• TUHAN di MATA MEREKA

    TUHAN di MATA MEREKA


    By: Hannalexa



    Asyhadu an la ilaaha illa Allah wahdahu la syariikalahu. Kalimat ini merupakan salah satu ilustrasi seorang muslim terhadap Tuhannya "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang wajib disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya". Jelas bagi seorang muslim tidak ada lagi Tuhan selain Allah yang wajib disembah, Allah bersifat wahdaniyyah yaitu satu, tidak beranak dan diperanakkan lam yalid wa lam yulad , tidak ada sekutu bagi-nya, hanya satu-satunya atau oneness.


    Tapi ternyata ada banyak konsep mengenai Tuhan yang dinilai cukup variatif, dan juga rumit bagi seorang awam. Dan variasi merupakan view point dari berbagai dimensi yaitu spiritualisasi, materialisasi, doktrinisasi, eksperimensasi, impresiasi dll......


    Lalu bagaimana sosok Tuhan tersebut yang merupakan output dari dimensi-dimensi yang telah saya sebutkan diatas dalam beberapa kelompok:



    a. Tuhan di mata para ahli tashawwuf


    perjalanan spiritual yang dialami para shufi, membentuk konsep yang berbeda mengenai Tuhan dengan muslim yang sensasi spiritualitasnya standar atau pas-pasan. Perjalanan spiritual itu menjadikan Tuhan dimata seorang Rabiah al- adawiyah sebagai sosok kekasih yang selalu dicintainya, dirinduinya, siang malam bagi Rabiah tidak ada yang terpenting kecuali "kekasihnya" itu, hatinya telah dipenuhi oleh cahaya cinta kekasihnya, membuat dirinya hidup menyepi beruzlah dari keramaian. Dikisahkan bahwa Rabia'h telah menolak lamaran seorang shufi masyhur Hasan al-bashri, bagi Rabia'h cinta selain "kekasihnya" itu fana, dan takut kalau-kalau cinta selain kekasihnya itu akan memalingkan cinta terhadap kekasih sejatinya yaitu rabbul a'lamin. Begitulah rabia'h dengan konsep mahabbahnya.


    Lain lagi dengan al-hallaj , al-hallaj mengatakan "ana al-haq". Sudah ada dalam keyakinan kita bahwa al-haq adalah Allah s.w.t, dengan kata lain al-hallaj mengatakan "saya adalah Tuhan". Demikian al-hallaj dengan teori al-hulul nya yaitu menetapnya elemen Tuhan didalam elemen manusia. Al-hallaj meyakini bahwa Tuhan telah menetap didalam jasadnyanya karena itu dia berkata: "ana al-haq". Berikut ini adalah bait syiir al-hallaj yang menggambarkan konsep al-hulul:


    أنا من أهوى ومن أهوى أنا

    نحن روحان حللنا بدنا

    فإذا أبصرته أبصرتني

    وإذا أبصرتني أبصرتنا


    Sampai akhirnya al-hallaj dihukum gantung karena prinsipnya dianggap menyesatkan dan menggoyahkan aqidah masyarakat awam pada waktu itu.



    b. Tuhan di Mata Ilmuwan


    Benarkah para ilmuwan memiliki Tuhan yang berbeda dengan kaum Theolog? Seperti apakah Tuhan mereka.


    Penelitian di amerika mengatakan bahwa: hanya 40 % ilmuwan Amerika yang mempercayai Tuhan dan sisanya adalah ilmuwan yang atheis dan agnostik. Begitu pula jika kita merujuk pada literatur fisika ternyata banyak sekali para ilmuwan yang atheis atau paling kurang agnostik terhadap persoalan-persoalan metafisika.


    Atheis adalah sebuah prinsip yang menyangkal adanya Tuhan. Sedangkan agnostik adalah paham tentang bahwa dunia ini memang benar ada sesuatu kekuatan yang lebih besar dari kekuatan manusia, kekuatan yang transparan, tidak tampak secara fisik, mengatur jalannya alam semesta ini dan tidak dapat dijelaskan oleh akal budi atau logika.


    Sebutlah Charles Darwin dengan teori evolusinya dalam buku the origin of species jelas menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang atheis, kemuadian Stephen Hawking fisikawan Inggris yang terkenal sangat tidak perduli terhadap persoalan agama, dan memilih untuk agak bersikap agnostic.


    Namun menurut Dr. Immaduddin Rahim(fisika) Dr. Dadang hawari ( kedokteran ) para ilmuwan yang berubah menjadi pendakwah agama mengatakan: Semakin para ilmuwan mendalami bidang ilmunya, semakin ia menemukan nuansa spiritual didalamnya. Dan karenanya semakin tinggi keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan. Dicontohkan oleh Dr. Dadang Hawari yang sering menyebutkan nama. Dr. Maurice Bucaile, ilmuwan asal Prancis yang tertarik terhadap Islam karena mengkaji kajian Biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama.


