• MEMAHAMI ARTI TOLERANSI DALAM ISLAM

    MEMAHAMI ARTI TOLERANSI DALAM ISLAM
    by: Anas El Malawy

    "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil". (QS. Al Mumtahanah: 08)
    Pendahuluan
    Sesungguhnya sikap toleransi dalam Islam sangat nampak pada setiap perintah dan larangannya. Bahkan sampai kedetailnya, maka seharusnyalah sikap ini menjadi kebangkitan baru untuk menapaki mutiaranya, setiap liku-liku dan aturan-aturannya. Sikap toleransi Islam ini tidak pernah walaupun sehari, menjadi sebuah kilauan emas yang membuat orang-orang berdesakan mengejar fatamorgana di siang yang terik, orang haus mengiranya air namun tatkala didatangi, dia tidak mendapatkan apa-apa. Tapi sikap toleransi Islam ini lebih besar daripada mafhum kemanusiaan yang dielu-elukan oleh yayasan-yayasan dan paguyuban jahiliyah di masa kini, dimana, dengan ucapan-ucapan indah mereka menipu berbagai suku bangsa dan kabilah, karena toleransi Islam memiliki makna yang luas mencakup hewan dan tetumbuhan dan mempunyai prinsip bahwa hubungan seorang muslim dengan makhluk lainnya adalah rasa kasih dan sayang walau pun dalam hal membunuh dan menyembelih. Toleransi dalam Islam lebih dalam (nilai kandungannya) daripada mafhum kemanusiaan masa kini, karena toleransi ini menembus penampilan dhahir dan yang kasat mata sampai ke dasar lubuk hati yang paling dalam. Toleransi dalam Islam lebih kekal dari mafhum kemanusiaan masa kini yang akan habis dengan punahnya jenis manusia di muka bumi ini, karena toleransi ini akan menyambungkan seorang muslim dengan kehidupan akhiratnya, di mana dia akan kekal berkat rahmat dari Tuhannya di dalam surga yang penuh kenikmatan dan dia akan mewarisi Al-Firdaus Al-A'la menurut kadar andilnya dalam toleransi ini.
    Makna Toleransi
    Islam mengajak umatnya untuk senantiasa bisa menerapkan "toleransi" dalam kehidupannya sehari-hari bersama setiap anggota masyarakat dan lingkungannya baik mereka orang Muslim maupun non Muslim selama tidak memusuhi agama. Toleransi dalam bahasa Arab berart "tasamuh" atau "samahah". kemudian lafadh "tasamuh" atau "samahah" diterjemahan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai beberapa arti, antara lain: murah hati, suka berderma, ramah, suka memaafkan, lapang dada dan toleransi. (lihat kamus Indonesa-Arab_Arab-Indonesa. Karya KH. Adib Bisri dan KH..Munawwir A.Fatah) Dengan kata lain toleransi adalah Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan, kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan, Kelemah-lembutan karena kemudahan, muka yang ceria karena kegembiraan, rendah diri di hadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan, mudah dalam bersosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian, menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi, terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan. Adapun makna toleransi yang dimaksud di sini bukanlah yang berarti mencampur-aduk ibadah keagamaan satu kepercayaan dengan kepercayaan lainnya. Akan tetapi yang dimaksud "toleransi" adalah menumbuhkan sikap memahami pihak lain, bukan membencinya dan menyuburkan serta mengembangkan rasa kebersamaan, bukan malah menimbulkan perpecahan. Rasulullah saw bersabda:"Sebaik-baik orang adalah yang memiliki hati yang mahmum dan lisan yang jujur, ditanyakan : Apa hati yang mahmum itu ? Jawabnya : Adalah hati yang bertaqwa, bersih tidak ada dosa, tidak ada sikap melampui batas dan tidak ada rasa dengki'. Ditanyakan : Siapa lagi (yang lebih baik) setelah itu ?. Jawabnya : Orang-orang yang membenci dunia dan cinta akhirat. Ditanyakan : Siapa lagi setelah itu ? Jawabnya : 'Seorang mukmin yang berbudi pekerti luhur". [Lihat Shahih Al-Jami' As-Shaghir wa Ziyadatuhu.No.3266]
    Ruang Gerak Toleransi Toleransi dapat diterapkan di semua bidang terkecuali bidang akidah dan ibadah. Allah berfirman dalam QS. Al Kafirun: "Katakanlah (Muhammad): Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
