• Merayakan Maulid Nabi SAW (2)


    18/03/2008


    Jika sebagian umat Islam ada yang berpendapat bahwa merayakan Maulid Nabi SAW adalah bid’ah yang sesat karena alasan tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw sebagaimana dikatakan oleh beliau:


    إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. رواه أبو داود والترمذي

    Hindarilah amalan yang tidak ku contohkan (bid`ah), karena setiap bid`ah menyesatkan. (HR Abu Daud dan Tarmizi)


    Maka selain dalil dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi tersebut, juga secara semantik (lafzhi) kata ‘kullu’ dalam hadits tersebut tidak menunjukkan makna keseluruhan bid’ah (kulliyah) tetapi ‘kullu’ di sini bermakna sebagian dari keseluruhan bid’ah (kulli) saja. Jadi, tidak seluruh bid’ah adalah sesat karena ada juga bid’ah hasanah, sebagaimana komentar Imam Syafi’i:


    المُحْدَثَاتُ ضَرْباَنِ مَاأُحْدِثَ يُخَالِفُ كِتاَباً أَوْسُنَّةً أَوْأَثَرًا أَوْإِجْمَاعًا فَهَذِهِ بِدْعَةُ الضَّلاَلِ وَمَاأُحْدِثَ مِنَ الخَيْرِ لاَيُخَالِفُ شَيْئاً مِنْ ذَالِكَ فَهِيَ مُحْدَثَةٌ غَيْرَ مَذْمُوْمَةٍ

    Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) ada dua macam: Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, prilakuk sahabat, atau kesepakatan ulama maka termasuk bid’ah yang sesat; adapun sesuatu yang diada-adakan adalah sesuatu yang baik dan tidak menyalahi ketentuan (al Qur’an, Hadits, prilaku sahabat atau Ijma’) maka sesuatu itu tidak tercela (baik). (Fathul Bari, juz XVII: 10)


    Juga realitas di dunia Islam dapat menjadi pertimbangan untuk jawaban kepada mereka yang melarang maulid Nabi SAW. Ternyata fenomena tradisi maulid Nabi SAW itu tidak hanya ada di Indonesia, tapi merata di hampir semua belahan dunia Islam. Kalangan awam diantara mereka barangkali tidak tahu asal-usul kegiatan ini. Tetapi mereka yang sedikit mengerti hukum agama berargumen bahwa perkara ini tidak termasuk bid`ah yang sesat karena tidak terkait dengan ibadah mahdhah atau ritual peribadatan dalam syariat.

    Buktinya, bentuk isi acaranya bisa bervariasi tanpa ada aturan yang baku. Semangatnya justru pada momentum untuk menyatukan semangat dan gairah ke-islaman. Mereka yang melarang peringatan maulid Nabi SAW sulit membedakan antara ibadah dengan syi’ar Islam. Ibadah adalah sesuatu yang baku (given/tauqifi) yang datang dari Allah SWT, tetapi syi’ar adalah sesuatu yang ijtihadi, kreasi umat Islam dan situasional serta mubah.


    Perlu dipahami, sesuatu yang mubah tidak semuanya dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Imam as-Suyuthi mengatakan dalam menananggapi hukum perayaan maulid Nabi SAW:


    وَالجَوَابُ عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ المَوْلِدِ الَّذِيْ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَأَةُ مَاتَيَسَّّرَ مِنَ القُرْآنِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَأِ أَمْرِالنَّبِيّ صَلَّّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّّمَ مَاوَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الاَياَتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَهُ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَالِكَ مِنَ البِدَعِ الحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيْ صََلََّى اللهُُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِالفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ


    Menurut saya asal perayaan maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu tergolong bid’ah hasanah(sesuatu yang baik). Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhamad saw yang mulia. (Al- Hawi Lil-Fatawa, juz I, h. 251-252)


    Pendapat Ibnu Hajar al-Haithami: “Bid’ah yang baik itu sunnah dilakukan, begitu juga memperingati hari maulid Rasulullah SAW.”


    Pendapat Abu Shamah (guru Imam Nawawi): ”Termasuk hal baru yang baik dilakukan pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari kelahiran Rasulullah saw. dengan memberikan sedekah dan kebaikan, menunjukkan rasa gembira dan bahagia, sesungguhnya itu semua berikut menyantuni fakir miskin adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah SAW dan penghormatan kepada beliau, begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya Rasulullah SAW kepada seluruh alam semesta”.


