• ANTARA KITAB TAURAT, TALMUD DAN DOKTRIN YAHUDI

    ANTARA KITAB TAURAT, TALMUD DAN DOKTRIN YAHUDI
    By : Anas el Malawy

    Pendahuluan
    Islam adalah agama samawi (langit) yg suci. Munculnya nama Islam sebagai agama sejak terangkatnya Nabi Muhammad saw sebagai Rasul Allah dengan membawa ajaran tauhid, sebagaimana ajaran agama-agama samawi sebelumnya. Kendatipun demikian, para Rasul terdahulu yang membawa ajaran tauhid juga disebut sebagai Muslimun (orang-orang yg menyerahkan diri pada Allah). Hanya saja agama yang mereka peluk tidak diketahui dengan jelas namanya. Sebagian ulama mengatakan bahwa agama samawi terdahulu hanya dikenal sebagai agama tauhid.
    Semua Rasul, dari Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw membawa ajaran tauhid. Hanya saja uris prodensi-nya (syariatnya) yang berbeda. Demikian itu karena masing-masing Rasul memperoleh risalah ilahiyyah (ajaran Tuhan) disesuaikan dengan sikon sosial dan politik yang ada waktu itu.
    Setiap Rasul yang datang belakangan meneruskan dan menyempurnakan ajaran para Rasul sebelumnya, serta menghilangkan ajaran-ajaran (berdasarkan wahyu) yang dianggap sudah tidak efisien lagi dengan zamannya. Hingga agama Islam pantas disebut agama penyempurna ajaran-ajaran samawi terdahulu. Allah berfirman:”... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al Maidah: 3).
    Islam mengajarkan bahwa Allah swt menurunkan wahyu kepada para Rasul-Nya dalam bentuk qaulie (wahyu yg tidak tertulis) dan kitabie (wahyu tertulis). Di antara wahyu tertulis yang harus diketahui dan dipercayai oleh setiap Muslim adalah kitab Taurat (diturunkan pada Nabi Musa as), Zabur (Nabi Dawud as), Injil (Nabi Isa as) dan al Qur’an (Nabi Muhammad saw). Selain itu ada juga Shuhuf Musa as dan Shuhuf Ibrahim as (wahyu tertulis dalam lampiran atau lempengan)
    Dari sekian jumlah kitab suci tersebut, kesemuanya telah mengalami perubahan oleh tangan-tangan jahil musuh Allah swt kecuali al Qur’an yang eksisitensinya dan keutuhannya dijaga langsung oleh Allah swt. “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS. Al Hijr: 9).
    Perubahan dan penyalinan kalam ilahi (wahyu Allah) dengan kalam basyarie (ucapan manusia) terus dilakukan oleh musuh-musuh Allah demi kepentingan-kepentingan tertentu. Hingga decade ahir ini muncul istilah kitab bible yang dikultuskan oleh kelompok Yahudi dan Nasrani. Di mana -jika dicermati- bible merupakan gabungan tiga kitab suci (Injil, Taurat 7 Zabur) tersebut di atas yang telah dirubah keasliannya oleh tangan-tangan musuh Allah dan disalin dengan pendapat-pendapat para rabby (pendeta).
    Allah berfirman:” Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung." Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan” (QS. Aly Imran: 23-24).
    Dalam ayat berikutnya Allah menjelaskan: “Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui” (QS. Aly Imran: 78).

    Kitab Taurat Menurut Al Qur’an
    Taurat adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa as. sebagaimana firman Allah swt: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (QS. Al-Maa-idah: 44).
    Sebagaimana pula dinyatakan dalam Alquran, isi Taurat di kemudian hari telah dirubah dengan penambahan perkataan manusia. Itulah mengapa di zaman sekarang telah dijumpai “Taurat yang telah dirubah”. Allah berfirman: ”Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik. Sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya[407], dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al Maidah: 13-14).
    Dalam ayat berikutnya jug berfirman: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?." Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” ((QS. Al Maidah: 17).

