil, seperti kentut, bersentuhan kulit laki-laki dan kulit perempuan yang bukan mahramnya, tidur dst. Sebelum masuk pada bahasan gerakan shalat yang dipandang dari sisi medis, alangkah baiknya membahas terlebih dahulu masalah wudhu’, walaaupun hanya sekilas.

    Di samping wudhu’ merupakan pekerjaan ibadah, ia juga mengandung nilai kesehatan yang cukup tinggi. Wudhu’ yang disyaratkan niat saat membasuh muka, kemudian membasuh kedua tangan sampai siku-siku, dilanjutkan dengan mengusap sebagian dari kepala yang diakhiri dengan membasuh kedua kaki sampai pada batas mata kaki, mampu memberikan penangkal diri dari berbagai macam penyakit.

    Saat berwudhu’, begitu air dingin membasuh anggota wudlu, secara otomatis pembuluh darah bereaksi untuk bekerja lebih cepat dan gesit mengalirkan darah ke seluruh tubuh sebagai reaksi alami menormalisasi suhu tubuh, yang diakibatkan dari bertemunya suhu panas dalam tubuh dengan dinginnya guyuran air wudlu. Saat itu juga darah mengalir ke daerah seputar wajah, kedua tangan dan telapak kaki dengan sangat lancar.

    Ketika aliran darah mengalir ke seluruh tubuh, termasuk pada bagian kulit, maka kelenjar peluh langsung bekerja menyedot darah-darah kotor dan membuangnya keluar tubuh melalui bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar kulit. Begitu darah kotor itu keluar, walau tidak kasat mata, maka langsung disapu air wudlu berikutnya.

    Inilah mungkin rahasianya kenapa kita disunahkan membasuh tiga kali pada setiap anggota wudlu. Dampaknya kulit sekitar wajah dan lainnya nampak cantik dan putih berseri sehingga penuaan dini bisa terhindarkan.

    Biasanya, proses penyaringan dan pembuangan darah-darah kotor dilakukan oleh ginjal, kemudian dibuang bersamaan dengan air seni. Namun ketika seseorang melakukan wudlu, darah-darah kotor itu tertarik dan terkonsentrasi pada sekitar anggota-anggota wudlu yang sudah dibasuh dan kemudian disapu bersih oleh air wudlu berikutnya (basuhan kedua dan ketiga). Artinya, berwudlu ternyata mengurangi sedikit beban berat kerja ginjal dan dampaknya bisa meminimalisir kemungkinan terkena risiko sakit ginjal.

    Salah satu tugas jantung yang paling berat adalah memompa darah supaya mengalir menuju wajah, telapak tangan, dan kaki. Kenapa? Karena posisi ketiga anggota tubuh tersebut jauh dari posisi jantung yang berada di rongga dada.

    Begitu tersentuh air wudlu yang dingin, maka jantung langsung bereaksi dan kemudian memompa darah dengan kuat menuju tiga anggota badan yang berjauhan itu. Dengan demikian wudlu tak hanya semata kewajiban agama, tapi juga membantu meringankan beban berat kerja jantung. Akhirnya risiko terkena serangan jantung pun relatif bisa terhindarkan.

    Wudlu dengan air dingin, juga membantu merangsang dan mengefektifkan sistem kerja syaraf. Rangsangan tadi, akan berdampak positif pada kinerja syaraf pusat yang berada di otak. Tak heran makanya kalau setelah wudlu kita selalu merasakan suasana segar, yang tak dirasakan sebelum wudlu.

    Dengan demikian faedah lain dari wudlu adalah sanggup mengurangi ketegangan jiwa, stress, mengurangi rasa sedih, rasa khawatir dan rasa marah. Faedah inilah mungkin yang menjelaskan kenapa Rasulullah Saw, selalu menganjurkan kita untuk segera berwudlu ketika kita sedang emosi, terutama lagi pada hakim yang sedang dalam proses mengadili sebuah perkara.