    Untuk menjaga agar perayaan maulid Nabi SAW tidak melenceng dari aturan agama yang benar, sebaiknya perlu diikuti etika-etika berikut:


    1. Mengisi dengan bacaan-bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW.

    2. Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

    3. Membaca sejarah Rasulullah SAW dan menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan beliau.

    4. Memberi sedekah kepada yang membutuhkan atau fakir miskin.

    5. Meningkatkan silaturrahim.

    6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah kita.

    7. Mengadakan pengajian atau majlis ta’lim yang berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuritauladani Rasulullah SAW.


    HM Cholil Nafis MA
    Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) PBNU


    Komentar:



    Gus Nur menulis:

    Ada pengalaman unik yang kadang menggugah saya untuk merenung tentang setiap perayaan Maulidan di kampung saya.

    Ketika di awal acara Maulidan, seperti biasa diadakan pembacaan ayat suci al Qur'an, pada waktu itu hadlirin hanya disibukkan oleh pembagian konsumsi dan sibuk mengatur tempat duduk hingga malah sebagian hadlirin tidak menyimak pembacaan kalam Allah tersebut.

    Sebaliknya, ketika dibacakan sholawatan dan pembacaan syair Barzanji, hadlirin mengikuti dengan bukan main khusu'-nya, malah ada sebagian yang menangis karena syahdunya dan merdunya pembacaan syair-syair ini.

    Tentu saja ini menjadi kenyataan yang menyedihkan, dan ketika saya ingatkan kepada panitia agar diatur acaranya supaya hadlirin bisa lebih menghargai kalam Allah, malah dijawab dengan hal-hal yang negatif.

    Semoga pengalaman seperti itu hanya terjadi di kampung saya saja.

    Terima kepada NU online untuk tidak "mencekal" komentar saya lagi.

    Ahmad Seadie menulis:

    Saya setuju dengan tulisan di atas. Saya yakin, semakin dibidahkan peringatan maulid akan semakin semarak dilaksanakan oleh umat Islam. Sebab, tidak ada sisi negatif dari acara tersebut. Bahkan, amat banyak sisi positifnya. Mengenai tuduhan "menghambur-hamburkan uang", biarkan saja, toch kita tidak minta sama mereka.

    musa menulis:

    memang hal demikian tidak perlu diperdebatkan, tapi perlu semua orang tahu, itupun kalau mau

    Fanani menulis:

    Sebenarnya, kalau ada teman yang berpendapat bahwa acara maulidan, tahlilan, yasinan dsb itu menyusahkan orang kecil karena mereka harus mengeluarkan uang, warga nahdliyyin harus bisa menjelaskan dan merespon hal tersebut sebaik mungkin. Karena jika tidak, pandangan tersebut akan semakin lama berkembang dan seiring dengan kehidupan yang materialis, pendapat tersebut memang benar secara logika. Jadi pendapat saya, uang yang dikeluarkan untuk shalawatan dsb memang diniatkan untuk shadaqoh bukan dibuang-buang. Apalagi kalo acara itu membawa manfaat bagi banyak orang, kan jadi amal jariyah. Manfaatnya wuihhhhhhhhhhhhh......ga ketulungan banyaknya. Maha Suci Allah Yang Maha Kaya....

    heprin menulis:

    Memang kalau kita mau jujur, Banyak kejadian dimana pada saat pembacaan Al-Quran banyak orang sibuk dan tidak memperhatikannya. itu sering kali terjadi baik acara Isro' Mi'roj, Maulid bahkan pernikahan. jadi tolong pada gus nur untuk tidak mendramatisir fokus pada acara maulid aja. hal ini terjadi karena kurangnya pengertian dari masyarakat Islam Indonesia khususnya saya pribadi bahwa mendengarkan orang yang membaca Al-qur'an dengan khusyu' itu mendapat pahala. semoga dengan forum ini saya dan semuanya bisa dan harus bisa bila pada suatu acara ada pembacaan Al-Qur'an kita mendengarkan dengan khusyu' amin

    muhammad menulis:

    saya hanya ingin mengomentari perihal hadits "kullu bid'atin dholalah". Yang pak kiyai sebut sebagai makna sebagian bid'ah saja. Tentu hal ini benar manakala bid'ah dilihat dari sisi bahasa (etimologi). Karena bid'ah dari sisi bahasa pun ada yang jelek. Seperti menciptakan alat bantu sex, misalkan.

    sama halnya dengan kata "haidh" seandainya dikatakan "setiap haidh itu kotor" maka ini masih menimbulkan pertanyaan, apakah ini makna secara bahasa atau syariat. Kalau dilihat secara bahasa maka tentu setiap haidh tidak kotor. Karena "haidh" makna bahasanya adalah "mengalir". Apakah setiap yang mengalir itu kotor, tidak bukan?