    Ajaran Taurat Dalam Al Qur'an
    Dalam sejarahnya, Nabi Musa as. sebelum menerima wahyu terlebih dahulu melihat api di bukit Tuur Saina' . Saat melihat api itu ia pingsan karena tidak kuat menahan pancaran cahaya yang dipantulkan. Kemudian ia turun dari bukit dan menceritakan peristiwa tersebut kepada keluarganya seraya meminta agar mereka menetap di bawah bukit Tuur Saina' tadi. Tidak lama kemudian ia mendatangi sunber keluarnya api tadi. setelah sampai di sana, ia mendengar ada suara yang memanggil namanya "Hai Musa! Sesungguhnya Aku inilah Allah, Tuhanmu, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa".
    Setelah mendengar suara yang tanpa ada rupa tadi dan ia sadar bahwa sumber suara datangnya dari Tuhan pencipta alam, ia mulai yakin bahwa dirinya adalah pengemban amanat besar dari Tuhan untuk disampaikan kepada kaumnya. Setelah ia merasa akan kebenaran suara tadi yang ternyata adalah wahyu Ilahi, Allah pun mengajak dialog dengannya seraya menanyakan apa yang dipegang oleh Musa "Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?" Ia yang merasa senang dan gembira karena bisa berdialog langsung dengan Allah, Tuhan semesta alam, ingin berlama-lama dalam dialognya. Sehingga pertanyaan Allah tadi tidak sekedar dijawab dengan singkat, tetapa ia dengan ungkapan yang sangat panjang seraya berkata "Ini adalah tongkatku, aku bersandarkan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya".
    Kemudian Allah berkata padanya:"Allah berfirman: Lemparkanlah tongkatmu, hai Musa!" Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak sepertinya ia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. Namun ia kemudian dipanggil oleh Allah: "Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan-Ku. Peganglah kembali tpngkatmu dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya seperti keadaannya semula dan kempitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai mukjizat yang lain (pula) untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar. Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas". Mendapat perintah tersebut Musa merasa akan menghadapi kesulitan yang maha besar, hingga ia memohon pada Allah "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku untuk menghadapi Fir'aun dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku,dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami".
    Allah pun mengabulkan permintaannya seraya berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa. Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, Yaitu: Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku (Maksudnya: setiap orang yang memandang Nabi Musa a.s. akan merasa kasih sayang kepadanya) dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku, (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya? Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia (ialah seorang bangsa Qibthi yang sedang berkelahi dengan seorang Bani Israil, sebagaimana yang dikisahkan dalam surat Al Qashash ayat 15), lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan (Nabi Musa a.s. datang ke negeri Mad-yan untuk melarikan diri, di sana dia dikawinkan oleh Nabi Syu'aib a.s. dengan salah seorang puterinya dan menetap beberapa tahun lamanya), kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan (maksudnya: Nabi Musa a.s. datang ke lembah Thuwa untuk menerima wahyu dan kerasulan) hai Musa, dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku. Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku.Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
    Musa kembali berdoa memohon petunjuk, tapi kali ini ia bersama saudaranya Harun. meraka berkata: ""Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas. Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka (Bani Israil di waktu mereka berada di Mesir adalah dibawah perbudakan Fir'aun. Mereka dipekerjakan untuk mendirikan bangunan-bangunan yang besar dan kota-kota dengan kerja paksa. Maka Nabi Musa a.s. meminta kepada Fir'aun agar mereka dibebaskan). Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. (lihat QS. Thaaha: 9-48 & Al Naml: 7-12). Setelah peristiwa tersebut, mereka berdua pergi menghadap Fir'aun dan menyampaikan semua pesan Allah untuk mengajak Fir'aun mentauhidkan Allah.
    Dari cerita tersebut, dapat diketahui bahwa ajaran syariat yang dibawa oleh Nabi Musa as adalah 1). Menyembah dan Meng-esakan Allah swt. 2). Mendirikan shalat. 3). Iman adanya hari kiamat. 4). Percaya adanya hari kebangkitan. 5). Percaya adanya balasan amal. 6). Percaya adanya syetan sebagai penggoda insan dalam beribadah. 7). percaya adanya surga dan neraka. 8). Percaya adanya wahyu Tuhan 9). Percaya adanya mukjizat bagi para utusan Allah. 10). Percaya akan kekuatan doa.