    a.Toleransi Dalam Jual Beli danHukum-Hukumnya.Allah swt berfirman : "Dan Syu'aib berkata : 'Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka".[Hud:85] : Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam ?" [Al-Muthaffifin : 1-6]Rasulullah saw bersabda: "Allah telah mengampuni seorang lelaki dari kalangan umat sebelum kalian dulu, dia mudah bila menjual, mudah bila membeli dan mudah bila memutuskan" [Hadits Riwayat Tirmidzi 1320, Ahmad 3/340 dari hadits Jabir Radliyallahu anhu] : “Sesunguhnya Allah mencintai jual-beli dan keputusan yang mudah" [Hadits RiwayatTirmidzi]b.Toleransi Dalam Hutang Dan TagihanAllah swt berfirman :" Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka beri tangguhlah sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang itu) labih baik bagimu, jika kamu mengetahui" [Al-Baqarah : 280]Rasulullah saw bersabda: "Dahulu ada seorang saudagar yang biasa menghutangi orang, bila dia melihat orang yang kesukaran (dalam membayar hutang), maka dia memerintahkan para pegawainya : "Ma'afkanlah dia mudah-mudahan Allah mema'afkan kita !" Maka Allah-pun mema'afkan dia ..." [HR. Bukhari] : "Mudah-mudahan Allah merahmati lelaki yang toleran bila menjual, membeli dan menagih" (Hadits Riwayat Imam Bukhari 4/206 - Al-Fath)
    c.Toleransi Dalam Penerapan Hukum Allah swt berfrman : "Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supayakamu berfikir" (QS. Al Baqarah), d.Toleransi Dalam Memeluk Agama Allah swt berfirman :"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek" (QS. Al kahfi:29). e.Toleransi Dalam Bernegara & Bermasyarakat Dalam hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah pada awal-awal berdirinya "Daulah Islamiyah". Di mana saat itu belau membuat peraturan yang sama sekali tidak membedakan antara masyarakat satu dengan lainnya (Muslim & Yahudi). Orang-orang Yahudi saat itu bisa hidup bebas sesuai dengan ajaran dan keyakinannya bahkan mereka yang kurang mampu mendapat santunan dari negara yang diambilkan dari "Baitu Maal Muslimin". Hanya saja di kemudian hari merea (Yahudi) melanggar peraturan-peraturan yang telah dsepaati bersama tadi bahan menentangnya dan emudian merea bergabung dengan orang-orang musyriin untu memusuhi aum Musilmin. Di mana hal tersebut merupaan sebab awal terjadinya peperangan antara aum Muslimin dan Musyriin / afir. (lihat Al Sirah al Nabawiyah al Athirah. Dr. Abd. Hamid al Shaid al Zantany).
    Penutup Islam tidak meridhoi kebathilan fanatisme dan perbedaan ras yang mengukur keutamaan dan kebenaran dengan darah fanatisme dan tanah. Thagut itu benar-benar ada pada syari'at jahiliyah, oleh sebab itu, Islam menghinakannya karena mencekik kemulian insan. Dengan demikian, Islam telah menghidupkan hati dan memakmurkannya dengan iman yang benar dan mengusungnya kepada kebajikan, petunjuk dan keadilan. serta menghapus perbedaan jenis, bahasa, ras, nasab dan harta benda, menjadikan segenap keutamaan dan kemuliaan untuk ketaqwaan yang merupakan mata air sikap toleransi, puncak tertinggi dan muara keistimewaan dan kelebihannya.
    Toleransi dapat memperluas ruang dan memperkecil jarak antarsesama kita, siapapun kita. Karena toleransi, sesama kita bisa berbincang dan bercakap dengan rileks, dan juga serius, tanpa mau tahu anda beragama apa atau beretnis apa? Toleransi dapat menghapus tirai yang menyekat kita. Toleransi merubuhkan dinding yang membatasi kita. ketika tirai sudah tersingkap dan dinding telah rubuh, masing-masing kita adalah kita dengan identitas dan simbol masing-masing, tetapi kini tanpa sekat dan tanpa batas. Tak usah takut bertoleransi, karena toleransi tidak akan membuat kita kafir. Tak usah khawatir bertoleransi, karena toleransi berbeda sama sekali dengan konversi (pindah) agama. Juga toleransi bukan murtad dari agama. Toleransi adalah ruang di mana agama saling menyapa melalui umat masing-masing. Toleransi menciptakan suasana agama dan umatnya merasa satu umat dengan hanya Satu Tuhan. Allah Ta'ala berfirman: "Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kamu adalah orang-orang yang paling bertawqa di antara kamu. Sesunguhnya Allah Maha Mengatahui dan Maha Mengenal"[Al-Hujurat13]
    Refrensi
    1. Al Qur'an (Terjemah).
    2. Al Sirah al Nabawiyah al Athirah. Dr. Abd. Hamid al Shaid al Zantany.
    3. Shahih Al-Jami' As-Shaghir wa Ziyadatuhu.

0 comments:

Leave a Reply

Monggo dikomentari ...