• 11 Mahasiswa Indonesia Program S1 IICC Diwisuda

    & Lima Mahasiswa Diterima S2




    Pagi itu di kampus IICC (The International Islamic Call College) tampak ramai sekali. Masing-masing pegawai kantor kuliah pada sibuk mempersiapkan arship-arship hasil ujian ahir. Tak kalah sibuknya, mereka para mahasiswa tahun empat IICC yang berjumlah 97 orang itu. Pasalnya acara itu terselenggara untuk mereka. Penjagaan pintu gerbang utama kampus pun tampak begitu ketat. Penjaganya tidak hanya dari petugas tetap, tapi juga tampak beberapa kendaraan polisi berjejer di depan pintu gerbang. Sedangkan anak mobil pada berdiri tegap di kanan-kiri pintu seolah akan ada tamu agung datang.

    Memang, hari itu, tepatnya hari selalsa 22 Juli 2008, IICC mempunyai acara penting yang akan tercatat dalam buku sejarah perjuangannya. Semua Duta Besar bebera Negara untuk Libya yang berdomisili di Tripoli diundang oleh IICC untuk menghadiri acara tersebut. Terlebih Duta Besar-Duta Besar yang anak bangsanya belajar di IICC. Bukan hanya para Duta Besar yang diundang, namun juga para ulama' dunia yang kebetulan mengikuti acara Konfrensi al Qiyadah al Sya'biyyah al 'Alamiyyah & Konfrensi Tokoh Sufi Benua Afrika. Di antaranya, Mufti 'aam Syria, Dr. Ah. Badruddin Hasun, Mufti Nigeria, Syekh Ibrahim al Husaini, Mufti Lebanon, Mufti Tanzania, Syekh al Azhar Cairo dan tokoh-tokoh sufi lainnya serta beberapa cendekiawan.

    Adapun atas nama mahasiswa Indonesia, datang Ibu Duta Besar bersama lima staff KBRI lainnya (dari bidang PenSosBud, perekonomian, teliksandi, politik & dokumentasi). Bapak Duta Besar yang diagendakan akan hadir, tidak bisa datang karena harus mengikuti acara kenegaraan di Indonesia.


    Agenda acara dimulai jam sebelas pagi. Namun sempat tertunda setengah jam karena menunggu kedatangan tamu dari peserta konfrensi al Qiyadah al Sya'biyyah al 'Alamiyyah tadi. Hadir juga dalam acara Haflah Takharruj (wisuda) Duf'ah (angkatan) Dr. al Saih Aly Husain 31st tersebut, Pemred majalah Sabili bersama rombongan (empat orang) sebagai delegasi Indonesia dalam acara konfrensi tadi.

    Sejak pukul sepuluh, para mahasiswa tahun empat yang akan diwisuda sudah mulai berdatangan masuk ke dalam aula Dr. Ah. Halifi yang berada di dalam lokasi bangunan kampus IICC. Pasalnya mereka harus menertibkan urutan duduknya agar sesuai dengan urutan namanya masing-masing yang sudah terlist.

    Acara dibawakan oleh Kajur syariat, Ustd. Muhammad al Imam yang dimulai pada jam 11.30. Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan bacaan kalam ilahi oleh salah satu calon wisudawan dari Indonesia. Kemudian diteruskan dengan sambutan dari Rektor IICC, Dr. M. Fatahallah Zayadi, sambutan The General of The World Islamic Call Society, Dr. Ah. Syarif, sambutan dari peserta konfrensi oleh Mufti Syria, Dr. Ah. Badruddin Hasun, dan diahiri dengan bacaan 'al Barqiyyah (pernyataan loyalitas) oleh wisudawan dari Niger.

    Dalam sambutannya, Rektor IICC menyatakan bahwa lulusan tahun ini (2008) merupakan Duf'ah Mutamayyizah (angkatan istimewa). Istimewa dengan dinamakannya duf'ah Prof. Dr. al Saih Aly Husain, seorang pemikir dan ulama' Libya serta salah satu Founding Fathers untuk The World Islamic Call Society (WICS) & The International Islamic Call College (IICC), dan istimewa karena dihadiri oleh para ulama sufi dan masyayikh serta para mufti ternama.