    Kitab Taurat Menurut Ahli Kitab
    Kata Taurat sendiri sebenarnya berarti pengajaran Tuhan. Kata ini diterapkan kepada Kesepuluh Hukum (Dasa Titah). Orang Samaria mengakui kelima kitab Taurat ini sebagai kitab suci mereka, namun mereka menolak kitab-kitab lainnya yang terdapat di dalam Perjanjian Lama.
    Kitab Taurat atau Torah dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama Tanakh atau Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat dalam bahasa Yunani disebut Pentateukh. Kelima kitab ini adalah:
     Kejadian, bahasa Latin: Genesis, bahasa Ibrani: beresyit,
     Keluaran, bahasa Latin: Exodus, bahasa Ibrani syemot,
     Imamat, bahasa Latin: Leviticus, bahasa Ibrani wayyikra,
     Bilangan, bahasa Latin: Numerii, bahasa Ibrani bemidbar dan
     Ulangan, bahasa Latin: Deuteronomium, bahasa Ibrani debarim.
    Nama-nama Latin ini berasal dari daerah Septuaginta. Kelima buku pertama ini dianggap penting karena kelima buku ini memuat undang-undang nabi Musa.
    Kitab Kejadian merupakan buku pertama kitab Taurat Musa dan jadi Perjanjian Lama atau Tanakh. Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Bereshit. Sedangkan dalam beberapa bahasa Eropa, disebut dengan nama Genesis. Kata ini diambil dari terjemahan bahasa Latin Santo Hieronimus yang diambil dari Septuaginta, terjemahan bahasa Yunani. Ini artinya adalah "kelahiran", "penciptaan", "permulaan", "sumber" dan "asal".
    Kitab Keluaran merupakan buku kedua kitab Taurat Musa dan jadi Perjanjian Lama atau Tanakh. Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Shemoth dari kata-kata pertama Ve-eleh shemoth. Sedangkan dalam beberapa bahasa Eropa, disebut dengan nama Exodus. Kata ini diambil dari terjemahan bahasa Latin Santo Hieronimus yang diambil dari Septuaginta, terjemahan bahasa Yunani. Ini artinya adalah "keluaran", dan terutama "keluaran" bangsa Yahudi dari tanah Mesir, di mana mereka diperbudak.
    Kitab Imamat adalah kitab ketiga tanakh dan juga kitab Taurat. Dalam beberapa bahasa Eropa, kitab ini disebut Leviticus, yang diambil dari bahasa Latin: Liber Leviticus dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut wayyikra yang artinya adalah: “Maka dipanggil-Nya”. Kitab ini berisi peraturan-peraturan untuk ibadat dan upacara-upacara agama bangsa Israel di zaman dahulu. Juga untuk para imam (kaum Lewi) yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Yang menjadi pokok dalam buku ini ialah kesucian Tuhan, dan bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap mempunyai hubungan baik dengan Yahwe, Tuhan Israel.
    Petikan yang paling terkenal dari buku ini ialah yang oleh Yesus disebut perintah utama yang kedua, "Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (19:18).
    Kitab Ulangan adalah kitab kelima daripada tanakh dan juga kitab Taurat. Dalam bahasa Ibrani, disebut sebagai Devarim ("kata-kata"), dari kalimat permulaan "Eleh ha-devarim". Dalam beberapa bahasa di Eropa, kitab ini disebut Deuteronomium, dari bahasa Latin yang diambil dari Septuaginta dalam bahasa Yunani. Sebenarnya hal ini merupakan kesalahan alih bahasa dari aslinya dalam bahasa Ibrani dari pasal 17:18; “Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi". Oleh penulis Septuaginta hal ini diterjemahkan menjadi: “menulis untuk dirinya salinan hukum ini”. Tetapi kesalahan ini tidak terlalu parah.
    Kitab Ulangan terdiri dari serangkaian khotbah-khotbah yang diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di negeri Moab. Mereka berhenti di sana sesudah mengakhiri perjalanan panjang lewat padang gurun dan sebelum masuk ke Kanaan untuk menduduki negeri itu.Umat Yahudi mengakui 39 kitab (yakni menurut mereka 22 kitab, karena kedua kitab Samuel (Samuel 1 dan Samuel 2); kedua kitab Raja-raja (Raja-raja 1 dan Raja-raja 2); kedua kitab Tawarikh (Tawarikh 1 dan Tawarikh 2); kitab Ezra dan kitab Nehemia; dan 12 kitab nabi-nabi kecil: masing-masing dihitung satu kitab; dan kitab Rut digabungkan dengan kitab Hakim-Hakim; dan kitab Ratapan digabungkan dengan kitab Yeremia) yang ditulis dalam bahasa Ibrani (veritas hebraica) sebagai kanon (aturan hukum).
    Penetapan ke-39 kitab tersebut sebagai kanon terjadi pada sekitar tahun 95 M dalam sebuah konsili yang diadakan di Yamnia (sekarang ini bernama Yabne, terletak di dekat pantai Laut Tengah, di sebelah barat daya Israel. Setelah Yerusalem dihancurkan oleh tentara Roma pada tahun 70 M, kota ini menjadi pusat umat Yahudi yang sangat penting. Penetapan ini memberikan legitimasi, bahwa 39 kitab ini tergolong Kitab Suci. Orang-orang Yahudi dewasa ini masih tetap mengakui kanonisasi berdasarkan penetapan di konsili Yamnia. Tradisi Protestan juga menganut tradisi ini.
    Di samping tradisi kanonisasi Ibrani terdapat juga di kalangan Yahudi kuno kanonisasi yang didasarkan pada kitab-kitab Yunani yang terdapat dalam Septuaginta. Kitab-kitab Yunani tersebut di kalangan Yahudi kuno (juga pada zaman Yesus dan jemaat Kristen perdana) diakui sebagai kanonis. Tradisi kanonisasi Yunani pada awalnya mempunyai wibawa di kalangan umat Yahudi, tetapi setelah tradisi ini dipegang oleh jemaat Kristen perdana dan setelah kanonisasi di Yamnia, maka tradisi kanonisasi Yunani tidak lagi diakui oleh umat Yahudi.
    Tradisi kanonisasi ini kemudian diambil alih atau diteruskan oleh Hieronimus dalam menyusun Vulgata. Gereja Katolik mengakui tradisi ini. Jumlah kitab yang diakui sebagai kanonik adalah 46 kitab. Jumlah ini 7 kitab lebih banyak dari tradisi Protestan, yaitu: Kitab Tobit, Yudit 1 dan 2 Makabe, Kebijaksanaan Salomo, Yesus Sirakh, Surat Barukh, dan Tambahan-tambahan pada Kitab Ester, Daniel, dan Tawarikh. Tujuh kitab ini disebut dalam tradisi Katolik sebagai “Deuterokanonika”, sementara ke-39 kitab Ibrani disebut sebagai Protokanonika. Kitab-kitab ini oleh kalangan Protestan dahulu disebut “Apokrif”. Menurut Luther kitab-kitab ini baik dan berguna untuk dibaca, tetapi tidak dapat dianggap sebagai kitab suci.