    Akan tetapi dilihat dari syariat maka haidh itu pasti kotor, karena maknanya adalah darah kotor dari wanita. Nashnya sangat jelas di dalam al-qur'an.

    Sekarang kembali ke bid'ah. Hadits "setiap bid'ah itu sesat" adalah ucapan Rasulullah saw berkaitan dengan syariat, buka bahasa. Jadi kata "kullu" dalam hadits tsb sangat kuat bermakna umum tanpa takhsis.

    hamid menulis:

    Buat : Mr Nur maaf buka gus nur

    Tak ada yang mencekal komentar kamu,tapi tolong kalau bicara dengan hati,walaupun cuma didunia maya,tapi Alloh maha tahu apa yang ada dalam hatimu,coba berkomentar yang lebih arif,lebih bijak dan berikan solusinya,lihatlah orang-orang Nu secara keseluruhan bukan yang kamu lihat (maaf) orang-orang Nu yang masih awam,kalau sudah benci sama Nu apapun yang dilakukan orang Nu dimatamu kelihatanya salah,tidak melihat dirimu sendiri yang pasti banyak kekurangan,tidak apa-apa kamu benci Nu,bahkan sepertinya kamu tahu hati orang-orang Nu,sampai sebegitu memperhatikan tingkah laku waktu orang orang Nu mendengarkan bacaan Al Qur'an dan barjanji,kamu tahu orang Nu lebih khusu mendengarkan
    barjanji daripada Qur'an,nur..nur...
    bercerminlah,kamu sudah banyak berburuk sangka pada orang-orang Nu,

    BUSONO menulis:

    Hanya renungan buat yg ngaku gus Nur..
    Saya py guru seorang yg sgt alim dan tawaddu, pernah sy ty pd beliau ttg cara ibadah tetangga yg mnrt saya agak tepat..beliau hy menjawab kita tdk tahu ibadah siapa yg di terima oleh Allah sibukkanlah dirimu sendiri mengoreksi diri sendiri. dia mencontohkan org dulu cara ibadahnya biasa2 aja tp do'anya makbul.beda org skrg pinter2 tp hy teory saja. Beliau menambahkan hari2 saya di liputi rasa takut kepada Allah saya tdk berani menggurui org lain.
    saya malu tak terhingga mendengar jawaban itu. andai semua org pintar sprt beliau...tak bakalan ada perdebatan..yg tak penting.
    Wassala

    Jimmy menulis:

    Yang saya tau pembagian konsumsi itu setelah selesai Do'a bukan pada saat membaca kitab suci. kelihatan kalau kamu mencari-cari kelemahan dan kekurangan acara orang NU.
    semakin lama kok kelihatan Nur itu orang yang nggak ngerti silaturahim/perkumpulan kok tambah O'on..Dungu... n Geblek....sih kamu Nur...
    kamu kan sering upload situs ini......mestinya tambah pinter la..kok...
    kurang gizi kamu ya...

    ibnu menulis:

    Kita org islam mesti hati2 dlm bicara, komentar. ttp usahakan dg damai (salam). Untuk acara maulid Nabi, lihat asal-usulnya, tujuannya apa? baca sejarahnya, bukan cuman dalil2nya. kita, dg maulid Nabi spt diingatkan ghirah (semangat) berjuang kita yg saat ini sudah kritis. lihat kita kalah oleh org non islam, ekonomi, militer, teknologi, dll. Nah saatnya kita bangkit, spt yg dicontohkan oleh Shalahudin Al Ayubi dlm menyemangati pasukannya, hingga menang dlm perang melawan kaum kafir. ingat itu !!! terutama yg byk bicara dalil2, cuman blm ngerti betul artinya. lha wong ayat Qur'an ada asbabun Nuzul, hadits ada asbabul wurudnya......

    imam menulis:

    Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah keharibaan baginda Rasulullah, Muhammad SAW, atas para keluarganya, para sahabatnya, pengikutnya hingga hari akhir nanti.
    “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” QS Al-Ahzab:56
    Rasulullah SAW “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
    Saudaraku semoga kita menghadiri majlis peringatan maulid karena cinta kepada Allah SWT&Rasulullah SAW. Meneladani akhlak Rasul yg mulia minimal bagi keluarga & lingkungan.
    Hari ini saya menghadiri peringatan maulid Nabi dan berbeda dari apa yg diceritakan Sdr Nur. Namun jika benar yg disampaikan Sdr Nur marilah kita dan saya ajak sdr Nur meluruskan saudara kita yg mungkin belum mengerti itu
    Mari jaga ukhuwah krn tidak ada yg senang melihat muslimin bertengkar selain syaitan yg terkutuk. Jaga situs mulia ini dg bahasa sikap santun, akhlak yg mulia

    muhammad menulis:

    Buat al akh Busono,
    benar apa yang antum sebutkan tentang pentingnya sifat tawadhu' dalam ilmu, dan agar lebih memperhatikan amalan yang telah kita perbuat.