    1. Gerakan Shalat dalam Tinjauan Medis

    Shalat tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing.

    1. Takbiratul Ihram

    Adalah gerakan pertama mushalli setelah berdiri tegak menghadap kiblat, dengan mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, seraya melafadhkan “Allahu Akbar”. Kemudian melipatkan kedua tangannya di antara perut dan dada, dengan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya..

    Gerakan tersebut -menurut analisa medis- bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.

    Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah yang kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

    Di samping itu, gerakan mengangkat kedua tangan tersebut juga mengendung beberapa makna, antara lain:

    1. Sebagai symbol pengagungan seseorang terhadap lainnya (dalam hal ini tentu yg dimaksud adalah pengagungan pada Allah, yg disertai dengan pernyataannya dalam ucapan “Allahu Akbar”). Di mana dalam shalat sehari semalam yang berjumlah 17 rakaat, terdapat 94 kali bacaan takbir.
    2. Sebagai symbol penyerahan diri dan patuh kepada atasan.
    3. Sebagai isyarat akan keagungan perbuatan yang dikerjakan.
    4. Sebagai symbol bahwa mushalli melemparkan semua urusan duniawinya secara total dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt dengan penuh kekhusyu’an dan keikhlasan.
    5. Sebagai tanda masuk dalam shalat.

    1. Ruku’

    Adalah gerakan mushalli setelah sempurna membaca Alfatihah (dan atau setelah membaca surat) dengan mengangkat kedua tangan sejajar telinga, kemudian melipatkan badannya ke depan dengan mengucapkan “Allahu akbar”, sampai punggungnya datar seperti meja dan meletakkan kedua tangan di atas kedua lutut. Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Setelah sempurna posisi ruku’, dianjurkan membaca tasbih tiga kali “subha-na rabbiyal ‘adhi-mi wa bihamdih

    Posisi kepala yang lurus dengan tulang belakang ini, bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf.

    Posisi jantung yang sejajar dengan otak, bias memaksimalkan aliran darah pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih, sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

    1. I’tidal

    Adalah gerakan mushalli bangun dari ruku’, dengan tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil mengucapkan “sami’allahu liman hamidah, rabbanaa wa lakal hamdu / rabbanaa lakal hamdu mil-us sama-wa-ti wa mil-ul ardhi wa mil-u maa syikta min syai-in ba’du ”.

    I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu akan memberi efek melancarkan pencernaan.

    1. Sujud

    Adalah gerakan mushalli setelah I’tidal dengan menungging sambil meletakkan kedua tangan, kedua lutut, ujung-ujung kedua kaki dan dahi pada lantai disertai melafalkan “Allahu Akbar”, dan setelah posisi sujudnya sempurna, bertasbih tiga kali “subha-na rabbiyal a’laa wa bihamdih” . Posisi sujud ini berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak.

    Posisi jantung di atas otak seperti ini menyebabkan darah yang kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Itu sebabnya, syariat menganjurkan untuk berlama-lama ketika sujud dengan memperbanyak bacaan doa di dalamnya, karena paling dekatnya posisi seorang hamba denga Allah adalah saat ia bersujud kepadaNya.

    Posisi seperti itu bisa menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

    Gerakan dalam sujud tergolong unik. Sujud sendiri memiliki falsafah, yakni manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan seperti ini mampu mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

    Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang dan menjaga terjadinya pendarahan otak.

    Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.

    1. Duduk di antara Sujud

    Adalah gerakan mushalli setelah sujud dengan posisi duduk iftirasy sambil mebaca “Allahu akbar”. Di mana posisi tubuh bertumpu pada pangkal paha (duduk iftitasy) yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Setelah duduknya sempurna, dianjurkan membaca doa “rabbi ighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’a-fini wa’fu ‘anni”.