    Sejarah Penulisan Taurat
    Pada awalnya, Taurat (yg sudah dirubah) terdiri dari kumpulan dua tradisi yang berbeda, yaitu tradisi Jahwis dan Elohis. Di mana keduanya ditulis oleh dua orang yang berbeda juga, yaitu Haruni (N. Harun) dan Musaiyah (N. Musa) dan dipelihara di dua wilayah kerajaan yang terpisah (kerajaan Jehuda dan kerajaan Israel) sampai datangnya bangsa Assiria yang meruntuhkan kerajaan Efraim di Utara.
    Sebagian rakyat bekas kerajaan Efraim bermigrasi ke berbagai penjuru dunia, yang kemudian mereka dikenal sebagai "10 suku Israel yang hilang". Sebagian lainnya bermigrasi ke Selatan, bergabung dengan saudara-saudaranya suku Jehuda. Kemudian dua tradisi tadi menjadi satu, yang kemudian tersebar ke penjuru dunia dan sekarang dikenal sebagai kitab Kejadian (al takwin), kitab Keluaran (al Khuruj), dan kitab Bilangan (al Adad).
    Dengan munculnya beberapa kitab tadi, sebagian pendeta merasa kedudukannya terancam, karena sebagian isi "kitab-kitab suci" itu menggerogoti legitimasi dan wewenang keimaman komunitasnya. Maka dimulailah penulisan baru yang kemudian dikenal sebagai manuskrip P, atau 'Priestly', yaitu kitab Taurat versi baru yang menjadi pesaing kitab Taurat Jahwis dan Elohis.
    Zaman terus mengalir. Singgasana kerajaan silih berganti pemiliknya. Sekelompok pendeta dari yang pernah tersingkir dari kemewahan istana, berhasil naik panggung lagi. Mereka membawa manuskrip baru tadi yang kemudian disebut sebagai teks "Deuteronomy". Sebelum Jerusalem dan Baitallah al Muqaddas luluh lantak di tangan pasukan Nebukadnezar dari Babelonia, tahun 587 SM, Israel telah memiliki empat tradisi manuskrip (Jahwis, Elohis, Deuteronomy, Priestly) yang dipelihara oleh dua komunitas imam (Musaiyah dan Haruni).
    Runtuhnya dua kerajaan kecil Israel (kerajaan Musaiyah & Haruni) -terutama masa Babelonia- adalah salah satu peristiwa yang menjadi tonggak besar perjalanan religius bangsa Israel. Untuk pertama kalinya mereka berinteraksi secara intensif dengan kultur asing. Kemudian mereka kehilangan seluruh ikon religi mereka. Tidak ada lagi raja yang dianggap sebagai wakil Tuhan di dunia. Tidak ada Baitullah, lambang kehadiran Tuhan di dunia. Tidak ada wilayah negara, lambang janji Tuhan kepada mereka sebagai "bangsa pilihan".
    Israel meratap, seperti terekam di banyak bagian Alkitab, misalnya yang terbaca pada kitab Ratapan dan bagian akhir kitab Jeremia yang mengisahkan kehidupan para pengungsi di Mesir. Pun kitab Yehezkiel dan bagian akhir kitab Jesaya yang mengisahkan kehidupan mereka di Babelonia. Kegetiran dan kerinduan, dendam dan ketidak-berdayaan, pengharapan dan penyesalan, sekaligus terwakili dalam syair Mazmur (Zabur) 137.
    Lalu muncul kesadaran di antara mereka dalam komunitas tertentu. Kesadaran yang makin lama makin kuat, bahwa keterpurukan itu disebabkan oleh perpecahan mereka sendiri. Kemudian datanglah pasukan Darius dari Persia, meruntuhkan dominasi Babelonia. Dan orang-orang Israel bisa kembali lagi dari pengasingannya di Babilonia.
    Namun, kehidupan di paska-pembuangan Babilonia ternyata dirasa masih sulit. Ikon religi masih belum pulih. Ketercerai-beraian belum dipersatukan. Hingga datang seorang ahli kitab Taurat (versi baru) yang dikenal dengan nama Ezra. Ia berasal dari keluarga imam yang tepat, dari profesi yang tepat, di tempat yang tepat, di waktu yang tepat, dengan wewenang mencukupi, dan dengan bekal yang tepat (naskah "kitab suci" yang pertama kali diperkenalkan kembali ke depan khalayak Judea paska-Babelonia).
    Ezra datang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa. Ia mendapat posisi yang berarti di sisi raja. Segala yang diingininya, dikabulkan oleh raja. Ia bertekad untuk meneliti Taurat dan menjalankan isinya serta mengajarkan ketetapan dan peraturan yang terkandung di dalamnya pada bangsa Israel. Keinginannya tersebut mendapat dukungan raja. Hingga ahirnya ajaran Taurat bangkit kembali menembus relung kalbu bangsa Israel.
    "Kitab Taurat", sebagaimana yang kita kenal sekarang adalah 5 kitab pertama Perjanjian Lama, yang untuk pertama kalinya diperkenalkan di Judea adalah manuskrip yang berada di tangan Ezra. Ezra membawanya sendiri ke Jerusalem. Ia membacakannya sendiri untuk pertama kalinya pada khalayak ramai di Jerusalem. Ia adalah penyusun Kitab Taurat. Ia adalah Redaktur, penggabung dan penyunting manuskrip dari berbagai tradisi, menjadi satu kesatuan.
    Taurat, lima kitab pertama Perjanjian Lama, ternyata rekaman persaingan dua komunitas imam, paska-Salomo dan paska-Samaria. Memang ironis, persaingan itu menjadi nyata justru karena ada orang yang ingin menghilangkan persaingan demi persatuan religi bangsanya.
    Penyuntingan dan penyusunan yang dilakukan di masa Ezra, justru dihadapkan dengan manuskrip-manuskrip yang pada awalnya dibuat sebagai alternatif satu sama lain. Dan dari penyatuan itu, tampaklah motif kepentingan di balik penulisan setiap manuskrip.
    Lantas, apa yang bisa diharapkan dari kitab-kitab Taurat (versi baru), jika ternyata isinya sarat dengan kepentingan komunitas penulisnya ? Apa manfaat citra Tuhan yang digambarkan bersifat adil, jika di baliknya ada konsep persembahan korban demi kepentingan sekelompok imam ? Apa manfaat sistem ritual terpusat yang digambarkan sebagai satu-satunya jalan pengampunan, jika ia dibuat untuk mempertahankan eksklusivitas keimaman ? Apa manfaat kisah historis Taurat yang digambarkan sebagai "sejarah bangsa pilihan Tuhan", jika ia sebenarnya hanya berorientasi pada kepentingan politik situasional komunitas penulisnya ? Apa manfaat hukum-hukum Taurat, jika sebenarnya ia disusun untuk mempertahankan kemapanan status elite para pemimpin agama ? Apa manfaat Taurat jika isinya disusun dengan tujuan menjungkirkan supremasi komunitas pesaing jabatan keimaman ?
    Oeleh karena itu, kitab-kitab Taurat bisa dipandang sebagai suatu kesatuan hanya dari perspektif historis dalam memahami sejarah penulisan dan pembentukannya. .Namun sekaligus harus dilihat secara separatif dari perspektif yang sama untuk memahami latar belakang dan motif penulisannya.
    Pemahaman teks Taurat secara historis akan memberikan pemahaman lebih baik terhadap inkonsistensi dan kontradiksi yang ada pada bagian-bagian Taurat. Karena itu pula, dalam kerangka kesatuan kitab-kitab Perjanjian Lama dan kitab-kitab Perjanjian Baru, Taurat (dan kumpulan kitab lainnya) harus dipandang secara diskriminatif dari perspektif substantif. Pemahaman teks secara diskriminatif akan memberikan pemahaman lebih baik terhadap konteks dan latar belakang penulisannya.
    Dengan demikian bisa dikatakan bahwa pemaknaan suatu ayat harus dilakukan secara vertikal dan horisontal sekaligus, secara vertikal untuk mengetahui benang merah konsep tradisinya, dan secara horisontal untuk mengetahui latar belakang dan konteks penulisannya.