    Ada pula hal yang tidak boleh kita luput darinya yaitu saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran (Al Ashr). Bahkan Imam Syafi'i sampai mengatakan bahwa surat Al Ashr ini cukup sebagai hujjah bagi mahluk (manusia), sekiranya Allah tidak menurunkan surat lainnya.

    Syarat diterimanya amal itu ada dua, pertama ikhlas karena Allah semata dan muttaba'ah yakni mengikuti contoh Rasulullah saw. Dan kita menasihatinya tidak dgn membedah hati seseorang, karena ini perkara dia dengan Allah, akan tetapi cukup menilai dzahir amalan seorang tsb. Sebagaimana kaidah fiqh berbunyi: Kita menyimpulkan hukum berdasarkan apa yang dzahir (kelihatan) sedangkan apa yang di balik itu menjadi urusan Allah.

    Jadi kita wajib mengingatkan jika saudara kita yang melakukan suatu amalan yang hanya didasarkan pada perasaan dan orang banyak saja.

    Hasan menulis:

    Buat Mas Nur dan MUhammad,
    Dari pada saya ikut pendapat kalian, saya jauh lebih yakin ikut pendapat pendapat Imam Assuyuti seperti diatas. Ngapain saya mesti ikut orang yang ilmunya masih "cetek"

    al fajri menulis:
    Komentar yang disampaikan saudara mohammad terhadap yang disampaikan mas Busono tidak nyambung alias LETOY. Wong yang disampaikan itu mengenai sifat Tawaddu kok dikomentari syarat diterimanya amal. Sungguh sanggahan yang (skali lagi) gak nyambung.

    hadi menulis:

    buat akh muhammad, benar kita sesama muslim emang harus selalu saling mengingatkan dlm kebajukan...tapi tentu kita sbg manusia, bisa merasakan apakah saudara kita itu niatnya menasehati dlm kebaikan atau hanya sekedar mencari-cari kesalahan orang lain, nah tentu yg ini yg patut disesalkan...klo hanya mencari-cari kekurangan orang lain, maka dia itu gak akan pernah melihat kebaikan yg dilakukan orang lain tsb...coz sikap sperti itu emang didasari rasa benci dari awal...hal itu tampak sekali dlm komentar Agus Nur di banyak tulisan situs ini..bisa anda cek....

    klo emang seperti saudara Agus Nur itu niatnya menasehati, tentu dalam kasus H. Mahrus dia seharusnya tdk sok membela2 Mahrus dgn mencari2 sebuah alasan pembelaan...klo dia emang konsisten dg pengertian "BID`AH"nya yg ditujukan ke amalan nahdliyin tentu cara dakwah H. Mahrus yg spti itu jg bid`ah coz gk ada teladan nabi, sahabat, atau ulama salaf ttg cara dakwah spt itu.....ee akh Agus Nur malah sok membela gt....astagfirullah.

    Sutar menulis:

    Saya pernah baca dari buku takziyatun Nafs,bahwa salah satu jalan pintu masuk setan ke dalam hati adalah "Fanatik berlebihan terhadap alirannya,merasa alirannya paling benar sendiri dan menyalahkan aliran orang lain".Jadi bagi yang merasa benar sendiri hati-hatilah karena jangan-jangan hati anda telah dimasuki setan.Perbanyaklah Istighfar,jangan menyalahkan aliran orang lain,berdiskusi boleh saja,tapi kalau sudah menyalahkan ,Waspadalah......

    rangga menulis:

    model mr nur &muhammad weleh2 namanya sih cahaya dan terpuji tapi akhlaknya masyaa ALlaaaaaaaaaaah kelakuannya kayak rombongan kalam wadi cs itu lo barisan sakit hati orang Hindu&budha jaman wali9 kerjaannya mencaci wali9

    rangga menulis:

    buat mas nur&muhammad weleh2 namanya kern cing cahaya 7terpuji kelakuannya kayak rombongan kalam wadi itu tu yg di dharmo gandul benci sama wali 9 jangan2............ generasi penerus paling nggk sama kepentingannya memusuhi wali 9

    Abu_rey menulis:

    Ana punya metode sederhana utk menilai SYAR'I untuk beberapa amalan ibadah.
    Lupakan sementara, apa itu Muhammadyah, lupakan NU, Salafy,HTI,dll.
    Kita sepakat jika amalan tsb di benar-kan oleh semua ( MUH, NU, Salafy,dll),maka LAKUKAN. Sebaliknya jika amalan tsb khilaf atau di anggap khilaf oleh semua, maka TINGGAL-kan.