    Saya sangat setuju sekali dengan pernyataan dua ilmuwan Indonesia diatas. Dan saya pun meyakini bahwa para ilmuwan memiliki konsepsi tersendiri mengenai Tuhan, Tuhan mereka seperti dikatakan banyak pengamat agama, tidak terpersonalisasi seperti yang diajarkan oleh teolog. Dan saya pun sangat yakin sekali bagaimana pun atheisnya seseorang, setidaknya pernah berkata oh...god.



    c. Tuhan di Mata Para Filosof


    Siapa seeh filosof itu...? pasti sudah terpikirkan oleh kita sosok Aristoteles, Sokrates, Plato yang semuanya asli Yunani. Lalu menyebrang ke sebelah barat ada Ibnu Rusyd (Averroes), Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, Ibnu Arabi, yang berasal dari Andalus atau Spanyol sekarang. Kemudian turun ke Asia kita akan menemui sang Budha Sidarta Gautama, lao tze , Kongfuche, Zarathustra dan lain sebagainya.


    Filosof, adalah orang yang mencintai kebijakan (love of wisdom), aktivitasnya adalah berpikir, bertadabbur, merenung, berkontemplasi, demi mencapai hakikat kebenaran, kebajikan dan kebahagiaan hidup. dan jika kita membuka ensiklopedi filsafat didapati banyak dari para filosof yang merangkap sebagai ilmuwan. Misalnya Ibnu Sina (avicenna) dan Ibnu Rusyd ilmuwan dalam kedokteran, Khawarizmi seorang matematikawan, Abu a'la al-maa'rri seorang sastrawan, al-birruni ahli dalam bidang astronomi. Aktivitas keilmuwan mereka yang kemudian membawa mereka berpikir lebih jauh tentang segala yang ada dihadapan mereka , yang kemudian menciptakan prinsip-prinsip filsafat yang menjadi kajian utama dalam Ilmu Filsafat.


    Lalu bagaimana pendapat mereka mengenai Tuhan....? tentu saja jawabannya berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari hasil kontemplasi mereka. Sidarta Gautama pencetus agama Budha menyebarkan ajarannya yang berisikan kebajikan, setelah melakukan tapa bertahun-tahun dibawah pohon Bodi. Kemudian lao tze founding father agama Tao (tao –te ching = classic of the way of power) yang meyakini bahwa ada kekuatan alami yang mengendalikan alam ini. Konfusius, pendiri agama konghuchu, seorang filosof, guru, politikus, yang juga mengajarkan mengenai kebajikan. Ketiga agama yang tersebar di Asia Timur dan Asia Tenggara ini intinya adalah mengajarkan kebajikan dan hikmah kehidupan, sedikit banyak memiliki konsep yang sama mengenai Tuhan, Tuhan mereka diilustrasikan dalam bentuk patung yang menjadi dewa dewa sembahan mereka yang banyak kita lihat sekarang ini, dan mereka juga mempercayai arwah-arwah yang membawa keberuntungan dan kesialan.


    Zarathustra, adalah seorang filosof berasal dari Iran(Persia), pemimpin atau nabi agama zoroaster, salah satu agama kuno yang tersebar di Iran (Persia) Mereka memuja Dewa-Dewa yang mereka sebut Ahura Mazda (Dewa Terang) dan Ahriman (Dewa Kegelapan). Ajaran Agama ini termasuk Polytheisme, agama yang ber-Tuhan lebih dari satu. Satu tokoh terkenal yang menganut agama ini adalah Freddie Mercury, mantan vokalis grup Rock terkemuka Queen. Dalam sejarah perkembangan Islam, bangsa Arab (Timur-Tengah) juga menyebut agama ini dengan sebutan agama Majusi.

    Bagi Aristoteles dan Plato berkeyakinan bahwa ada sebuah kekuatan besar yang mengendalikan alam ini. konsep pemikiran Aristoteles dan Plato tentang Tuhan. Menurut Aristoteles, Tuhan adalah Maha Suci dan karena ke-Maha Suci-annya itulah maka Tuhan tidak memikirkan segala sesuatu yang diciptakan-Nya (karena Tuhan terlalu suci untuk hal-hal remeh seperti itu) dan Ia hanya disibukkan untuk memikirkan diri-Nya sendiri saja. Lebih jauh dari Aristoteles, muridnya Plato lebih mensucikan Tuhan, sehingga Tuhan menurut Plato tidak memikirkan apa-apa, sebab Ia terlalu suci untuk berfikir, walaupun memikirkan diri-Nya
    sendiri Sungguh menyedihkan. Namun rupanya Sokrates, memiliki pemikiran yang lain dengan dua filosof sebelumnya tentang Tuhan, Sokrates menyangkal adanya dewa-dewa yang dianggap sebagai jelmaan Tuhan yang menjadi sembahan kaumnya saat itu, baginya Tuhan itu hanya satu. Dan karena pemikirannya yang dianggap menyesatkan masyarakat pada waktu itu, maka pemerintah menjatuhkan hukuman mati padanya dengan meminum racun.