    Bukti Kepalsuan Taurat (versi baru)
    Pada kitab Kejadian Pasal 17 (Alkitab LAI 1974), berbunyi:
    1. Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Maha Kuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela”.
    2. “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak”.
    3. Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
    4. "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
    5. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
    6. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
    7. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
    8. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka”.
    9. Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
    10. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
    11. haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
    12. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
    13. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
    14. Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
    15. Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
    16. Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
    17. Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
    18. Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
    19. Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
    20. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
    21. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga”.
    22. Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
    23. Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya.
    24. Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya.
    25. Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya.
    26. Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat.
    27. Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
    Pembaca yang objektif akan menangkap sebuah problem dari narasi ini. Tuhan berjanji, menegaskan, dan meyakinkan Abraham berulang-ulang mengenai perjanjian-Nya, yang simbolnya adalah sunat (khitanan). Dalam Kitab Kejadian 17:16-21 dinyatakan bahwa Ibrahim diberi kabar gembira bahwa Sarah akan mempunyai seorang anak bernama Ishaq. Tetapi pada Kitab Kejadian Pasal 18 kita baca:
    10. Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
    11. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.
    12. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?”.
    13. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?
    14. Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki”.
    Berita itu membuat Sarah terkejut luar biasa yang membuatnya mendadak tertawa. Namun diskusi yang sama juga pernah terjadi dalam pasal sebelumnya (pasal 17): "Tetapi Tuhan berkata, "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya"(Kejadian,17:19).
    Jika narasi pasal 17 itu telah menegaskan janji Tuhan untuk Ishak, maka tidak ada alasan bagi Sarah untuk terkejut dalam pasal 18. Bahwa Sarah ternyata terkejut karena memang Sarah tidak punya pengetahuan sebelumnya tentang peristiwa itu. Terkejutnya Sarah di pasal 18 menunjukkan bukti kuat adanya interpolasi (tahrif/pengeditan) pada Kejadian pasal 17 yang bertujuan menyingkirkan Ismail (mengedit kata "Ismail" menjadi "Ishak"). Di sana masih banyak terdapat pertentangan antara satu kitab dengan lainnya.

