• Merayakan Maulid Nabi SAW (1)


    11/03/2008


    Memang Rasulullah SAW tidak pernah melakukan seremoni peringatan hari lahirnya. Kita belum pernah menjumpai suatu hadits/nash yang menerangkan bahwa pada setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal (sebagian ahli sejarah mengatakan 9 Rabiul Awwal), Rasulullah SAW mengadakan upacara peringatan hari kelahirannya. Bahkan ketika beliau sudah wafat, kita belum pernah mendapati para shahabat r.a. melakukannya. Tidak juga para tabi`in dan tabi`it tabi`in.

    Menurut Imam As-Suyuthi, tercatat sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah saw ini dengan perayaan yang meriah luar biasa adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l. 549 H. - w.630 H.). Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid ini. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah SAW.

    Di antara karya yang paling terkenal adalah karya Syeikh Al-Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi SAW dalam bentuk natsar (prosa) dan nazham (puisi). Saking populernya, sehingga karya seni Barzanji ini hingga hari ini masih sering kita dengar dibacakan dalam seremoni peringatan maulid Nabi SAW.

    Maka sejak itu ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi SAW di banyak negeri Islam. Inti acaranya sebenarnya lebih kepada pembacaan sajak dan syi`ir peristiwa kelahiran Rasulullah SAW untuk menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam dalam menghadapi gempuran musuh. Lalu bentuk acaranya semakin berkembang dan bervariasi.

    Di Indonesia, terutama di pesantren, para kyai dulunya hanya membacakan syi’ir dan sajak-sajak itu, tanpa diisi dengan ceramah. Namun kemudian ada muncul ide untuk memanfaatkan momentum tradisi maulid Nabi SAW yang sudah melekat di masyarakat ini sebagai media dakwah dan pengajaran Islam. Akhirnya ceramah maulid menjadi salah satu inti acara yang harus ada, demikian juga atraksi murid pesantren. Bahkan sebagian organisasi Islam telah mencoba memanfaatkan momentum itu tidak sebatas seremoni dan haflah belaka, tetapi juga untuk melakukan amal-amal kebajikan seperti bakti sosial, santunan kepada fakir miskin, pameran produk Islam, pentas seni dan kegiatan lain yang lebih menyentuh persoalan masyarakat.

    Kembali kepada hukum merayakan maulid Nabi SAW, apakah termasuk bid`ah atau bukan?

    Memang secara umum para ulama salaf menganggap perbuatan ini termasuk bid`ah. Karena tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah saw dan tidak pernah dicontohkan oleh para shahabat seperti perayaan tetapi termasuk bid’ah hasanah (sesuatu yang baik), Seperti Rasulullah SAW merayakan kelahiran dan penerimaan wahyunya dengan cara berpuasa setiap hari kelahirannya, yaitu setia hari Senin Nabi SAW berpuasa untuk mensyukuri kelahiran dan awal penerimaan wahyunya.

    عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ” : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ . رواه مسلم


    Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.” (H.R. Muslim)

    Kita dianjurkan untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah SWT kepada kita. Termasuk kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat kepada alam semesta. Allah SWT berfirman:

    قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ


    Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.’ ” (QS.Yunus:58).

    Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Hadits itu menerangkan bahwa pada setiap hari senin, Abu Lahab diringankan siksanya di Neraka dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal itu dikarenakan bahwa saat Rasulullah saw lahir, dia sangat gembira menyambut kelahirannya sampai-sampai dia merasa perlu membebaskan (memerdekakan) budaknya yang bernama Tsuwaibatuh Al-Aslamiyah.

    Jika Abu Lahab yang non-muslim dan Al-Qur’an jelas mencelanya, diringankan siksanya lantaran ungkapan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW, maka bagaimana dengan orang yang beragama Islam yang gembira dengan kelahiran Rasulullah SAW?