    Posisi duduk seperti ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Posisi duduk seperti ini juga dikerjakan saat mushalli membaca tasyahhud awal “attahiyya-tul muba-raka-tush shalawa-tuth thoyyiba-tu lillah, assala-mu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabaraka-tuh, assala-mu ‘alainaa wa ‘alaa ‘iba-dillahish sho-lihi-n, asyhadu an laa ila-ha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasu-lullah ….

    Adapun duduk tawarruk, duduk seperti di atas, namun kaki sebelah kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan dengan pantat langsung menempel lantai, yang dikerjakan saat mushalli membaca tasyahhud / tahiyyat ahir “attahiyya-tul muba-raka-tush shalawa-tuth thoyyiba-tu lillah, assala-mu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabaraka-tuh, assala-mu ‘alainaa wa ‘alaa ‘iba-dillahish sho-lihi-n, asyhadu an laa ila-ha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasu-lullah, allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa a-li muhammad, kamaa shollaita ‘alaa ibra-hi-ma wa ‘alaa a-li ibra-him, wa ba-rik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa a-li Muhammad, kamaa ba-rakta ‘alaa ibra-him wa ‘alaa a-li ibra-him fil ‘a-lami-na innaka hami-dun majiid”.

    Posisi duduk seperti ini sangat baik bagi pria, sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi.

    Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

    1. Salam

    Gerakan mushalli di ahir shalat dengan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal (sekiranya pipi kanan mushalli terlihat oleh orang di belakangnya saat salam pertama dan pipi kirinya terlihat oleh orang di belakangnya saat salam kedua) sambil mengucapkan “assala-mu ‘alikum warahmatullah …”. Gerakan seperti ini bermanfaat untuk untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala, menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga bias mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah (resep awet muda).

    Epilog

    Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan, ada seorang dokter berkebangsaan Amerika, menyatakan diri masuk Islam setelah diam diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Riset tersebut juga diakui ulama Timur Tengah di bidang kajian kemukjizatan ilmiah Alqur’an dan kajian ilmiah di bidang hadis.

    Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, semua gerakan dalam shalat berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah.

    Banyak dari kalangan ilmuan di bidang medis yang merekomendasikan agar gerakan-gerakan dalam shalat dijadikan gerakan rutin dalam olah raga keseharian setiap orang. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.

    Dalam gerakan sujud terdapat gerakan yg melatih kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

    Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi.

    Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

    Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaruk (tahiyat akhir) sebagaimana tersebut di ataas. Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum.

    Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

    Menuru penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Dr. M. Soleh berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.

    Di sana dijelaskan bahwa shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker.

    Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.

    Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh.

    Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.

    “Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya”, tutur Dr. M. Sholeh seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.

    Menurut Prof. Dr. Moch. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon iman yang baik, serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.

    Subhanallah, betapa besar manfaat dan guna gerakan-gerakan dalam shalat. Betapa besar dan banyak biaya yang harus dikeluarkan seseorang demi menjaga kesehatannya. Namun, dengan tanpa sadar, ternyata agama Islam, telah memberikan resep dan konsep yang gratis untuk mencapai keinginan tersebut. Betapa meruginya jika seseorang sampai meninggalkan shalat, lebih-lebih shalat fardhu. Ia akan merugi yang berlipat-lipat. Di samping merugi karena kehilangan pahala, yang kemudian berbalik menjadi sebuah siksa, ia juga merugi berjuta-juta rupiah, bahkan bermiliar rupiah, jika fungsi gerakan shalat dikalkulasikan dengan nilai material (uang).

    Demikian yang bisa penulis sampaikan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan setelah membacanya, masing-masing akan semakin memperhatikan gerakannya dalam shalat, sehingga sampai pada taraf kesempurnaan dalam mengerjakan shalat yang akan memberikan dampak positif pada kehidupan sehri-hari dan ahirnya bisa menjegah dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana yng ditegaskan dalam Alqur’an “inna ashshola-ta tanha ‘anil fahsya-I wal munkar .. “ , wallahu a’lamu bishshowab.

    more