    Talmud
    Talmud merupakan Kitab undang-undang bagi bangsa Yahudi. Buku ini terdiri dari banyak jilid dan amat mahal harganya. Satu set lengkap dari buku ini berharga mulai dari US $ 1.200.- sampai US $ 5.000.- setiap setnya, dan itu tergantung dari edisi penerbitannya. Para Rabbi Yahudi menghabiskan seluruh waktu hidupnya untuk memperdalam dan mempelajari Talmud ini. Tak seorangpun dapat dikatakan mahir atau ahli dalam filsafat Yahudi kecuali ia mengetahui benar tentang isi Talmud.
    Kitab Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi, bahkan lebih penting daripada Kitab Taurat. Kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hukum agama, tetapi juga menjadi ideologi dan prinsip-prinsip, serta arahan bagi penyusunan kebijakan negara dan pemerintah Yahudi Israel, dan menjadi pandangan hidup orang Yahudi pada umumnya. Itu pula sebabnya mengapa negara Yahudi Israel disebut sebagai negara yang rasis, chauvinistic (Cinta tanah air secara membabi buta), theokratik (pemerintahan sebagai wakil tuhan), konservatif, dan sangat dogmatik. Untuk dapat memahami sepak-terjang negara Israel yang tampak arogan, keras-kepala, tidak kenaI kompromi, orang perlu memahami isi ajaran Kitab Talmud, yang diyakini oleh orang Yahudi sebagai kitab suci yang terpenting di antara kitab-kitab suci mereka.
    Beberapa tahun yang lalu Kolonel E.N. Sanctuary dari Dinas Intelligensi Militer Amerika menyediakan dirinya untuk mempelajari Talmud ini. Kolonel Sanctuary adalah seorang patriot dan Nasrani tanpa celaan. Ia menerbitkan suatu ringkasan dalam bentuk buku dengan judul "Terbukalah kedok Talmud" (The Talmud Unmasked). Jilid-jilid dari buku ini pun menjadi bahan koleksi dan yang amat sulit diperoleh.
    Enam Bagian Utama Dari Talmud adalah: 1. ZERAIM; Tentang biji-bijian. Bagian ini terdiri dari 11 buku, membicarakan biji-bijian, buah-buahan, daun-daunan, tumbuh-tumbuhan; baik dalam penggunaan umum ataupun domestik tentang buah-buahan dan lain-lain. 2. MOED; Tentang pesta-pesta (Festival-festival). Bagian ini terdiri dari 12 buku, membicarakan tentang waktu kapankah perayaan Sabbath dan perayaan-perayaan lainnya dimulai, diakhiri dan diperingati. 3. NASCHIM; Tentang wanita. Bagian ini terdiri dari 7 buku, membicarakan tentang perkawinan dan penolakan isteri (penyangkalan terhadap isteri), tugas-tugas mereka, pertalian kekeluargaan dan penyakit-penyakit. 4. NEZIKIM; Tentang kerusakan-kerusakan. Bagian ini terdiri dari 10 buku, membicarakan tentang kerusakan-kerusakan yang diderita oleh manusia dan binatang; hukuman-hukumannya dan penggantian rugnya. 5. KODASCHIM; Bagian ini terdiri dari 11 buku, membicarakan tentang kesucian, upacara-upacara kurban, dan bermacam upacara suci keagamaan. 6. TOHOROTH; Tentang pembersihan. Bagian ini terdiri dari 12 buku (jilid), membicarakan tentang tanah (untuk satru) dan membersihkan tempat-tempat (wadah-wadah), alas tilam (sarung bantal, seprei dan lain-lain) serta barang-barang lainnya. Setiap bagian dari keenam bagian di atas dibagi lagi dalam bentuk buku-buku atau risalah-risalah yang disebut MASSIKOTH, dan buku-buku yang dibagi dalam beberapa bab atau PERAKIM. Dari sini bisa dikatakan bahwa Talmud terdiri dari 63 buku yang terbagi menjadi 524 bab.
    Talmud adalah catatan tentang diskusi para rabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah. Talmud mempunyai dua komponen: Yaitu Mishnah, yang merupakan kumpulan Hukum Lisan Yudaisme pertama yang ditulis; dan Gemara yang merupakan diskusi mengenai Mishnah dan tulisan-tulisan yang terkait dengan Tannaim yang sering membahas topik-topik lain dan secara luas menguraikan Tanakh.
    Mishnah adalah kompilasi pandangan dan perdebatan hukum. Namanya sendiri berarti "redaksi", dari kata kerja shanah, yang berarti "mengulangi" atau "meninjau". Nama ini mungkin merupakan petunjuk pada metode studi wacana rabinik dengan cara mengulang-ulang secara lisan. Pernyataan-pernyataan dalam Mishnah biasanya singkat dan padat, mencatat pandangan-pandangan singkat dari para rabi yang memperdebatkan sebuah topic, atau mencatat sebuah peraturan yang tidak disebutkan sumbernya, yang tampaknya mewakili sebuah pandangan consensus. Para rabi Mishnah dikenal sebagai Tannaim.
    .Mishnah terdiri atas enam tatanan (sedarim, tunggal: seder). Masing-masing dari tatanannya mengandung antara 7 dan 12 traktat, yang disebut masechtot (tunggal: masechet;"jaringan"). Masing-masing masechet dibagi menjadi bab-bab (peraqim) yang terdiri dari unit-unit yang lebih kecil yang disebut mishnayot (tunggal: mishnah). Tidak setiap traktat dalam Mishnah mempunyai padanan Gemaranya. Selain itu, tatanan traktat dalam Talmud berbeda dalam kasus-kasus tertentu dengan tatanan di dalam Mishnah.
    Dalam tiga abad setelah peredaksian Mishnah, para rabi di seluruh Palestina dan Babilonia menganalisis, memperdebatkan dan mendiskusikan karya itu. Diskusi-diskusi ini membentuk Gemara. Gemara terutama terpusat pada upaya menjelaskan dan menguraikan pandangan-pandangan dari Tannaim. Para rabi Gemara dikenal sebagai Amoraim (tunggal: Amora). Gemara berarti “kesempurnaan", dari gamar. Dalam bahasa Ibrani gamar berarti "menyelesaikan" & "menyempurnakan". Dalam bahasa bahasa Aram berarti "mempelajari".
    Banyak dari Gemara yang terdiri atas analisis hukum. Titik tolak untuk analisis ini biasanya adalah suatu pernyataan legal yang ditemukan di dalam sebuah Mishnah. Pernyataan ini kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan lain dalam dialog dialektis di antara kedua pihak yang bertikai (yang seringkali anonim dan kadang-kadang metaforik), yang diistilahkan sebagai makshan (penanya) dan tartzan (penjawab).
    Tanya jawab ini membentuk "bangunan" gemara; nama dari sebuah paragraf gemara adalah sugya. Sugya biasanya terdiri atas sebuah uraian yang terinci dan didasarkan bukti tentang sebuah pernyataan mishnah. Dalam sebuah sugya tertentu dari pernyataan-pernyataan Kitab Suci, Tannaim dan Amoraim diangkat untuk mendukung berbagai pandangan. Dengan demikian, gemara akan menghasilkan ketidaksepakatan semantik antara Tannaim dan Amoraim (yang seringkali menyebutkan bahwa suatu pandangan dikeluarkan oleh seseorang yang berwibawa dan tentang bagaimana ia semestinya akan menjawab suatu pertanyaan), dan membandingkan pandangan-pandangan Mishna dengan bagian-bagian dari beraita. Jarang sekali perdebatan-perdebatan itu ditutup dengan resmi. Dalam banyak kasus, kata yang terakhir menentukan hukum praktisnya, meskipun ada banyak pengecualian terhadap prinsip ini.