    Dari 97 mahasiswa, ada 11 orang yang terpaksa tidak ikut diwisuda karena tersangkut oleh mata kuliah yang harus mengulangi ujian (herr). Jumlah tersebut terbagi dalam empat syu'bah (jurusan), syu'bah Alqur'an wa 'Ulumihi (syariat), syu'bah Lughah wa Adabiha (bahasa), syu'bah Adda'wah wa Alhadharah (peradaban) dan syu'bah Almuhasabah wa Aliqtishad (ekonomi).

    Dalam grafik prestasi & kelulusan, syu'bah Almuhasabah wa al Iqtishad mendapat urutan pertama (100%). Kemudian syu'bah Alqur'an wa 'Ulumihi (89%), syu'bah Lughah wa Adabiha (85%) dan yang terahir syu'bah Adda'wah wa Alhadharah (83%).

    Dari 86 wisudawan, 11 orang dari Indonesia dengan prestasi yang beragam. Sembilan orang mendapat prestasi jayyid jiddan (baik sekali) dan dua orang jayyid (baik).

    Acara demi acara berjalan dengan hikmad dan lancar sampai ahir. Selesai acara pihak IICC memberikan jamuan pada para undangan istimewa dari peserta konfrensi yang bertempat di ruang pertemuan kusus di samping aula wisuda. Setelah itu para wisudawan berpotho bareng dengan para tamu dan teman-teman mahasiswa yang lama menunggu di luar aula karena dilarang masuk oleh panitia acara.

    Seminggu setelah acara seremoni wisuda, pihak kuliah mengadakan acara pembekalan & pemantapan pengetahuan para wisudawan tentang The Green Book yang tercover dalam acara tahunan menjelang hari revolusi Libya (9 September) dalam kemasan Al Multaqo al Tsaqofi wa al Hadhari.

    Acara yang diselenggarakan di aula kuliah selama empat hari berturut-turut itu, mendatangkan pembicara langsung dari pusat lajnah tsauriyyah (penggerak revolusi) Libya.

    Pada hari-hari multaqo tersebut, bagian registrasi program study S2 (magister) membuka pendaftaran. Tak heran, sore harinya para wisudawan yang punya minat untuk melanjutkan studinya bergegas pada pergi ke kantor registrasi.

    Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, wisudawan tahun ini yang berminat melanjutkan studinya ke jenjang selanjutnya (S2) lebih banyak. Setelah tanggal pendaftaran ditutup, diketahui ada 24 mahasiswa yang mendaftar dan kesemuanya diterima. Padahal tahun sebelumnya pihak IICC hanya menerima mahasiswa baru program S2 dengan jumlah di bawah 15 orang dari lulusan S1 IICC.

    Dari 24 mahsiswa tersebut, lima orang berasal dari Indonesia dengan jurusan yang berbeda. Tiga orang dari jurusan Alqur'an, satu orang dari jurusan bahasa dan seorang lagi dari jurusan peradaban. Mereka adalah Ahmad Bani Hasyim (Tangerang), Anas Mas'udi (Bojonegoro), Syamsuddin (Madura), Idris Sholeh (Indramayu) dan Nurul A'la (Semarang).

    Empat orang merupakan delegasi pertama PBNU secara resmi untuk belajar di IICC Libya. Mereka berempat merupakan alumni pesantren-pesantren salaf. Nurul A'la, alumni pesantren salaf asuhan KH. Ahmad Sahal Kajen, Pati, Jawa Tengah, Idris Shaleh, alumni pesantren salaf Kempek, Cirebon, asuhan KH. Ja'far, Syamsuddin, alumni pesantren salaf Malang, asuhan KH. Ghozali dan Anas Mas'udi, alumni pesantren salaf Pasuruan, asuhan KH. Idris Hamid, dan sekarang mereka lagi mempersiapkan diri untuk pulang menikmati liburan summer dengan keluarga selama kurang lebih dua bulan..

0 comments:

Leave a Reply

Monggo dikomentari ...