    HM Cholil Nafis MA


    Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) PBNU


    Komentar:


    al fajri menulis:

    Peringatan Maulid Nabi sudah menjadi tradisi ummat Islam di Indonesia (hampir seluruh Ormas Islam Indonesia mengakuinya). Jika masih ada yang menganggap sebagai bid'ah dholalah, mungkin hanya segelintir umat Islam saja terutama yang masih dangkal pemahamannya. Dalam peringatan Maulid ini biasanya dibarengi dengan Pengajian Akbar dan pembacaan shalawat. Lalu jika dianggap perbuatan bid'ah dimana letaknya ya...


    aza menulis:

    MAulid Nabi Muhammad SAAW bisa dikategorikan sebagus-bagus Syiar Islam,
    " Maulid adalah termasyuk min Syaa-irillah" seperti halnya tahlil, asyuro dll."


    Abu Ahmad menulis:

    Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini yang lebih mementingkan ulang tahun anak kami, istri kami, hari pernikahan kami, daripada merayakan maulid nabi.


    mudhofar menulis:

    semoga dengan maulid nabi, Sholat jama'ah rajin, tilawah qura'an tiap hari, tahujjud(qiyamul lail) jalan, dzikir juga jalan, ngaji semakin rajin...... maksiat berhenti. amin


    sifhani menulis:

    terimakasih buat abu_ray atas komentarnya. semakin anda berkomentar semakin tumbuh kencintaan saya pada nabi juga maulidnya.

    buat bak murni saya gak percaya kalo ada yang rayaiin maulid di kampung apalagi kampungnya mbak.. sampe habis 20 juta lebih. yah paling banter konsumsinya tiap dusnya telor ayam sebelah....maaf yach


    hamid menulis:

    Buat : Budi

    Sebegitu bencinya kamu sama tahlil dan yasiin,sebegitu bencinya tentu kamu sama yang namanya NU,hingga kau katakan orang Nu berbid'ah ria,ya Alloh berilah ketulusan hati dalam menjalankan mencari ridhoMu ya Alloh,semoga hati kita diberi nurani yang benar tulus dalam hidup beragama,bukan terus menyalahkan orang ,kenapa ada emosi kenapa ada benci,itukah yang disebut sebagai muslim,mari bersujud pada Alloh,pasahrahkan diri dengan tulus dan ikhlas biar kita tidak ada kesombongan, Alloh maha tahu,sudahkah kamu tanggung jawab dengan apa yang kamu bilang diakhirat nanti,semoga kamu sadar ucapan,kata kata semua datangnya dari Alloh,dan ada pertangung jawabanya diakhirat,saya catet ini sampai kapanpun dalam hati saya,berbid'ah ria kata yang keluar dari mulut bernama budi yang akan dipertanggungjawabkan diakhirat,semoga kamu mengerti maksud dari tulisan saya,bicara pun masih penuh emosi ,menyalahkan orang lain,bila muslim sejati tentu ada aturan dalam berucap....


    kang mus menulis:

    buat mas budi, kelihatanya sampeyan bangga dengan org yang anda ikuti,nanti kalo di ladenin takut ....kayak ali macrus dan hamidi, bok ya jangan sombong, kata imam ghazali, orang tidak tau tapi dirinya tau kalo dirinya tidak tau itu lebih baik dari pada orang tidak tau tapi dia tidak tau kalo dirinya tidak tau.sampai anda berkalang tanah anda tidak akan bisa menghapus Maulid dari kalender orang islam di dunia.


    al fajri menulis:

    untuk budi...
    Semoga engkau segera menyadari dan bertobat atas segala pendapatmu di atas. Saya yakin dan seyakin2nya jika anda ini salah satu orang yang selama ini selalu menjelek2an NU. Dan saya yakin juga, sampe kiamat pun dikau sulit untuk diajak diskusi masalah ini. Hati anda telah tertutup dengan pemahaman dan doktrinasi yang sudah mendarah daging.


    KUTU_KUNCEN menulis:

    assalamu'alaikum..
    Semoga Allah meluaskan ilmu kepada kalian yang belum memahami arti maulid nabi Muhammad SAW.

    Di Jakarta kami biasa mengadakan maulid setiap hari baik dalam peringatan dengan skala besar ataupun kecil, sungguh semua ini adalah "WUJUD" kecintaan kami kepada nabiullah SAW. (sebagaimana kami mewujudkan kecintaan kami kepada Allah melalui Shalat).

    Allhamdulillah dana sebesar 20 juta itu digunakan dijalan allah. Namun coba kita bandingkan berapa milyar uang yang digunakan untuk kemaksiatan di tempat-tempat hiburan malam yang tersebar di Jakarta. Sungguh seharusnya kita semua malu kepada Allah.