    Doktrin Yahudi
    Untuk mengetahui doktrin-doktrin bangsa Yahudi kita bisa melihat dan mencermati kitab-kitab suci mereka, baik yang berupa perjanjian lama (perjanjian lama merupakan bagian dari bible yang disucikan oleh orang-orang Kristen. orang Yahudi hanya mempercayai perjanjian lama dan menolak perjanjian baru. termasuk di dalam prjanjian lama adalah kitab Taurat versi yahudi) atau kitab Talmud yang diyakini dan diunggulkan dari kitab Taurat. Di sana dapat kita petik bahwa doktrin-doktrin yahudi antara lain:
    1. Dalam Talmud, Kristus disebut OTHO ISCH = "That Man". Seseorang anak disebut sebagai seorang Kristen kalau ia mengikuti ajaran- ajaran palsu dari "orang itu".
    2. Melarang ikut serta dalam pesta-pesta Kristen dari Natal dan Paskah, karena pesta-pesta ini memperingati TALUI, seseorang yang dihukum gantung.
    3. Talmud mengajarkan bahwa Kristus adalah anak tak sah dan berada dalam kandungan ketika waktu haid. Ia adalah orang edan/pandir, pembaca mantera, penggoda dan Kristus disalibkan serta dikuburkan dalam neraka.
    4. Siti Maryam disebut STADA, sebagai seorang pelacur karena ia meninggalkan suaminya dan melakukan perzinaan.
    5. Yesus menggoda secara membujuk, mengkorup dan merusakkan Israel.
    6. Yesus mati seperti binatang dan dikuburkan dalam onggokan yang begitu kotor di mana mereka melemparkan bangkai-bangkai anjing dan keledai, dan dimana putera-putera Esau (yaitu orang-orang Kristen) dan Ismail (orang-orang Turki), yaitu mereka yang najis dan tidak disunat, dikubur seperti bangkai anjing.
    7. Tidak diizinkan (= diharamkan) untuk tunduk atau angkat topi di depan para raja atau pendeta yang mengenakan salib pada pakaian mereka.
    8. Seorang wanita haruslah mencuci kembali dirinya kalau ia melihat apa-apa yang tidak suci, seperti anjing, keledai, atau People of the earth; seorang Kristen, seekor onta, seekor babi, seekor kuda atau orang yang berpenyakit kusta.
    9. Tuhan menciptakan mereka dalam bentuk manusia demi kemenangan/keunggulan Bangsa Israel.
    10. Sebuah Gereja Kristen tidaklah disebut rumah sembahyang, akan tetapi rumah orang suka berlagak atau dipuji atau Rumah Dosa.
    11. Orang Kristen tidak perlu diberitahu kalau mereka membayar kelebihan (terlalu banyak) kepada seorang Yahudi.
    12. Orang Kristen boleh ditipu. Seorang Yahudi dibenarkan untuk berpura-pura Kristen untuk menipu orang-orang Kristen.
    13. Seorang Yahudi dibenarkan untuk mempraktekkan riba yang tinggi terhadap orang Kristen.
    14. Seorang Yahudi dibenarkan untuk membohongi dan bersumpah palsu agar dihukumnya seorang Kristen.
    15. Seorang Kristen yang sakit tidak boleh ditolong. sebagaimana seorang wanita Kristen yang akan melahirkan anak tidak boleh ditolong. 16. Seorang Kristen yang dalam keadaan bahaya kematian tidak boleh ditolong karena orang-orang Kristen harus dibunuh.
    17. Seorang Kristen yang kedapatan mempelajari Hukum Israel dapat diganjar kematian (dihukum mati).
    18. Menganiaya seorang Yahudi Sama Dengan Menghujat Tuhan.
    19. Dibenarkan Menipu Orang yang Bukan-Yahudi.
    20. Orang Yahudi Mempunyai Kedudukan Hukum yang Lebih Tinggi dari selain yahudi.
    21. Orang Yahudi Boleh Mencuri Barang Milik Bukan-Yahudi.
    22. Orang Yahudi Boleh Merampok atau Membunuh Orang Non-Yahudi
    23. Orang Yahudi Boleh Berdusta kepada Orang Non-Yahudi.
    24. Yang Bukan-Yahudi adalah Hewan di bawah Derajat Manusia.
    25. Orang non- Yahudi Bukanlah Manusia.
    selain doktrin-doktrin tersebut masih banyak lagi doktrin-doktrin lain yang sangat tidak manusiawi. demikian itu karena didadsari kepercayaan mereka yang mengatakan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Allah. hingga dengan keyakinan seperti itu, mereka menganggap orang-orang non-yahudi semuanya hina dan rendah derajatnya.