    1. Bacaan sholawat
    "Allâhumma shalli 'alâ Muhammad wa 'alâ 'âli Muhammad, kamâ shallaita 'alâ Ibrâhîm wa 'alâ 'âli Ibrâhîm, Innaka hamîdun majîd. Allâhumma bârik 'alâ Muhammad wa 'alâ âli Muhammad kamâ bârakta 'alâ Ibrâhîm wa 'alâ âli Ibrâhîm. Innaka hamîdun majîd".

    Saya yakin semua sepakat dg itu, maka jika ada sholawat model lain yg bacaan jauh dr itu tinggal-kan.

    2. Doa utk orang meninggal
    Sepakat NU,MUH,Salafy,dll doa setelah sholat akan sampai.
    Jadi tinggal-kan Model tahlilan yg msh di perselisihkan.

    Mohon maaf, jika ada yg tdk berkenan.

    HAMID menulis:

    Buat Rekan rekan semua

    Jangan terpancing dengan apa yang dikatakan oleh si Abu,jangan menyibukan diri kita dengan mencari cari kelemahan orang lain,ingat Alloh maha tahu dan maha melihat,ikhlas dalam segala urusan ibadah lebih penting,banyak istighfar,banyak bertobat lebih baik,dari pada kita terpancing emosi dengan orang-orang yang benar-benar benci apa yang dilakukan oleh kita,sudah sangat keterlaluan,mereka sudah tidak pernah menganggap siapa itu para wali dan para ulama,buat apa dikomentari,berikan doa pada mereka semoga mereka benar-benar menjadi seorang ahli ibadah,menjadi orang ikhlas dalam setiap langkah hidupnya,tidak berprasangka sebelum tahu yang sebenarnya,semoga.. aminn.

    Regol menulis:

    Saudara2ku

    Saya Ingin bertanya, sekaligus juga kepada penulis, Alhamdulillah keterangan2nya sangat banyak tapi mengapa kalo amalan Maulid ini sangat baik para shahabat Rasul terutama yang empat tidak pernah melaksanakannya...?

    Rasul mengatakan kalo kita melakukan perbuatan yang biasa dilakukan oleh suatu kaum maka kita dapat digolongkan dengan kaum tsb.
    nah... Maulid itu kan ulang tahun... sama dong dengan NATAL....
    kalo saudara2 berkenan menjawab .. tolong jangan dengan emosi...
    Jazakallah..

    muhammad menulis:

    @mas Hasan

    Sudahkah antum baca bagian pertama artikel ini bahwa di masa Rasulullah saw, sahabat, tabiin maulid tidak pernah ada. Bahkan di era Imam Madzhab empat pun tak satupun mereka melakukannya. Mengapa antum tidak mengikuti Imamnya Imam As-Suyuti itu sendiri yaitu Imam Syafii? Tidak akan pernah beres urusan agama ini kalau selalu mendahulukan pendapat manusia.

    Kita tidak boleh mendahulukan pendapat siapapun daripada perkataan Allah dan Rasul-Nya.

    Perhatikan perkataan Ibnu Abbas:

    "Hampir-hampir batu-batu berjatuhan dari langit menimpa kalian, aku katakan bersabda Rasulullah, kalian katakan berkata Abu Bakar dan Umar"

    Rasulullah bersabda untuk menjauhkan kita dari perkara-perkara baru dalam agama, tapi antum katakan lebih baik mengikuti Imam As-Suyuti.

    KANG MUS menulis:

    ubtuk abu ray..naldoo. itu tandanya sampeyan cuman mau baca sholawat kalao pas sholat doang. wong males kok ajak ajak. la wong kl nyanjung istri saja kata kata yang indah di keluarkan, masak nyanjung junjungan kita kok gak boleh, ono ono wae kang ronaldo iki

    Abu_rey menulis:

    Fitnah besar jika orang yg berManhaj Salaf selalu mengolok-2 wali 9. Memang ada beberapa hal yg tdk sesuai. Wali 9 (Semoga Allah merahmati beliau-2) memang berjasa utk dakwah Islam Indonesia dg Ijin ALLOH tentunya.