    Pernah mendengar, mitos Primetheus si pencuri api ? mitos yang menceritakan ada seorang manusia bernama Primetheus, penjaga api ilmu pengetahuan milik Tuhan (dewa Zeus), yang kemudian Primetheus mencuri api ilmu pengetahuan tersebut dan melarikan diri ke dunia dan dengan bekal ilmu pengetahuan tersebut ia mampu mengembangkan dan membangun dunia. Tetapi hal itu menimbulkan kemarahan Tuhan, sehingga berakhir pada perkelahian antara Tuhan dengan manusia yang dimenangkan oleh manusia.


    Mitos sederhana ini berdampak kuat bagi masyarakat barat, karenanya moyoritas masyarakat barat membenci Tuhan yang digambarkan, tidak rela ilmu-Nya dipelajari oleh manusia. Hal ini juga tercemin dalam kitab Injil, tentang perkelahian manusia dan Tuhan. Kemudian Karl Marx dalam ajarannya mengatakan bahwa agama adalah candu masyarakat dan puisi Nietsche yang menyatakan bahwa Tuhan telah mati.


    Lalu bagaimana pendapat filosof Islam seperti, Ibnu Sina, Ibnu Rusd, Ibnu Arabi, Ibnu Thufail...? Tentu sebagai muslim mereka meyakini, menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Namun mengapa dalam kitabnya Tahafut al-falasifah, Imam al-Gozali menyesatkan Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al-farabi ???? ternyata penyebabnya adalah bashit al-haqiqah ( non composite, simple reality ) salah satu kaidah filsafat, walaupun secara tidak langsung terpaut dengan kaidah ini, Ibnu Sina mengatakan : " karena Tuhan adalah al-aqlu bashit, maka Tuhan hanya mengetahui sesuatu yang bashit ( universal ) tanpa membuat dzat-Nya menjadi jamak ".



    d. Tuhan di Mata Kaum Awam


    Orang-orang yang awam terhadap agama, hanya menjadikan agama sebagai sebuah formalisasi hidup, sedangkan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dapat dibilang nihil. Kita sering sekali mendengar kata "islam KTP" yang maksudnya adalah beragama Islam tapi sekedar tercantum di dalam KTP tanpa adannya pengamalan nilai-nilai keagamaan tersebut.


    Keawaman terhadap agama bisa menimpa siapa saja, yang disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah lingkungan. Mulai dari pejabat, ilmuwan, pengusaha, sampai tukang beca ada saja jika ditanyakan mengenai agama, tak sedikit yang menjawab: "wong..... sholat aja bolong-bolong".


    Ini adalah sebuah realita yang sering kita temui di lingkungan sekitar kita, yang kemudian menimbulkan sebuah pertanyaan dalam benak kita semua yaitu: Bagaimana konsepsi ketuhanan yang terbentuk dalam pandangan mereka, dengan pengetahuan agama yang sangat minim? Tentunya bermacam-macam tergantung status mereka masing-masing. Bagi pengusaha atau ilmuwan yang awam, Tuhan mereka adalah Tuhan yang dapat memenangkan tender, dan keberhasilan dalam setiap percobaan yang membuat mereka menjadi terkenal. Bagi tukang beca, Tuhannya yang dapat menarik para penumpang. Bagi pejabat yang awam, Tuhan mereka yang memberikan kursi empuk dalam pemerintahan.


    Kalau dipikir-pikir Tuhan mereka sangat sederhana, simple dan praktis, karena sangat simplenya tak jarang eksistensi Tuhan terlupakan. Kesombongan merajalela ketika keberhasilan dalam genggaman, air mata dan putus asa membanjiri ketika kegagalan menginjak-injak, penyesalan menggunung terhadap takdir Tuhan, kesedihan meraung-raung atas ketidak berdayaan. Hanya orang yang miskin spiritual, jauh dari norma-norma agama, keimanan yang tak lebih besar dari biji jagung yang memiliki kebiasaan seperti ini.


    Mungkin pemikiran ini terlalu sentiment menggambarkan bagaimana kaum awam bertuhan. Belum tentu

    kau awam seperti itu. karena jika kita maknai kaum awam dengan makna muqollidin orang-orang yang bertaqlid terhadap suatu ajaran atau sekte, maka kita akan mendapatka gambaran yang berbeda dengan yang diatas.


    Seorang awam bisa saja menjadi sholih, muttaqin, mu'min, karena mengikuti ajaran panutannya. Misalnya, seorang petani dari pelosok desa islam abangan, yang kemudian berataklid pada seorang kyai, menjalankan agamanya dengan ikhlas seperti apa yang diajarkan sang kyai. Dapat dipastikan Tuhan orang awam itu sama dengan Tuhan sang kyai.


    Mugkin itu adalah perbedaan antara orang awam yang berataklid dengan yang tidak bertaklid, tidak berusaha untuk bertaklid, tidak berusaha mencari tahu, sedangkan dirinnya terjebak dalam kesesatan.


    Lalu bagaimanakah Tuhan menurut anda……? termasuk dalam golongan manakah anda .......? wallahu a'lam………

0 comments:

Leave a Reply

Monggo dikomentari ...