    Penutup
    Banyak peristiwa-peristiwa kejahatan, teror, kriminal, dan patalogy-patology sosial lainnya yag terjadi dipermukaan bumi ini didalangi oleh otak-otak Yahudi. Mereka dengan beberapa doktrin yang dimiliki berupaya keras untuk menjaga eksistensi bangsanya di muka bumi ini sebagai "bangsa pilihan". Peristiwa yang tampak nyata yang terjadi sejak beberapa puluh tahun yang silam sampai sekarang adalah peristiwa perebutan tanah suci Palestina. Di mana Palestina merupakan tanah suci bagi tiga penganut agama besar dunia, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Peristiwa tersebut akan terus berkelanjutan sampai ahir zaman, walaupun kadang tampak akan terjalinnya perdamaian antara negara-negara yang berebut. Al Qur'an menjelaskan bahwa Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan pernah rela umat Islam jaya di muka bumi ini, lebih-lebih di Palestina yang sangat disucikan oleh mereka.
    Semoga tulisan ini dapat membuka hati kita selaku orang Muslim untuk sadar akan ke-islaman kita. Betapa kuat dan besar keyakinan orang-orang Yahudi terhadap apa-apa yang telah menjadi doktrin ajarannya. Di mana posisi kita dalam beragama Islam -yang notabene mempunyai doktrin-doktrin suci yang tercover dalam al Quran dan terjaga keotentikannya- dari keimanan dan kepercayaan orang-orang Yahudi?

    Refrensi
    1. Al Qur'an al Karim (terjemahan).
    2. Al Aqaid Bain al Wahyi wa al Falsafah wa al Ilm. Prof. Dr. Al Saih Aly husain. Kuliah dakwah Islamiah. Tripoly-Libya.
    3. Qishash al Qur'an al Karim. Prof. Dr. Fadli Hasan Abbas. Dar al furqan. Oman-Jordan.
    4. Artikel-artikel yang terkait dengan judul di atas, antara lain :
    - Apa Kata Al qur'an Mengenahi Taurat dan Orang yahudi.
    - Kepalsuan Taurat Kitab Kejadian.
    - Talmud; Devinisi dan sejarah Penulisannya (wikipedia).
    - Talmud Undang-Undang Bangsa Yahudi.

1 comments:

  1. El Malawi says:

    kok membingungkan gitu ya sejarah tentang Yahudi?

Leave a Reply

Monggo dikomentari ...