    Nabi Muhammad-lah yang mengenalkan kita akan kelembutan dan kebesaran ALLAH SWT. Sungguh indah ajaran yang beliau sampaikan, namun dengan apa kita membayar semua itu.
    Pengetahuan yang kalian dapat dari guru-guru yang mengajar dari SD, SMP, SMU sampai perguruan tinggi kalian bayar dengan biaya yang besar. Apakah guru-guru kalian lebih mulia dari nabi Muhammad SAW.


    husni menulis:

    buat mas budi....ingat diatas langit masih ada langit, jangan takabur, manusia diberikan ilmu oleh Allah hanya sedikit, kesombongan hanyalah pakaiannya Allah, perbedaan pendapat itu hal biasa, klo memang anda tidak sependapat tentang yang namanya yassinan,tahlilan dan sebagainya, yaa monggo,klo kita lihat kebelakang bagaimana perbedaan pendapat antara imam syafi'i dan maliki.walupun berbeda pendapat mereka tidak saling tuding dan merasa dirinya paling benar, bahkan mereka sangat saliang menghargai perbedaan itu.jangan sombong ya mas!......


    hadi menulis:

    di antara banyak orang justru berhura-hura di hari libur ini, ternyata justru sangat banyak sekali umat muslim di seluruh penjuru Indonesia ini yg merayakan maulid nabi, mengenang jasa-jasa kanjeng nabi....subhanallah....
    mengapa orang2 yg sok membid`ahkan maulid gak menasehati orang2 yg justru di hari maulid ini pada berhura-hura?????????


    maulid semakin hari justru semakin semarak di seluruh penjuru tanah air....subhanallah....
    ya Nabi junjungan kami, berilah kami syafaatmu di yaumil qiyamah kelak....amiiiin


    imamuddin menulis:

    Kalau metodologinya masih doktrin ansich(saja) dan tidak komprehensif..sulit rasanya untuk dapat menerima perbedaan pendapat dan mereka selalu tebang pilih dlm memutuskan masalah... kalau mau jujur bacalah komentar para ulama besar seperti ibnu hajar tentang sunnah (baik) merayakan maulid nabi demikian juga ibnu taimiyah dedengkot ulama salaf pun menganggap sunnah merayakan maulid (majmu fatawa)...dan perlu diketahui bahwa sunnah itu tidak harus selalu yang dikerjakan nabi.. yaitu diamnya nabi (taqrir) thd perbuatan para shahabat spt membaca surat al ikhlas setiap rakaat sholat wjb...nabi tidak pernah itu bid'ah ..dan membenarkannya... jadi tidak selalu yang inovasi itu dihukumi bid'ah... contoh lain.. hukum tajwid spt izhar,ikhfa' yg dibuat oleh ulama qiraat itupun tidak pernah nabi lakukan dengan istilah tersebut..apa itu bid'ah dan masuk neraka? marilah kita perluas wawasan kita jangan hanya satu guru saja... sebab tidak ada jaminan kalo guru kita itu pasti masuk surga....


    taufiq menulis:

    peringatan maulid adalah cermin untuk kita semua sebagai salah satu sarana bentuk perbaikan diri kita..toh itu baik dan bermanfaat dan tidak menimbulkan kedzoliman ummat


    rizal menulis:

    sseorg dtanya mngapa dia hrs brdizkir dg biji2 tasbih, pdhl Baginda Saw tdk mlakukn hal tsb. Singkat saja jawab orang yg ditanya, "Aku tdk akan meninggalkan sesuatu yg telah membantuku untuk mengingat Allah."


    Gusmat menulis:

    Aku heran kenapa orang orang seperti Gusnur,Abuy,Paknethole dll lebih percaya pada buku yg di tulis orang orang bule ketimbang Dawuhnya para Ulama. Memang sih mungkin ada oknum oknum yg di sebut sebut sebagai kiyahi kemudian jalannya "kurang lurus" tapi kan nggak semuanya begitu.Masih banyak Para Ulama yg Sholeh,Zuhud dan berbudi luhur.

0 comments:

Leave a Reply

Monggo dikomentari ...