    Benar, Tidak boleh Seseorang merasa benar sendiri.
    Bahwa kebenaran dari ALLAH Subhanahu wa Ta'ala yang berupa risalah tidak diberikan kepada semua makhlukNYA,
    dan tidak juga kepada setiap manusia tetapi ALLAH Subhanahu wa Ta'ala menunjuk beberapa utusan
    dan utusan yang diutus oleh ALLAH Subhanahu wa Ta'ala kepada kita adalah Rosulullah Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasallam.
    dan hanya perkataan dan perilaku beliaulah yang harus kita jadikan sebagai rujukan dalam mengukur sesuatu itu benar atau salah.

    Bagi rekan-2 yg ingin belajar agama dg Manhaj salaf, bisa seach alamat taklim ke google.co.id sesuai alamat daerahnya.

    Contoh : Alamat kajian salaf Jakarta

    Siapa tahu, yg anda tdk suka ternyata kebenaran

    Abu Ahmad menulis:

    Ya Allah, ampunilah Abu_rey, mas nur, dan teman-teman sepahamnya....

    @Hamid
    Aamiinn..

    al fajri menulis:

    Buat rekan2 semua..
    Tolong waspadai setiap komentar dari orang2 yang (sekali lagi) hanya sekedar berbeda. Kemudian ujung2nya, iklan mengenai ajarannya seperti mr. abu di atas. Semoga NU semakin besar di tengah serbuan ajaran wahabi seperti orang2 macam mr. abu dan konco2nya. Allahumma amien.

    Kang Bejo menulis:

    Dalam syair Barzanji ada teori filsafat kejadian alam versi sufi, dikenal dengan Teori Haqiqat Muhammadiyah. Teori ini sangat menarik untuk direnungkan secara mendalam karena inilah konsep sufi tentang proses kejadian alam yang mirip dengan teori Big Beng saintis Barat.
    Bahwa asal mula kejadian ini adalah dari Nur Muhammadi (cahaya yang terpuji), memancar dari pusatnya yang maha gaib kemudian menjilma menjadi planet-planet dan segala yang hidup maupun yang mati, seperti air, udara, api, tanah, dll. Segala sesuatu selain Allah adalah berasal dari cahaya itu.
    Konsep ini penting untuk dipahami, bukan untuk dihayati dan sekedar dilagukan saja, karena penulis Barzanji sebenarnya mengirim pesan agar ummat Muhammad menjadi ummat yang gemar berfikir dan merenung secara mendalam tentang segala hal dalam rangka mengagungkan Tuhan.
    Jadi Barzanji sebaiknya bukan hanya dibacara pada bulan Maulid saja, tetapi mesti direnungkan setiap saat

    Ghanib_64 menulis:

    Yang jelas selama bulan maulid ini yg pake gelar habib yg sibuk ngitungin duit yg akan mengalir ke koceknya. wakakak.

    aries menulis:
    ass....wr.wb

    Setuju kang Fajri.....saatnya merapatkan barisan.....untuk saudaraku yang sepemahaman...ana kenalkan blog yang menyorot sejarah2 hitam(lembar hitam kaum wahabi) untuk memperkaya wawasan hingga tidak mudah di bodohi oleh kelompok yang mengaku paling salaf...
    bisa search ke google.com
    ex : Salafy indonesia(kelompok salafy yang ada selain tdk sesuai dg kelompok mayoritas muslim indonesia....)klik yang nii...yakin deh kita akan dapat banyak info tentang siapa sebenarnya kelompok mereka
    selamat berkunjung.....

    BRAVOO NU

    Wassalam

    Taufik menulis:

    Sebaiknya anda melihat islam secara menyeluruh/global. Islam rahmatan lil alamin. Kalau yang masalah khilafiyah harus kita tinggalkan, maka umat islam tidak akan beribadah sama sekali. hampir semua ibadah umat islam di dunia ini tidak ada yang sama. Biarlah umat islam beribadah sesuai mazhabnya masing-masing. Kita saling menghormati. Kedepankan ukhuwah islamiyah. Ibadah haji adalah salah satu cara kita belajar menghormati ibadah orang lain. Bagi yang ingin belajar menghormati dan tidak menyalahkan ibadah orang lain, maka BERHAJILAH.

    imamuddin menulis:

    Sdrku seiman dan seislam...Rasanya tidak akan pernah terselesaikan permasalah maulid ini..sdh banyak para ulama besar memperselisihnya ... mari kita melek diri atas kualitas umat islam .. keterbelakang,kebodohan dan ketidakberdayaan memimpin dunia..ini sebenarnya pr kita bersama.. mari kita berlapang dada dlm masalah yg diperselisihkan jangan memojokkan dan mencela... ambil contoh hubungan antara guru dan murid yaitu imam syafei ra dan imam ahmad ra...meskipun dlm beberapa hal mereka berbeda spt qunut subuh ..toh mereka tetap harmonis ... tidak mencela satu sama lain..itulah akhlak mulia..jangan sampai alih alih menghidupkan sunnah justru meruntuhkan sunnah yang lain..

    imamuddin menulis:

    Sdrku seiman dan seislam...Rasanya tidak akan pernah terselesaikan permasalah maulid ini..sdh banyak para ulama besar memperselisihnya ... mari kita melek diri atas kualitas umat islam .. keterbelakang,kebodohan dan ketidakberdayaan memimpin dunia..ini sebenarnya pr kita bersama.. mari kita berlapang dada dlm masalah yg diperselisihkan jangan memojokkan dan mencela... ambil contoh hubungan antara guru dan murid yaitu imam syafei ra dan imam ahmad ra...meskipun dlm beberapa hal mereka berbeda spt qunut subuh ..toh mereka tetap harmonis ... tidak mencela satu sama lain..itulah akhlak mulia..jangan sampai alih alih menghidupkan sunnah justru meruntuhkan sunnah yang lain..

    saiful menulis:

    Terimakasih buat Gus Nur yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri acara Maulidan hingga beliau sibuk memperhatikan perilaku jamaah lain dan mengabaikan lantunan ayat2 suci al Quran atau pun al Hadist..
    Terima kasih infonya buat kang rey bahwa ternyata orang2 muhammadiah maupun yg mengaku salafy juga mengakui kalo doa orang2 yg masih hidup akan sampai kpd ahli kubur. hal ini semakin meyakinkan saya kalo doa yg dibacakan waktu tahlilan juga akan sampai kepada ahli kubur..

    Ariyo menulis:

    Kita tahu semua berniat baik jangan saling menghujat niat baik yang berbeda sebaiknya diakiri dengbn belajar bersama coba kunjungi www.mta-online.com wlaupun mta byk yg memusuhi tetapi semoga bermanfaat untuk kemajuan bersama tapi ingat jangan terlalu fanatik

    kadex menulis:

    Assallaamu 'alaikum Wr. Wb.

    Memang dalam setiap komentar Gus Nur / Mr. Nur HARUS andil....harus itu.....

    Coba kalo nggak ada Dia....dengan adanya dia wah serukan....pikir dong....

    Subhanallah....semoga membawa manfaat dan menambah iman, ilmu dan wawasan kita Amiiin......

    Wassalaamu 'alaikum wr. wb.

    aa Im menulis:

    orang bijak berkata:
    semakin pintar seseorang maka ia akan semakin dewasa, semakin menghargai akan perbedaan.
    kalo semuanya mau sama... ya harus kelaut, coz disana pasti gk ada aliran2 gt... jadi kita pemenang deh

    Ghanib_64 menulis:

    Kalo kata ‘kullu’ dalam hadits tersebut tidak menunjukkan makna keseluruhan bid’ah (kulliyah) tetapi ‘kullu’ di sini bermakna sebagian dari keseluruhan bid’ah (kulli) saja. Jadi, kullu dalam dalam kalimat setiap orang yang berdosa tempatnya dineraka berarti tidak setiap dosa tempatnya di neraka begitu yach kira-kira.

    nitto menulis:

    Saudaraku semua, hati-hati dan waspada ya
    ternyata situs yg mulia ini selalu dikunjungi orang -orang yang anti terhadap kita. Mereka selalu mencari-cari hal yang ujung-ujungnya akan menjelekkan membid'ahkan dst. Tenang aja ga usah dipedulikan.Pokoknya jalan terus.Dari dulu mereka begitu terus . panas penuh curiga dst. Mereka gusar karena paham dan alirannya ga banyak pengikutnya.

    ibnu thohir albantani menulis:

    punten sedikit menanggapi,

    kenapa mslh2 spt ini selalu diforsir,
    alangkah baikny jika kita fokus pd kondisi umat,
    umat islam indonesia sangat membutuhkan pembinaan untuk bangkit,
    bukan dicekoki masalah2 yg menimbulkan perpecahan..

    bukankah islam adalah rahmat..

    mohon maaf sebelumnya jika ada kata-kata yg kurang berkenan..

