• Jalan Menuju Taqwa

    JALAN MENUJU TAQWA

    By: Anas Mas’udi El Malawi


    “Taqwa tanpa cinta pada Allah SWT adalah hampa. Cinta pada Allah tanpa cinta pada Rasul-Nya adalah sia-sia. Cinta pada Allah dan cinta pada Rasul-Nya tanpa iman adalah dusta. Iman tanpa aqidah adalah malapetaka”


    “Banyak jalan menuju taqwa”. Mungkin itulah kalimat yang senantiasa terbersit dalam hati tiap orang yang mengharapkan “derajat taqwa” di sisi Allah SWT. Namun meskipun banyak jalan menuju taqwa, kita tidak boleh menganggapnya gampang untuk melewati jalan-jalan tersebut. Tidak semua orang tahu dan mengerti jalan menuju taqwa tersebut. Meskipun kita tahu banyak tersebut, belum tentu kita sanggup mengambil dan melaluinya hingga kuat dan berhasil sampai pada derajat taqwa tadi.


    Untuk meraih derajat tersebut kita harus mempunyai akidah yg benar sesuai yang diajarkan Allah dan rasul-Nya pada kita, yaitu akidah yang bersumber dari wahyu ilahi dan lisan rasul-Nya yang berasaskan kalimat tauhid “La Ilaaha Illallah” , yakni percaya akan ke-esa-an Allah yang bersih dari polyteisme (syirik).


    Dari akidah tersebut tertanamlah dalam hati pancaran cahaya yang mampu mengendalikan dan menunjukkan langkah kaki dan gerak-gerik kita menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Semakin besar pancaran cahaya tersebut semakin jelas pula jalan kebenaran yg tampak oleh mata. Hingga tiada kegelapan dalam kehidupan kita karena setiap sudut kehidupan dan setiap lorong zig-zag misteri kehidupan dipenuhi dengan cahaya. Cahaya yang akan semakin terang dengan amal kebajikan dan akan menjadi redup dengan amal keburukan. Cayaha itu adalah ke-iman-an yang tertambat dalam hati.


    Keimanan tersebut akan mengantarkan si empunya pada suatu keyakinan (akidah) yang tercover dalam dua kalimat syahadat “La Ilaaha Illallah Muhammadur rasulullah”, yakni meyakini akan perinsip-perinsip wahyu dan nubuwwah dari sisi kemungkinan dan realitasnya. Kemudian keimanan tadi dikembangkan pada kitab-kitab samawi yang masih asli seperti awal turunnya dan menolak kitab-kitab yang telah mengalami perubahan. Kemudian dikembangkan lagi pada keberadaan para malaikat dan tugas-tugasnya, yakni meyakini sifat-sifat dan keutaman mereka yang termaktub dalam alQur’an dan hadis shahih hingga ahirnya dikembangkan pada adanya hari ahir dan pertanggungjawaban amal, pahala dan siksa, surga dan neraka, serta pada qadha’ dan qadar Allah SWT, baik yang berdampak posotif maupun negative.
    Allah SWT berfirman: “RAsul telah beriman terhadap apa yang diturunkan Allah kepadanya, demikian juga orang-orang mukmin. Semua beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para RasulNya. Mereka tidak membedakan antara satu dengan lainnya dari Rasul-Rasul itu." (QS. 2: 285).


    Setelah iman tercapai, kita tidak langsung mendapatkan derajat taqwa begitu saja tanpa ada usaha lainnya. Kita harus berusaha menanamkan cinta kita yang sebenarnya untuk Allah SWt dan Rasul-Nya, cinta sejati yg siap menaruhkan nyawa demi memenuhi segala perintahNya dan menjahui semua laranganNya. Dengan cinta tersebut kita akan merasakan kebahagiaan yg sebenarnya saat kita menjalani perintahNya bahkan kita enggan untuk meninggalkan apa yg telah diperintahkan pada kita, karena dengan menjalani perintahNya itulah kita merasa selalu bersama denganNya. Sebagaimana seorang yg telah jatuh cinta. Ia tidak akan mungkin mau untk jauh dan lepas dari sisi sang kekasih. Bisakah kita seperti itu kepada Allah SWT tuhan kita satu-satunya????


    Allah berfirman : “Katakanlah! Jika kamu (mengaku) cinta pada Allah, ikiutilah jejakku, niscaya Allah akan cinta pada kamu dan dosa-dosa kamu akan diampuni olehNya. Dan Allah maha Pengampun lagi maha Pengasih ".(QS. Aly Imran: 31)


    Dengan demikian insyaallah derajat taqwa akan mudah dicapai. Jika derajat taqwa telah tercapai, tiada kesulitan yang menghinggap pad kehidupan kita. Tiada resah dan gelisah. Tiada susah dan sedih. Tiada krisis moneter. Tiada arang melintang yang susah ditembus. Pun rejeki akan mengalir deras selalu. Setiap problematika akan mudah dicarikan jalan keluarnya. Semua itu merupakan janji Allah pada orang-orang yg bertaqwa. Sebagaiamana firman Allah: “Dan Barang siapa yang bertaqwa, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar baginya (untuk setiap masalah yg dihadapi) dan Allah akan memberinya rizki tanpa diduga (datangya)”.


    Bukan hanya itu, Allah juga menjajikan surga pada orang-orang yang bertaqwa. Sebagaimana firmanNya: “Sesungguhnya orang-orang yg bertaqwa itu akan berada dalam surga dan sumber-sumber (kenikmatan)”. Namun perlu diingat bahwa “Taqwa tanpa cinta pada Allah SWT adalah hampa. Cinta pada Allah tanpa cinta pada Rasul-Nya adalah sia-sia. Cinta pada Allah dan cinta pada Rasul-Nya tanpa iman adalah dusta. Iman tanpa aqidah adalah malapetaka”.


    Orang yang bertaqwa akan selalu tawadhu’ dan sopan dalam bersikap dan berbuat. Sebagaimana kata penyair : “Sesungguhnya tawadhu’ termasuk sifat-sifat orang yang bertaqwa. Dengan tawadhu’ ia akan bisa sampai pada derajat yang tinggi dalam taqwa”. Rasulullah berpesan pada umat : “Betaqwalah kamu di mana saja kamu berada! Dan ikutilah setia kejelan dengan kebaikan yang bisa menghapus dosanya. Dan pergaulilah orang-orang dengan baik”.

0 comments:

Leave a Reply

Monggo dikomentari ...