    Gus Rul menulis:

    NU - Muhammadiyah Sama-sama Ahlu sunnah Wal jamaah, NU pasti Muhammadiyah Tapi Muhammadiyah belum tentu NU. Muhammadiyah dibubarkan, NU, Syi'ah, Ba Alawiyin, Thoriqoh berkembang, Sunnah dijalankan, amalan yang kontroversi hukumnya apakah khurofat, tahayul,bid'ah, bahkan syirik hukumnya, bisa dilakukan dengan klasifikasi bid'ah hasanah. Pondok pesantren rame, Fakultas Kedokteran dll, sepi. NU dibubarkan, Muhammadiyah berkembang, sunnah dijalankan, amalan kontroversi/subhat akan ditarjih sesuai hadis yang kuat/shahih dll, ditinggalkan bila diklasifikasikan Khurofat, tahayul, bid'ah bahkan syirik. Sekolah Muhammadiyah dan Fakultas/tehnologi dll rame. NU Muhammadiyah bersatu dari Tindakan kriminalitas umat/penindasan Penjajah/Kristenisasi, berkembangnya agam lain, Inilah titik nadhir bila NU-Muhammadiyah dibubarkan, sangat berbahaya.

    addin salim menulis:

    Semoga Allah Swt. mengampuni... Wahai saudaraku... ssesungguhnya peringatan Maulid tidak pernah diadakan oleh para sahabat setelah Rasulullah wafat... Sampai akhirnya acara maulid diadakan pertama kali oleh Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi untuk menggugah perasaan dan meningkatkan semangat jihad kaum muslimin untuk menghadapi tentara kafir salibis laknatullah dalam rangka memrebut dan mempertahankan tanah suci Yerusalem ( Palestina ). Setelah berhasil menyatukan kembali kekuatan dan persatuan kaum muslimin maka beliau (Shalahuddin) tidak pernah lagi mengadakan maulid nabi. Namun yang sangat disayangkan acara maulid yang diadakan selama bertahun-tahun oleh saudara kita yang lain hanya bersifat seremonial belaka. Dan harus diingat bahwa Rasulullah tidak pernah menganjurkan diadakannya maulid setelah Beliau wafat...
    Wallahu`alam bi showab

    faisol menulis:

    saudaraku GHANIB_64 yg sangat kritis,

    sampean DENGAN KONSISTEN mengartikan dan menafsirkan "kullu" = "setiap"...

    dalam memahami sesuatu, kita harus tahu banyak hal tentang sesuatu itu... baru bisa diambil kesimpulannya, tidak bisa disamaratakan (GEBYAH UYAH)...

    coba sampean artikan dan tafsirkan ayat ini : "wa ja'alnaa minal maa-i kulla syay-in chayyi" (QS al-Anbiyaa' [21:30])

    apakah menurut sampean tafsirannya adalah "SETIAP sesuatu yang hidup diciptakan dari air"?

    BAGAIMANA DENGAN MALAIKAT & JIN...? mohon pencerahannya...

    semoga Allah senantiasa menyatukan & melembutkan hati semu umat Islam, amin...

    ackie menulis:

    tuh liat ghanib lagi memperlihatkan "kepintarannya" ia berpendapat bahwa semua kata KULLU sama maknanya...makanya NIB belajar nahwu, balaghah dlllll

    Saepul menulis:

    Maha suci Allah yang telah memberikan jalan sehingga saya bisa menemukan NU online, sebagai sarana alternatif dalam mencari ilmu ditengan samudra maha kaya keilmuan Islam dan ditengah banyaknya penyimpangan dan pemangkasan ilmu-ilmu islam,
    Mari kita bersama -sama melakukan Compaign ditempat kita masing-masing agar rekan-rekan kita yang lain dapat membaca dan meng"klik" NU online, demi Syiar islam ,dari pada menghabiskan waktu melihat situs-situs tak bersenonoh .wassalam

    Rido menulis:

    maulid nabi jelas bedo karo natal, sing ngrayake yo ora tiru2 dek'e, riwayate wis ditulis konco sampeyan to.., kabeh iki podo mas, kowe ra nganggo kami nganggo. lan podo tiru2 para alim to,,, sampeyan moco kitab kami yo moco, bedane sithik mbek okeh,
    gurune mbatesi mbek ora mbatesi(inklusif)

0 comments:

Leave a Reply

Monggo dikomentari ...